Mohon tunggu...
darwinarya
darwinarya Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Photographer Specialized Hotels and Resorts

Travel Enthusiast. Hospitality Photography Junkie

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Kanto Lampo, Air Terjun yang "Menyihir"

18 Agustus 2016   03:09 Diperbarui: 22 Agustus 2016   13:41 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Akar-akar pohon yang mencengkeram bumi / dap

Berburu destinasi wisata alam Bali anti-mainstream ternyata bikin saya ketagihan. Mendadak, jiwa petualang saya kembali bangkit. Dalam artikel sebelumnya, saya telah menceritakan pengalaman berkunjung ke Air Terjun Gua RangReng. Kali ini, saya akan mengajak teman-teman sekalian untuk bertualang dan mengintip keindahan Air Terjun Kanto Lampo yang "menyihir".

Air Terjun Kanto Lampo berada di Banjar Kelod Kangin, Desa Beng, Kab. Gianyar, Bali. Letaknya berdekatan dengan Air Terjun Gua RangReng. Bisa dibilang masih tetanggaan lah ya. Rute menuju Air Terjun Kanto Lampo, menurut saya, jauh lebih "tricky" lagi daripada air terjun sebelumnya. Tidak ada papan penunjuk arah di sepanjang jalan raya. Akses masuk ke gang kecil rumah penduduk dan berbelok-belok ke kanan dan kiri. Sekali lagi, bertanya ke penduduk sekitar jauh lebih aman ketimbang menerka-nerka arah (hehehe). Setelah melewati beberapa kelokan, baru terlihat papan penunjuknya. Itu pun ditempelkan secara sederhana.

Parkir kendaraan bermotor, baik roda dua maupun empat, cukup lapang. Bisa menampung hingga belasan unit. Setiba di sana, kita dikenakan retribusi sebesar Rp 5 ribu rupiah per kepala. Tidak diberi karcis. Pelancong cukup memasukkan uang ke dalam kotak khusus yang telah disediakan di posko penjagaan.

Titian Anak Tangga / dap
Titian Anak Tangga / dap
"Ah... Ini mah enteng," ujar saya dalam hati, menuruni sejumlah anak tangga cor-coran semen yang berundak rapi dengan tingkat ketinggian yang konsisten. Permukaannya tidak licin. Tersedia juga pipa besi untuk pegangan tangan.

Di tengah perjalanan, terdapat area untuk menaruh atau menitipkan barang bawaan. Tidak ada kunci loker. Hanya berupa rak terbuka. Jaket, baju ganti, perlengkapan mandi, lebih baik ditinggalkan di sini. Sementara barang berharga di bawa serta. Di tempat itu pula, para guide beristirahat dan menyambut kedatangan para wisatawan. Tak jauh dari sana, berdiri sebuah bangunan khusus untuk membilas badan dan mengganti pakaian. Antara wanita dan pria dipisah, tentunya.

Berdasarkan informasi dari Wayan Gading (33), salah seorang guide, Air Terjun Kanto Lampo berasal dari aliran sumber mata air dan sungai campuhan. Air tersebut akan terus mengalir hingga ke Pantai Lebih.

Wayan Gading, salah seorang guide Kanto Lampo / dap
Wayan Gading, salah seorang guide Kanto Lampo / dap
"Keberadaan Air Terjun Kanto Lampo sebetulnya sudah ada sejak puluhan tahun silam. Tapi baru terkenal setahunan ini lewat jejaring sosial media. Diresmikan tanggal 25 Juli 2015 oleh warga. Sekarang sudah banyak (turis) yang datang ke sini. Tidak hanya domestik, tetapi juga turis mancanegara. Sudah Go Internasional," ujar Wayan Gading menjelaskan kepada saya, Rabu (17/08) siang.

Pembicaraan saya dengan Wayan Gading terputus lantaran partner seperjalanan saya memanggil. Wajahnya sedikit cemberut. Ternyata dia sudah ganti pakaian sedari tadi. Saking asiknya ngobrol sampai kelupaan (hehehe). Akhirnya saya berpamitan, mengganti pakaian dan meneruskan petualangan yang tertunda.

Titian Ekstrem

Beberapa langkah kemudian, kami baru nyadar. Paling enak "nyeker" ketimbang memakai alas kaki. Takut kepeleset, soalnya.

Lantaran malas balik ke pos penitipan barang (padahal gak jauh-jauh amat, sekitar 50-an langkah), sandal karet kami letakkan begitu saja di sudut. Toh ada sandal lain yang lebih dulu "nongkrong" di sana.

"Loh... trus ini ke mana?!" tiba-tiba partner saya bertanya kepada saya dengan ekspresi kebingungan sedikit histeris.

Saya menoleh ke arah yang dia maksud dan... Jiaaahhh! Ini mah nurunin bebatuan tebing, bukan anak tangga lagi namanya!

"Ummm... ke sana," ujar saya polos sambil menunjuk arah yang dimaksud.

Sontak partner saya itu berpegangan amat erat ke pipa besi di sampingnya. Tubuhnya mendadak kaku. Wajahnya gelisah. Kakinya gemetaran. Dia takut ketinggian ternyata (Hahaha).

