"Rek ayo rek, mlaku-mlaku nang Tunjungan"
Sepatah kalimat lagu "Rek Ayo Rek" ciptaan Sundari Soekotjo terus bergema di kepala ketika saya memasuki kota Pahlawan. Rasa hati kian membuncah lantaran lama sudah saya tak berkunjung ke Ibu kota provinsi Jawa Timur itu. Kebetulan saya lagi ada urusan. Karena jaraknya yang cukup dekat, kenapa enggak mampir sekalian ke Best Western Papilio Surabaya?
Tantangannya cuma satu, cuaca. Perubahannya drastis sekali. Masuk Sidoarjo masih terik. Sampai di bundaran Cito (City of Tomorrow), gerimis turun mendayu-dayu. Alhasil motor saya pacu lebih kencang biar lekas tiba.
Mungkin ada yang bertanya, Best Western Papilio 'tuh di mana sih? Lokasinya strategis, di kompleks Tamansari Papilio jalan Jendral Ahmad Yani no 176 - 178, Gayungan, Surabaya. Dari sana, mau kemana-mana dekat. Entah itu ke pusat perbelanjaan, hiburan, rekreasi, maupun urusan bisnis. Beberapa destinasi populer adalah:
* Bandar Udara Internasional Juanda (15 menit via toll)
* Suroboyo Carnival Park (7 menit)
* Tunjungan Plaza (17 menit)
* Kebun Binatang Surabaya (8 menit)
* Taman Pelangi (3 menit)
* Masjid Agung Al -- Akbar (8 menit)
Best Western Papilio Surabaya tampak kejauhan / dap
Hotel ber-ikon kupu-kupu itu tidak berdiri sendiri, melainkan bersanding dengan gedung apartemen. Untuk saat ini, hanya ada dua tower itu disekelilingnya. Jadi amat mudah ditemukan.
Pintu kaca Best Western Papilio Surabaya / dap
Setiba di halaman depan (
drop off), kita akan menjumpai dua lapis pintu kaca. Tingginya sekitar 5 meter. Yang satu akses masuk gedung, satu lagi
lobbyhotel. Kaca kedua tidak dibiarkan polos, diberi sentuhan ukiran logo serta tulisan
Best Western. Ekslusif. Antara pintu kaca satu dan dua, terdapat sejumlah gerai. Seperti makanan cepat saji,
coffee shop, ATM, dan lain sebagainya.
Deretan sofa yang elegan. Udah pasti empuk banget duduk di sana / dap
Ruang
lobby-nya elegan, bersih dan harum. Deretan sofa empuk dan nyaman berformat
singlemaupun
double disediakan. Menunggu proses
check-in atau
check-out tidak akan terasa lama di sana. Apalagi sambil
browsing-browsing dengan akses internet WiFi gratis.
Piagam penghargaan sertifikasi / dap
Dua komputer
high end produksi Apple nongkrong manis di salah satu sudutnya. Keduanya telah tersambung internet berkecepatan tinggi. Tentu saja para tamu bebas menggunakannya.
Chef Rudy Hartono selaku Executive Chef Best Western Papilio Surabaya sedang bertugas MOD / dap
Tidak hanya itu. Yang bikin saya "angkat topi" adalah, di sana terdapat sebuah meja khusus
Duty Manager. Sehingga tamu bisa bertatap muka dan berinteraksi secara langsung dengan pihak manajemen. Baik itu menyampaikan kesan, saran ataupun kritik. Kebetulan yang bertugas saat itu adalah
Chef Rudy Hartono selaku
Executive Chef Best Western Papilio Surabaya.
Usai check-in, saya diberi sebuah kartu magnetic. Kartu itu digunakan untuk mengakses lift, pintu dan menyalakan listrik kamar. Harap diingat, karena sifatnya magnetic, sebaiknya jangan disimpan bebarengan dengan mobile phone. Karena dapat menghilangkan kemampuannya terbaca sensor. Jika mengalami kesulitan akses, bisa tukar kartu di front desk.
Dari jendela itu kita bisa menyaksikan lanskap kota Surabaya / dap
Saya bermalam di kamar no 08, lantai 27 (2708 versi pendeknya). Sewaktu keluar
lift, saya mendapati jendela kaca yang memanjang ke atas. Dari balik jendela tersebut, saya bisa memandang luasnya kota Surabaya. Berupa lanskap gedung-gedung dan hiruk-pikuk jalan utama Ahmad Yani. Tiap jam berangkat kerja dan pulang kantor, ruas jalan itu selalu dipadati kendaraan. Macetnya luar biasa. Tapi kalau dilihat dari ketinggian lantai 27, justru tampak mempesona.
Lihat Travel Story Selengkapnya