Pertunjukan sulap bisa jadi hiburan mahal bagi anak-anak SOS Children's Village Bali. Belum tentu mereka dapat menyaksikannya tiap tahun.
Pertengahan Juli lalu, mereka kedatangan pesulap dunia asal negeri matador Spanyol, Jorge Blass. Pria yang pernah bekerja sama dengan illusionist ternama, David Cooperfield pada tahun 2015 itu, akan menyuguhkan atraksi sulap bertema “Little Magic to Big Dreams”.
(Baca juga artikel sebelumnya: "Mengenal Lebih Dekat Keluarga SOS Children's Village Bali")
“Please come closer ... Look ... Look ... Look,” pintanya ramah dengan senyum yang mengembang. Dengan gerakan malu-malu kucing, anak-anak pun mendekat.
Pria kelahiran 2 Mei 1980 itu, kemudian mengetuk permukaan meja sebanyak tiga kali. Pada ketukan keempat, meja itu digebraknya dengan gerakan mantap (untung kacanya tak sampai pecah, hehehe).
Perlahan, genggaman tangan kirinya ia buka. Koin-koin itu lenyap! Pindah ke telapak tangan kanannya. Tembus permukaan meja! Anak-anak dibuat tercengang. Sejurus kemudian, tepuk tangan meriah terdengar saling bersahutan.
Pertunjukan itu berlangsung di salah satu rumah asuh dari ke-12 bangunan yang berdiri di atas lahan seluas tujuh hektar. Rombongan tidak hanya sekedar menyapa, tetapi juga berinteraksi dan melihat perkembangan serta prestasi anak-anak SOS Bali. Jorge Blass tidak datang sendiri. Ia ditemani sang istri dan putranya Max. Turut pula hadir kedua teman Jorge, yakni Paco dan Carlos (bersama istri). Usut punya usut, mereka ini adalah sahabat sekaligus aktivis SOS Children's Village Spanyol.
Usai berkeliling, kami diajak beristirahat di sebuah guest house. Bangunan ini hanya diperuntukkan bagi para tamu internal SOS yang datang dari luar kota.
Mengenal Sosok Jorge Blass
Berdasarkan keterangan dari Mbak Floriberta Apsari, PR & Communication Staff SOS Children's Village Indonesia, Jorge Blass telah jatuh hati dengan dunia sulap sejak kecil. Diusianya 12 tahun, Jorge memulai debutnya dengan belajar pada Juan Tamariz Academy pada tahun 1992 di kota Madrid. Tahun berikutnya, ia terdaftar sebagai pesulap termuda di Spanyol.
Berbagai penghargaan dan prestasi berhasil diraihnya. Salah satunya 'Sarmoti' Awards dari Pangeran Reinier di Las Vegas pada tahun 2000.
Pada tahun 2003, Jorge menulis buku perdananya “Magia Para No Dejar Sonar” dan menandatangani kontrak dengan Disney Channel sebagai pesulap pada program Disney Zona Tale untuk Spanyol dan Portugal.
Bermain sulap tidak pernah membuat dirinya untuk berhenti bermimpi. Semangat itulah yang diteruskan kepada anak-anak SOS Children's Village di seluruh dunia.
Bali bukanlah satu-satunya destinasi Indonesia yang ia tuju. Sebelumnya, ia telah mengunjungi Yogyakarta pada 12 Juli lalu.
Puncak Acara
[caption caption="Tari Sekar Jagat / dap"]
Sore berganti malam. Teman-teman Kompasianer diminta bergegas menuju Wantilan (gedung serbaguna khas Bali) untuk menyaksikan pertunjukan utama. Gerimis belum juga sirna. Hawa dingin sekaligus sejuk terus menerpa kulit kami.
Tiba di sana, ratusan orang telah berkumpul. Mulai dari anak-anak hingga para tamu undangan. Mereka menempati posisinya masing-masing.
Selang 10 menit kemudian, dua orang MC membuka acara dengan beberapa kalimat sambutan. Adapun tamu yang hadir pada malam itu adalah, Ayu Saraswati selaku perwakilan Gerai Oleh-Oleh Khas Bali Krisna, Gregor Hadi Nitihardjo selaku National Director SOS Indonesia, perwakilan Asosiasi Manajemen Indonesia, Pasca Sarjana Universitas Udayana, Ibu Iin selaku Komisi Perlindungan Anak Daerah, Agung Suweca selaku Village Director SOS Bali (catatan: kalau saya ada kurang sebut nama, mohon dimaafkan. Pas saya asik nulis, Mbak Sri mengajak saya ngobrol. Hilanglah konsentrasi, hehehe).
“Turut hadir pula teman-teman media Kompasiana. Tolong sebarkan informasi bahwa SOS tidak hanya milik penghuni SOS saja, tetapi juga milik seluruh masyarakat Indonesia,” ucap MC pria dengan suara lantang dan mantap, “Karena SOS itu ada diii ...” imbuh MC memenggal kalimatnya yang kemudian disahut ratusan anak-anak sambil menoleh ke belakang, “Siniiiiiiii ....” ujar mereka serempak, meletakkan kedua telapak tangan pada posisi hati.
Beeeuuhhh ... Saya yang melihat hal itu, dibegitukan, gimana enggak terharu? Mendadak air mata ini langsung membasahi kedua kantung mata. Atau bahasa gaul Jawa-nya, “Mbrebes mili”.
Acara selanjutnya kami dipertontonkan tari tradisional Bali, Sekar Jagat. Baik para penari maupun pengiring musik, seluruhnya dibawakan oleh anak-anak SOS. Dengan piawainya, mereka mempertunjukkan kebolehan masing-masing di atas panggung.
Usai tari Sekar Jagat, tibalah acara yang dinanti-nanti. Jorge telah bersiap dengan segala perlengkapannya untuk menghibur para penonton khususnya anak-anak SOS Bali. Paco yang fasih berbahasa Indonesia mengambil alih peran MC.
Seperti apa keseruan atraksi sulap yang dibawakan Jorge Blass? Berikut cuplikan video-nya...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H