[caption caption="Tempat kopi bubuk kiloan disimpan / dap"]
Selain kopi bubuk yang sudah dibungkus dan disegel rapih, ada juga kopi yang di jual kiloan. Kopinya diletakkan ke dalam kotak berbahan besi. Tiap kotak diberi keterangan. Adapun perinciannya sebagai berikut:
- Huruf A, untuk kopi Arabika Bali, dibanderol Rp 110 ribu/Kg,
- Huruf R, untuk kopi Robusta Bali merek Kupu Bola Dunia (Grade#1), Rp 66 ribu/Kg,
- Huruf B, untuk kopi Robusta Bali merek Warung Pojok (Grade#2), Rp 52.800 ribu/Kg,
- Huruf C, untuk kopi Robusta Bali merek Ikan Bola Dunia (Grade#3), dibanderol Rp 44 ribu/Kg.
Kopi bubuk kiloan tersebut nantinya bakal ditimbang menggunakan timbangan tradisional yang biasa kita jumpai di pasar-pasar.
Patut disayangkan, sewaktu saya berkunjung, Jumat (18/3) pagi, listrik dalam kondisi padam. Keinginan nyeruput kopi espresso pun kandas.
"Maaf Mas, listriknya lagi mati. Mesin (kopi) nya kalau dinyalakan, genset-nya gak kuat" jelas seorang pegawai.
Saya tunggu nyaris 30 menit, listrik belum juga menyala. Pegawai tadi akhirnya berinisiatif meracik kopi secara manual.
[caption caption="French Press / dap"]
Kompor gas portable dikeluarkan. Pria paruh baya itu kemudian memasak air. Selagi menunggu air mendidih, ia lantas meracik kopi dan memasukkan bubuk kopi ke dalam alat bernama french press. Setelah air mendidih, ia menuangkannya ke dalam alat tersebut. Tak sampai semenit, tuas pada bagian atasnya ia tekan perlahan penuh konsentrasi tingkat tinggi.
[caption caption="Seorang pegawai tengah nge-press kopi dengan konsentrasi tingkat tinggi sampai kedua mata tak berkedip / dap"]
"Nekannya perlu teknik khusus ya, Pak?" tanya saya penasaran sembari memperhatikan.
"Enggak juga sih Mas, ini kan biar ampasnya turun sampai bawah," jawabnya tanpa memalingkan pandangan.