Mohon tunggu...
darwinarya
darwinarya Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Photographer Specialized Hotels and Resorts

Travel Enthusiast. Hospitality Photography Junkie

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Rasa Unik Koya Hitam Soto Cak Doel

10 Oktober 2016   02:44 Diperbarui: 10 Oktober 2016   12:11 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Lapak Malam Itu / dap

Pedagang makanan kaki lima yang kerap dikerubungi pembeli selalu menarik perhatian saya. Soto Ayam Cak Doel jalan Teuku Umar Denpasar, salah satunya.

Soal tempat memang tak ada yang istimewa. Sama seperti pedagang kaki lima pada umumnya. Di dalamnya terdapat sebuah gerobak dorong untuk meracik pesanan, meja sederhana tempat bikin minuman, sejumlah meja kayu yang diatur memanjang dan atapnya menggunakan tenda berbahan terpal.

Suasana Lapak Malam Itu / dap
Suasana Lapak Malam Itu / dap
Meski demikian, lapak ini tak pernah sepi pembeli. Rata-rata yang datang bermobil. Mulai dari kalangan muda-mudi, pekerja kantoran hingga bersama anggota keluarga. Seperti apa sih cita rasa yang disuguhkan? Untuk menjawab rasa penasaran, kami berkunjung ke sana, Minggu (9/10) malam.

Hanya ada dua menu yang ditawarkan, yakni soto ayam dan ceker ayam. Bila tak suka racikan standar, Anda bisa meminta bagian tertentu sesuai selera. Apakah itu hanya berupa daging, campur kulit, dan lain sebagainya. Di sini juga menyediakan jeroan. Ada telur muda, hati, ampela, puritan --kantung telur-- dan sejenisnya. Sementara minuman disediakan jeruk dan teh (panas atau dingin).

Sekitar 10 menit berselang pesanan kami tiba. Seporsi soto ayam dan soto ceker tersaji cantik di hadapan kami. Kali itu saya minta antara nasi dan sotonya dipisah. Semangkuk soto di dalamnya terdapat potongan telur, irisan daging ayam, potongan kentang yang direbus, kecambah, sayur kol, seledri, daun bawang, dan bawang putih goreng.

Sewaktu melakukan proses pengamatan, ada beberapa hal yang menarik perhatian saya. Ukuran mangkuk tidak seperti biasanya, agak kecil. Kuahnya sendiri benar-benar kuah. Tak ada lapisan minyak ayam di atasnya sedikit pun.

Anda Dapat Mengatur Tingkat Rasa Soto Dengan Menambahkan Garam, Perasan Jeruk Nipis, Kecap Asin dan Manis Sesuai Selera / dap
Anda Dapat Mengatur Tingkat Rasa Soto Dengan Menambahkan Garam, Perasan Jeruk Nipis, Kecap Asin dan Manis Sesuai Selera / dap
Tetiba kedua mata saya memandang lekat butiran berwarna kehitam-hitaman. Butiran apakah itu?

"Oh itu koya kelapa, Mas," tutur Om Yudhi, pemilik lapak, menjelaskan kepada saya.

Di sinilah letak keistimewaannya. Bila pada umumnya koya soto terbuat dari kerupuk udang yang dicampur dengan bawang putih, soto Cak Doel memakai kelapa tua yang disangrai terlebih dahulu. Itu sebabnya mengapa butiran warnanya menjadi hitam. Sementara jenis kelapa memakai kelapa bali. Menurut Om Yudhi, kelapa bali memiliki tekstur rasa dan aroma yang khas. Hal ini yang menjadikan cita rasa soto terasa unik. Lain daripada yang lain.

Butiran Hitam Koya Kelapa / dap
Butiran Hitam Koya Kelapa / dap
Ketika saya cicipi rasa kuahnya, apa yang dikatakan memang benar. Di mulut terdeteksi adanya wewangian kelapa samar-samar. "Kalau koya biasanya bikin kuah jadi kental, kalau yang ini enggak," kata Om Yudhi menambahkan.

Adapun artis Ibu Kota yang pernah mampir makan di sini ialah Jamal Mirdad dan Rina Nose.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun