Mohon tunggu...
darwinarya
darwinarya Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Photographer Specialized Hotels and Resorts

Travel Enthusiast. Hospitality Photography Junkie

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Aqua Galon, Kamu Kemana?

29 November 2015   11:46 Diperbarui: 2 Desember 2015   10:52 3054
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya saya menyerah. Pindah dari air minum ‘asli’ ke isi ulang pinggir jalan. Kalau saya sakit apakah Aqua mau tanggung jawab? 

Kalimat terakhir memang sedikit berlebihan. Tapi biar lah dianggap lebay sekalian. 

Wajar kalau saya khawatir seperti itu. Bukan maksud hati memandang sebelah mata profesi teman-teman usaha air minum isi ulang pinggiran, akan tetapi saya tetap meragukan ke-higienis-annya. 

Saya tidak tahu kondisi truk tangki yang biasa mengangkut air, dalamnya seperti apa. Berkarat atau tidak. Begitu pula dengan selang yang dipakai untuk memindahkan air dari truk ke tanki penampungan. Apakah ada lumut atau tidak. Saya pun tidak percaya akan kemampuan sinar ultraviolet yang konon katanya dapat membunuh kuman berbahaya. Saya juga sangsi dengan sertifikat aman yang biasa pedagang tempel di kaca etalase. Apakah itu memang benar lulus uji atau ada ‘permainan’ di dalamnya.

Menurut pantauan saya di lapangan, khususnya area kota Denpasar, stok Aqua galon amat langka. Bahkan bisa dibilang lenyap dari pasaran. Deretan galon-galon kosong di toko, mulai dari toko sekelas warung sampai minimarket, bukan lagi pemandangan yang aneh. Kondisi galon kosongnya ada yang masih terlihat bersih, ada pula yang mengenaskan. Mengenaskan dalam artian sudah berdebu tebal dan seperti barang rongsok. Mukjizat namanya kalau sampai ada stok tersisa. Keadaan seperti itu sudah berlangsung nyaris satu bulan. Iya, serius, hampir sebulan lamanya! 

Saya pun sering menjumpai warga membawa galon kosongnya kesana-kemari. Baik bapak-bapak maupun ibu-ibu. Kalangan wanita biasanya mengajak serta anaknya yang masih kecil. Mampir ke sebuah toko, bertanya kepada penjual, namun nihil. Stok kosong. Penjual pun tidak dapat memberi penjelasan ke konsumen dengan pasti. Paling banter mereka hanya bisa bilang, “Petugasnya belum datang”. 

Tiga atau dua minggu lalu, saya pun merasakan sendiri bagaimana susahnya mendapatkan isi galon Aqua. Hampir 5 kilometer saya putar-putar. Mulai dari Tukad Badung, Tukad Yeh Aya, Tukad Yeh Aya IX, Tukad Balian, Mertasari, Sidakarya sampai Tukad Pakerisan. Puluhan toko sudah saya sambangi. Sekalinya dapat, harga sudah dinaikkan. 

Di Denpasar sendiri, biasa dibanderol seharga Rp 16 ribu/galon. Waktu itu saya harus membayar Rp. 18 ribu/galon. Kata penjual, dia hanya mengikuti harga yang dipatok tukang sales-nya. Lantaran dapatnya mahal, mau tidak mau penjual harus menyesuaikannya. Jengkel juga sebenarnya, tapi tak masalah. Asal saya bisa minum dengan kualitas baik, harga segitu tidak jadi soal. 

Kelangkaan stok galon Aqua perlahan mulai muncul ke permukaan. Jadi perbincangan orang. Maulana Ridwan, rekan kerja saya yang tinggal di daerah Kuta bilang, di sana stoknya juga langka. Wayan Mustiari, rekan kerja lain yang tinggal di daerah Ubud pun berkomentar sama. 

Sekarang, orang kalau melihat truk pengangkut galon Aqua sudah seperti melihat truk pembawa uang. Ingin rasanya mencegat sang sopir demi mendapatkan segalon Aqua. Separah itukah kondisinya? Iya! Saya tidak mengada-ada. Bisa cek sendiri ke lapangan. Penulis macam saya PANTANG berbohong. HARAM hukumnya menyebarkan informasi sesat atau bohong ke publik. Kredibilitas saya yang jadi taruhannya. 

Puncaknya hari ini, Minggu (29/11). Saya sudah tak tahan main ‘petak umpet’ sama stok Aqua galon yang masih tersedia. Saya harus menulis artikel keluhan. Baca juga: Klungkung dilanda kekeringan, Denpasar langka stok air minum kemasan bermerek

 

Sebagai bukti penguat, saya cari informasi lain terkait kelangkaan stok di media jejaring sosial Twitter. Saya menemukan beberapa.

 

Ada Kristanto (@kristantoherman) yang melayangkan keluhannya pada tgl 27/11. Begitu pula dengan Ms Mariposa (@mariposa_ID) yang mengirim komplain pada tgl 22/11. Namun sayang, keduanya tidak menginformasikan Bali daerah mana persisnya. 

Masih di bulan yang sama, November. Potong Rambut Madura (@maduratnacanggu) menanyakan hal yang sama pada tgl 15. Kali ini dia menyebut areanya, yakni Canggu. Perlu diketahui, kawasan Canggu termasuk kawasan destinasi wisata favorit di Bali. Dia bahkan menyebut harganya LEBIH DARI Rp 20 ribu/galon. Ongky (@sonlokapresti) mengeluhkan hal sama pada tgl 12. Daerah Badung juga mengalami nasib serupa. 