Anak Tangga Bebatuan Alam / dap
Anak Tangga Bebatuan Alam / dap
Tapi emang bener sih. Akses turun di titik ini tergolong ekstrem. Pijakan bebatuan antara satu dengan yang lain tidak sama. Ketinggiannya pun berbeda. Untung permukaannya tidak kelewat licin. Asal berpegangan kuat pada selongsong pipa, akan aman. Tapi tetap saja bikin nyali kaum hawa jadi ciut. Terutama mereka yang fobia ketinggian. Dari atas hingga ke lokasi air terjun tak begitu jauh. Kami telah sampai di tempat tujuan.

Mendekati air terjun pun bukan perkara gampang. Meski jaraknya cuma sini-situ doang, kita harus tetap berjalan selangkah demi selangkah di dalam air setinggi betis dengan tingkat kehati-hatian tinggi. Masalahnya, ada banyak bebatuan alam berukuran cukup besar di permukaan dasarnya. Ada yang tajam, ada pula yang tumpul. Kalau tidak waspada, tulang kering bakal kepentok. Dan itu rasanya nyeri banget, Sobh! Serius. Anggap saja kita sedang melangkah di tengah-tengah "ladang ranjau darat".

Air Terjun anakan Kanto Lampo / dap
Air Terjun anakan Kanto Lampo / dap
Sama halnya dengan Air Terjun Gua RangReng, Air Terjun Kanto Lampo juga berundak. Airnya tidak langsung terjun bebas ke bawah, melainkan dipecah dulu. Menghantam tebing-tebing bebatuan. Kalau kita berdiri di dekatnya, kita masih bisa merasakan sensasi "pijatan alam".

Pepotoan di bawah Air Terjun Kanto Lampo
Pepotoan di bawah Air Terjun Kanto Lampo
Keinginan memanjat tebing layaknya tokoh Spider Man memang menggoda hati. Tapi jangan coba-coba. Itu ngerinya warrbyasaah! Permukaan bebatuan yang licin, terjangan air terjun, jarak ketinggian, ditambah lagi tidak adanya pegangan sama sekali, membuat saya berpikir berulang kali. "Enggak deh, makasih, taun besok mau nikah saya," ucap saya membatin. Tak heran di sana dipasang papan peringatan oleh warga. Siapa pun wisatawan, entah itu manusia biasa maupun seorang Peter Parker sekalipun, hanya boleh memanjat sebatas itu.

Lembah yang "Menyihir"

Air Terjun Kanto Lampo Dilihat Dari Jarak Kejauhan / dap
Air Terjun Kanto Lampo Dilihat Dari Jarak Kejauhan / dap
Terpaan angin kencang dari air terjun membuat badan saya menggigil. "Wah gak bener nih, bisa masuk angin kalau gini caranya," celetuk saya dalam hati. Saya pun celingukan, cari spot lain yang sekiranya menarik untuk dijelajahi. Di samping persis turunan tangga bebatuan tadi, ada celah menuju lembah. Di sana ada genangan air yang entah seberapa dalamnya. Saya taksir paling sebetis.

Bukan lagi 'selfie', tapi lagi NgeVlog!
Bukan lagi 'selfie', tapi lagi NgeVlog!
Eits, jangan salah sangka! Ternyata dalem lho! Tingginya nyaris sekepala! Karena penasaran, ngebet pengen ke sana, tas bawaan barang berharga kami terpaksa diangkat di atas kepala. Mirip melintas di daerah bencana banjir. Bagi mereka yang tidak membawa apa-apa sih enak-enak aja, bisa berenang santai.

[caption caption="Seumur-umur baru kali ini ngelakuin hal beginian / dap"]

[/caption]

Lembah yang menyihir / dap
Lembah yang menyihir / dap
Begitu "halang rintang" itu terlewati, kami berdua menganga. Takjub akan keindahannya. Bener-bener amazing! Belum pernah kami menyaksikan pesona alam yang sebegitu mengagumkannya. Atmosfernya beda. Alam seolah-olah menyambut dan merangkul tubuh kami. Menyatu dengan alam.

Akar-akar pohon yang mencengkeram bumi / dap
Akar-akar pohon yang mencengkeram bumi / dap
Suasana yang tenang, udara berembus sepoi-sepoi, air mengalir kalem manja, kupu-kupu berwarna kuning serta capung-capung kipas beterbangan dengan penuh damai.


Rembesan serta kucuran sumber mata air menyelimuti kedua tebing yang menjulang tinggi dengan gagahnya. Diselingi oleh dedaunan tua yang jatuh perlahan dan terbawa oleh arus sungai. Itu semua bisa teman-teman saksikan di lembah ini. Sementara di sepanjang lembah itu, banyak terdapat bongkahan bebatuan alam yang besar-besar.

Siapa yang tidak kepincut akan keindahannya? / dap
Siapa yang tidak kepincut akan keindahannya? / dap
Menurut saya, keindahan air terjun hanyalah "teaser". Titik pesonanya justru terletak pada lembah ini. Kami menghabiskan waktu berlama-lama di lembah ini. Menikmati tiap jengkal bagiannya.

Ahhh... betapa indahnya destinasi wisata Kanto Lampo ini. Kalau bukan waktu yang menjelang sore, kami gak bakal ingat rumah. Andai waktu berhenti berputar ... Huuughhh!

*Note: Foto-foto lain bisa dilihat di akun Instagram saya, @darwinarya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun