[caption caption="Semangkuk Jukut Undis Khas Buleleng Bali"][/caption]Jukut Undis adalah salah satu hidangan khas Buleleng, Bali. Sudah lama saya penasaran dengan menu satu ini karena namanya yang unik. Dan akhirnya, keturutan juga jajal cita rasanya, Minggu (17/7) siang.
Kebetulan disekitaran Sanur ada yang jual. Jadi saya tak perlu jauh-jauh ke daerah asalnya.
Tempat makan yang saya kunjungi kali itu bernama, "Warung Jukut Undis", jalan Danau Buyan, Sanur, Bali. Sekitar 100 meter dari persimpangan jalan By Pass Ngurah Rai, sebelah kiri jalan.
Dalam bahasa Bali, Jukut artinya sayur. Sementara Undis adalah kacang kedelai hitam. Bentuk dan ukurannya menyerupai biji buah pepaya.
Biasanya seporsi Jukut Undis disajikan bersama nasi campur khas Bali. Konon kabarnya, jenis kacang ini tergolong sulit diperoleh.
Tak beberapa lama kemudian, pesanan datang. Jukut undis-nya ditempatkan pada sebuah mangkuk berukuran kecil. Itu pun tak terisi penuh. Dari segi aroma, tercium mirip sayur kacang merah. Begitu pula dengan tekstur kacang hitamnya. Tapi begitu dicicipi kuahnya, lidah saya jadi 'bingung'. Belum pernah saya rasakan perpaduan rasa macam ini. Ada rasa asin yang cukup kuat, gurih dan sedikit asam.
Karena ini pertama kalinya makan, Jukut Undis-nya langsung saya santap begitu saja. Eh ... Ternyata lebih nikmat bila dicampur bersamaan dengan nasi dan lauk lainnya.
[caption caption="Seporsi Nasi Campur Khas Bali"]
Sambal bongkot termasuk sambal khas Bali selain sambal matah. Rasanya tidak perlu diragukan lagi. Tidak begitu pedas, tetapi keringat saya mengucur deras (bingung kan?). Selain itu terdapat aroma wangi di mulut ketika dikunyah. Bukan wangi jeruk nipis maupun daun kemangi.
Tau lah saya kenapa Jukut Undis disajikan bersamaan dengan nasi campur. Karena keseluruhan rasa dari lauk nasi campur tak begitu ketara. Baru nendang ketika kita mengkombinasikannya.
Seporsi Jukut Undis dan nasi campur khas Bali dibanderol seharga Rp 15 ribu rupiah. Tempat ini buka tiap hari. Mulai dari pagi hingga sore. Tak perlu khawatir bingung cari tempatnya, karena warung ini cukup populer di daerah Sanur.
Selamat berwisata kuliner.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H