Tiap kali menyajikan pesanan pelanggan, pria yang sudah berjualan sejak tahun 2010 ini, hanya membubuhi sedikit garam. Apa sebab? Pria asal Jakarta ini mengatakan bahwa ukuran rasa lidah tiap orang berbeda-beda. "Dulu awal buka saya sering kena komplain. Ada yang bilang keasinan, kurang asin, dan lain sebagainya," kenangnya.
Untuk mensiasatinya, ia menyediakan berbagai pelengkap rasa di tiap meja. Ada potongan jeruk nipis, garam, kecap manis dan kecap asin. Dengan demikian, pelanggan bisa mengatur sendiri tingkat rasa sesuai selera masing-masing. Selain itu, bahan baku ayam yang dipakai, ia jamin kesegarannya.
"Pokoknya kalau di pasar saya paling cerewet soal kualitas ayam sama kelapa. Ayam harus segar. Tidak boleh lebih dari enam jam setelah dipotong," terangnya.
Soto Ayam Cak Doel berada di jalan Teuku Umar, Denpasar. Posisinya tak jauh dari gerai "Gallery Mobile Phone" atau berdekatan di seberang Gereja Pantekosta Tabernakel Baithani. Buka tiap hari mulai pukul 18.00 - habis. Kalau ingin ke sini, saya sarankan datang antara pukul 19.00 - 20.00 Wita. Soalnya kalau terlalu malam takut kehabisan.
Selamat berwisata kuliner.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H