Baik potong rambut madura maupun Ongky, keduanya mengatakan sudah 2 minggu kondisinya seperti itu. Kalau saya ambil dari tgl 15, mundur dua minggu ke belakang, berarti sejak awal bulan November stok Aqua galon langka ditingkat pengecer Bali.

 

Meski demikian, saya patut mengapresiasi akan respon cepat yang dilakukan Aqua pusat. Keluhan Kristanto langsung ditanggapi pihak Aqua (@sehatAqua) di tanggal yang sama. 

Walau begitu, saya akan tetap mengirim keluhan ke pihak Aqua sebagai follow up. Entah itu melalui email, facebook, twitter dan lain sebagainya. Intinya, permasalahan macam ini harus terus-menerus diingatkan agar lekas tuntas. 

Semoga hal ini cepat berlalu. 

Terima kasih Aqua atas perhatian dan bantuannya. Terima kasih Kompasiana.

 

~ Update Artikel ~

Sehari setelah artikel ini tayang, saya dihubungi oleh pihak Aqua melalui nomor 021-29950900, Senin (30/11) pk 11.42 Wita. Sang penelepon adalah seorang wanita. Dia mengajukan beberapa pertanyaan seperti, sudah berapa lama stok Aqua galon sulit didapat di kota Denpasar, sudah mencari kemana saja -saya jawab mulai dari toko kelontong sampai minimarket- dan lain sebagainya.

 

Setelah cukup menerima informasi, dia juga menanyakan lokasi keberadaan saya. Mulai dari alamat lengkap, banjar, kecamatan / kelurahan, kodepos sampai ancar-ancar atau patokan yang mudah dikenali. Keterangan tersebut, saya duga, sebagai pelengkap laporan keluhan pelanggan.

 

“Baik Bapak Darwin, laporannya sudah kami terima. Kami akan segera menindak-lanjuti keluhan bapak kepada bagian terkait. Kami meminta maaf atas ketidaknyamanan Bapak Darwin. Dalam waktu 2 x 24 jam, petugas kami akan menghubungi bapak kembali. Mohon pastikan nomor telepon bapak tetap aktif. Terima kasih juga atas artikelnya,” ujarnya ramah sewaktu mengakhiri pembicaraan.

 

Menurut penjelasan dari pihak Aqua yang saya peroleh, produksi air berjalan normal. Namun permintaan sedang meningkat.

 

Sore harinya, pk 16.18, saya mendapat pesan singkat -SMS- dari nomor 087861495758 yang menginformasikan nomor telepon Aqua Home Service (AHS) apabila ingin memesan Aqua galon. Dikarenakan air isi ulang saya masih terisi penuh, saya belum menghubungi nomor tersebut.

Keesokan harinya, Selasa (1/12), Aqua galon di kantor tempat saya bekerja habis. Total ada 5 galon kosong. Saya pun cemas. Khawatir Bos-Bos ‘teriak’. Apalagi mereka kaum ekspat / bule. Mau beli galon kemana? Dimana-mana susah begini, pikir saya. Masa iya dibelikan air minum isi ulang? Mana mau mereka? Sementara saya lihat orang kantor tampak santai.

 

AJAIB! Beberapa jam kemudian, datang kurir Aqua dengan membawa puluhan galon terisi penuh! Dengan cekatan keduanya menurunkan 5 galon dari kendaraan lalu mengantarkannya ke kantor saya yang terletak di lantai dua.

 

Ketika selesai, saya bertanya kepada salah seorang petugas, “Pak, galon sekarang kok susah ya?”. Pria paruh baya tersebut enggan berkomentar banyak. Hanya melambaikan tangan ke arah kanan-kiri lantas buru-buru melanjutkan perjalanan.

 

Bekasi Timur dan Solo Sempat Langka

Hasil penelusuran saya selama setahun ke belakang, saya menemukan dua artikel terkait kelangkaan stok Aqua Galon. Baik Bekasi Timur maupun Solo pernah mengalami hal serupa.

 

Wilayah Solo kesulitan stok di bulan Oktober. Dwi Agung, salah seorang warga seperti dikutip dari media joglosemar, menuturkan dirinya terpaksa mengkonsumsi air minum isi ulang pinggir jalan lantaran susah mendapatkan stok.

 

“Saya memilih beralih mengkonsumsi air minum isi ulang karena malas untuk membeli galon merek lain,” ungkapnya.

 

Sedikit mundur lagi ke belakang, yakni bulan Juli, giliran Bekasi Timur. Seperti dilansir gobekasi, kelangkaan terjadi tepatnya di RT06 RW03, Kelurahan Durenjaya, Bekasi Timur.

 

Seorang ibu rumah tangga, Atik Susanti (31) yang belum genap satu bulan melahirkan sangat membutuhkan air minum Aqua untuk memasak dan membuat susu anaknya. Suaminya telah berkeliling keluar-masuk warung tetapi hasilnya nihil.

 

“Kemarin (19/7), suami saya sudah menanyakan kebeberapa warung dan toko, semua jawabannya sama, stok lagi belum datang nih Mas,” ucapnya menirukan perkataan suaminya.

 

Berkaca dari kejadian tidak menyenangkan ini, saya pun berinisiatif membeli galon produk lain sebagai cadangan. Buat jaga-jaga bila suatu saat nanti pasokan stok galon Aqua kembali ‘seret’.

 

Catatan:

Nomor telepon Kristanto sengaja saya hapus karena alasan privasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun