Mohon tunggu...
darwinarya
darwinarya Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Photographer Specialized Hotels and Resorts

Travel Enthusiast. Hospitality Photography Junkie

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Kanto Lampo, Air Terjun yang "Menyihir"

18 Agustus 2016   03:09 Diperbarui: 22 Agustus 2016   13:41 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Loh... trus ini ke mana?!" tiba-tiba partner saya bertanya kepada saya dengan ekspresi kebingungan sedikit histeris.

Saya menoleh ke arah yang dia maksud dan... Jiaaahhh! Ini mah nurunin bebatuan tebing, bukan anak tangga lagi namanya!

"Ummm... ke sana," ujar saya polos sambil menunjuk arah yang dimaksud.

Sontak partner saya itu berpegangan amat erat ke pipa besi di sampingnya. Tubuhnya mendadak kaku. Wajahnya gelisah. Kakinya gemetaran. Dia takut ketinggian ternyata (Hahaha).

Anak Tangga Bebatuan Alam / dap
Anak Tangga Bebatuan Alam / dap
Tapi emang bener sih. Akses turun di titik ini tergolong ekstrem. Pijakan bebatuan antara satu dengan yang lain tidak sama. Ketinggiannya pun berbeda. Untung permukaannya tidak kelewat licin. Asal berpegangan kuat pada selongsong pipa, akan aman. Tapi tetap saja bikin nyali kaum hawa jadi ciut. Terutama mereka yang fobia ketinggian. Dari atas hingga ke lokasi air terjun tak begitu jauh. Kami telah sampai di tempat tujuan.

Mendekati air terjun pun bukan perkara gampang. Meski jaraknya cuma sini-situ doang, kita harus tetap berjalan selangkah demi selangkah di dalam air setinggi betis dengan tingkat kehati-hatian tinggi. Masalahnya, ada banyak bebatuan alam berukuran cukup besar di permukaan dasarnya. Ada yang tajam, ada pula yang tumpul. Kalau tidak waspada, tulang kering bakal kepentok. Dan itu rasanya nyeri banget, Sobh! Serius. Anggap saja kita sedang melangkah di tengah-tengah "ladang ranjau darat".

Air Terjun anakan Kanto Lampo / dap
Air Terjun anakan Kanto Lampo / dap
Sama halnya dengan Air Terjun Gua RangReng, Air Terjun Kanto Lampo juga berundak. Airnya tidak langsung terjun bebas ke bawah, melainkan dipecah dulu. Menghantam tebing-tebing bebatuan. Kalau kita berdiri di dekatnya, kita masih bisa merasakan sensasi "pijatan alam".

Pepotoan di bawah Air Terjun Kanto Lampo
Pepotoan di bawah Air Terjun Kanto Lampo
Keinginan memanjat tebing layaknya tokoh Spider Man memang menggoda hati. Tapi jangan coba-coba. Itu ngerinya warrbyasaah! Permukaan bebatuan yang licin, terjangan air terjun, jarak ketinggian, ditambah lagi tidak adanya pegangan sama sekali, membuat saya berpikir berulang kali. "Enggak deh, makasih, taun besok mau nikah saya," ucap saya membatin. Tak heran di sana dipasang papan peringatan oleh warga. Siapa pun wisatawan, entah itu manusia biasa maupun seorang Peter Parker sekalipun, hanya boleh memanjat sebatas itu.

Lembah yang "Menyihir"

Air Terjun Kanto Lampo Dilihat Dari Jarak Kejauhan / dap
Air Terjun Kanto Lampo Dilihat Dari Jarak Kejauhan / dap
Terpaan angin kencang dari air terjun membuat badan saya menggigil. "Wah gak bener nih, bisa masuk angin kalau gini caranya," celetuk saya dalam hati. Saya pun celingukan, cari spot lain yang sekiranya menarik untuk dijelajahi. Di samping persis turunan tangga bebatuan tadi, ada celah menuju lembah. Di sana ada genangan air yang entah seberapa dalamnya. Saya taksir paling sebetis.

Bukan lagi 'selfie', tapi lagi NgeVlog!
Bukan lagi 'selfie', tapi lagi NgeVlog!
Eits, jangan salah sangka! Ternyata dalem lho! Tingginya nyaris sekepala! Karena penasaran, ngebet pengen ke sana, tas bawaan barang berharga kami terpaksa diangkat di atas kepala. Mirip melintas di daerah bencana banjir. Bagi mereka yang tidak membawa apa-apa sih enak-enak aja, bisa berenang santai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun