Mohon tunggu...
darwinarya
darwinarya Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Photographer Specialized Hotels and Resorts

Travel Enthusiast. Hospitality Photography Junkie

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

NungNung oh NungNung, Karena Bali Bukan Hanya Ada Pantai

1 Juni 2017   13:25 Diperbarui: 5 Juni 2017   12:25 1643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mangap-Mangap Takjub Liatin Air Terjun 'Kecil' Seperti pada Foto Atas / dap

Gapura Masuk Air Terjun NungNung / dap
Gapura Masuk Air Terjun NungNung / dap
Gerbang jalan masuk bentuknya seperti gapura. Tadinya saya pikir tempat itu buat sembahyang. Ternyata di belakangnya ada anak tangga turun ke bawah. Sarananya sudah oke. Lantainya berupa batu datar. Permukaannya kasar. Batu sikat, kalau orang bilang. Kemudian dilengkapi juga pipa besi. Penahan pipanya kokoh. Jadi aman buat pegangan tangan saat menuruni anak tangga.

Etape pertama medannya masih enteng. Saya sempat berhenti sebentar di sana. Mainan HP dulu sebelum signal hilang. Selagi asik cek IG dan Facebook, ada seorang penduduk melintas. Saya sapa. Wanita paruh baya itu pun melontarkan satu kalimat yang bikin makjleb hati, “Datang sendirian, Mas?”. Dan saya hanya membalas singkat “Iya Bu,” diiringi wajah senyum-senyum kikuk.

Ibu itu adalah orang kedua yang menanyakan saya datang sendiri / dap
Ibu itu adalah orang kedua yang menanyakan saya datang sendiri / dap
Puas main HP, saya lanjutkan menyusuri turunan anak tangga. Beberapa kali saya jumpai turis asing. Semua bawa pasangan atau teman. Masih muda-muda. Saya lontarkan wajah semanis mungkin dan menyapa mereka. Tapi dibalas datar. Hmmm ... aneh. Biasanya turis bule seneng lho disapa. Saya tau kenapa mereka begitu! Tapi saya ceritakan nanti.

Suasana setelah menuruni anak tangga
Suasana setelah menuruni anak tangga
Etape kedua, anak tangga kian menurun. Ada dua spot istirahat. Bentuknya gazebo kayu. Suasana di sana hening. Tenang. Sebelah kanan pepohonan rindang tinggi. Kirinya dinding tebing sesekali tanah lembab.

Tempat Beristirahat Berupa Gazebo yang Disediakan di Dua Titik / dap
Tempat Beristirahat Berupa Gazebo yang Disediakan di Dua Titik / dap
GOD Help Me! / dap
GOD Help Me! / dap
Di sini, dengkul saya mulai gemetaran menuruni rangkaian anak tangga itu.

Turunan Anak Tangga
Turunan Anak Tangga
Etape ketiga bukan main terjalnya. Mendelik saya ngeliat jalurnya. Curam. Entah sudut kemiringannya berapa. Yang pasti, saya gak berani turun kalau tidak pegangan pipa. Biar aman dan tidak tergelincir. Nah di sana lah saya menjumpai satu orang penduduk lagi. Bapak-bapak sedikit muda. Sekitar 40an tahun berkaus biru. Pertanyaannya gokil banget, “Datang sendiri Mas?”.

Ampuuuuun Kakaaaaaak! / dap
Ampuuuuun Kakaaaaaak! / dap
Dalam hati saya berteriak, “Emang kenapa sih kalau datang sendiri? Tiga orang kalimatnya sama. Dateng sendiri bawa sial atau gimana neeeeehhh?”

Lebih lanjut, bapak itu terlihat sedikit ngos-ngosan. Dia bilang total anak tangga dari atas sampai bawah ada sekitar 700 – 750 anak tangga. Buat kamu yang doyan tracking, mungkin jumlah segitu gak ada apa-apanya. Tapi lihat dulu sudut kemiringannya. Sadis abiiiiiiiiisssssss! Apalagi yang curam itu. Turun aja udah megap-megap, ini gimana naiknya ya? Kamu yang jarang olahraga, apalagi gak pernah, MODHYAAAARRR! (agak lebay dikit). Memikirkan prosesi naik ke atas itu, tiba-tiba feeling saya gak enak.

Lupa Waktu

Tiga Cewek Abegeh Bule Sedang Bercengkrama Sembari Ambil Foto-Foto / dap
Tiga Cewek Abegeh Bule Sedang Bercengkrama Sembari Ambil Foto-Foto / dap
Menjelang tiba di tujuan akhir, pemandangannya makin kece. Jalannya mulai datar. Berhawa dingin dan sejuk. Lantunan suara air terjun yang konstan menjadi irama syahdu di kedua telinga.

Air Terjun dengan Debit yang Sedikit / dap
Air Terjun dengan Debit yang Sedikit / dap
Mangap-Mangap Takjub Liatin Air Terjun 'Kecil' Seperti pada Foto Atas / dap
Mangap-Mangap Takjub Liatin Air Terjun 'Kecil' Seperti pada Foto Atas / dap
Sebentar Lagi Sampai Kitaaaaa! / dap
Sebentar Lagi Sampai Kitaaaaa! / dap
Di sebelah kiri, saya melihat adanya air terjun dengan debit air kecil. Tadinya saya pikir itu lah air terjun NungNung. Tapi begitu saya agak kesanaan lagi, turun sedikit, di balik tebing itu tampak lah air terjun dengan kucuran air yang luar biasa banyaknya.

Tempatnya cakep. Asli cakep banget. Sisi kiri dialiri arus sungai yang cukup deras, sisi kanan ada tempat terbuka untuk berdiri santai sambil menikmati pemandangan. Sebelahnya lagi dibatasi dinding bebatuan alam yang ukurannya besar-besar. Warnanya hitam cokelat tua. Tampak mengkilat karena terpapar debur air yang terbang terbawa angin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun