Mohon tunggu...
darwinarya
darwinarya Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Photographer Specialized Hotels and Resorts

Travel Enthusiast. Hospitality Photography Junkie

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pengalaman Seru Naik Kapal Pesiar Gratisan

11 Oktober 2015   00:43 Diperbarui: 28 Juli 2016   09:53 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Bounty Cruises / sumber: e-kuta"][/caption]

“Bagi para undangan yang belum pernah naik atau berlayar dengan kapal cruise, dipersilahkan meninggalkan tempat menuju dermaga,” kata MC lewat mic yang ia pegang, akhir Agustus lalu.

Awalnya tamu-tamu itu berdiri dengan gerakan malu-malu kucing. Ada yang saling bertatapan dengan teman sebelahnya minta ditemani, bahkan ada pula yang terang-terangan main tarik lengan.

Namun, begitu MC yang berdiri di atas panggung itu melanjutkan kalimatnya dan berkata hanya terbatas bagi 600 orang, dalam sekejap tamu-tamu tadi bergerak gesit dan lincah. Mereka saling berlomba berada di antrian terdepan. Tidak peduli temannya mau ikut atau tidak. Termasuk saya salah satunya.

Seumur-umur belum pernah saya naik kapal pesiar. Jangankan naik, lihat bentuk kapalnya secara langsung saja tidak pernah. Kalau naik kapal feri di pelabuhan Gilimanuk - Ketapang sih sudah sering. Kelewat sering malah.

Saya dan tiga teman kerja berhasil nyempil ke tengah antrian. Suasana kali itu tak ubahnya seperti pasar tradisional jelang hari raya Idul Fitri. Tubuh kami saling berimpitan. Penuh sesak.

 [caption caption="Ratusan orang sabar mengantri menunggu giliran masuk / dap"]

[/caption]

Bedanya, kalau di pasar tradisional kerap tercium aroma amis bercampur bau ketek, tetapi kalau di sana, yang tercium adalah bau wangi parfum yang memikat. Apalagi ketika itu posisi saya dikelilingi wanita muda cantik nan manis. Disuruh berdiri lama pun saya mau. Menerima dengan senang hati.

Setelah menunggu 15 menit sampai juga saya di ujung antrian. Beruntung kuota pesertanya masih tersedia.

 [caption caption="Antusiasme para undangan yang lolos memenuhi kuota / dap"]

[/caption]

Kru yang bertugas menghitung peserta mempersilahkan kami terus berjalan menuju kapal. Sementara di dermaga terdapat kru lain menyapa dengan senyum lebar maksimal. “Selamat datang, silahkan,” ujar salah seorang dari mereka ramah.

Tidak lama berselang, kapal berangkat membawa saya dan ratusan undangan lain ke sekitar perairan Benoa. Menariknya, sewaktu mesin dinyalakan, getarannya nyaris tidak terasa. Tau-tau sudah meluncur tenang.

 

Fasilitas Serba Lengkap

[caption caption="Suasana di dalam ruang utama lantai satu / dap"]

[/caption]

Saya berada di dek kapal lantai satu. Di sana terdapat ruang utama yang luasnya cukup lega. Selain deretan bangku, di sana juga tersedia panggung kecil dan bararea.

 [caption caption="Suasana Bar / dap"]

[/caption]

Di bagian bar, terlihat sejumlah bartender sibuk melayani order minuman. Pilihannya ada red / white wine, beer, orange juice, soft drink sampai air minum kemasan. Silahkan pilih sesuai keinginan. Semua minuman dapat dinikmati secara gratis.

Kali itu saya pilih red wine. Rasanya ternyata tak jauh beda dengan beer. Hanya saja wine bikin orang mabuk.

Lantaran di dalam ruangan tidak diperkenankan merokok, saya lantas nongkrong di luar. Hitung-hitung sembari menikmati indahnya malam ditemani sinar terang bulan purnama.

 [caption caption="Suasana area luar lantai satu / dap"]

[/caption]

Puas berada di lantai satu. Kurang afdol rasanya kalau tidak berkeliling ke lantai atas.

 

Lantai dua tidak seperti lantai satu. Tata ruangnya cenderung lebih terbuka. Di sana terdapat area khusus untuk pertunjukan live music.

 

Tak banyak hal menarik di lantai dua sehingga saya lanjut ke lantai tiga.

 [caption caption="Saya dan Tian (kanan)"]

[/caption]

Sewaktu berjalan itu saya menjumpai seorang teman lama, Tian. Pemuda yang kini rambutnya dibiarkan gondrong itu adalah seorang jurnalis. Dulu semasa saya masih bekerja sebagai wartawan, kami menempati pos yang sama yaitu Rumah Sakit Sanglah. Saya dari Radar Bali, sementara Tian dari Nusa Bali. Kala itu, pas lagi santai karena tidak ada berita yang bisa diliput, kami biasa kongkow di depan ruang instalasi jenazah bersama rekan media lain.

Seusai berbincang singkat, saya langsung menuju lantai tiga.

Tidak seperti lantai satu dan dua, di lantai tiga penuh sesak kalangan anak muda. Sepertinya di lantai inilah tempat paling cocok buat saya.

Usut punya usut, saya baru tau kalau di lantai ini ada performa DJ-nya. Selain itu ada pula pertunjukan Belly Dance yang dibawakan oleh dua orang penari. Pantas saja muda-mudi berkerumun di area ini.

Penonton diminta mundur sedikit oleh MC. Meminta ruang yang cukup. Tak lama kemudian dua penari berusia 20’an tampil secara bersamaan.

 [caption caption="Pertunjukan Belly Dance / dap"]

[/caption]

Iringan musik DJ serta gerakan lincah penari membuat suasana kian memanas. Ratusan keping logam tipis yang diikat melingkar menyerupai sabuk terdengar bergerincing. Tubuh mereka meliuk-liuk lentur. Saya dibuat terpesona. Sampai-sampai jarang berkedip.

Mereka terus bergoyang tanpa henti. Sampai akhirnya saya menangkap gelagat mencurigakan. “Feeling gak enak nih,” kata saya membatin, lantas beringsut mundur.

Benarlah dugaan saya. Semenit kemudian keduanya berjalan maju, menarik lengan para penonton mengajak goyang bersama. Tidak hanya lelaki, cewek pun diajak ikut serta.

30 menit kemudian pertunjukan Belly Dance usai. Kini giliran DJ beraksi penuh. Seluruh penonton menyeruak maju memenuhi lantai.

 [caption caption="Aksi DJ / dap"]

[/caption]

Suasana yang tadi sudah panas, kini jadi lebih panas lagi. Keringat bercucuran karena berjingkrak-jingkrak ikuti irama musik yang menghentak. Saya pilih berdiri di depan, tepat di muka speaker yang disusun bertumpuk. Tidak hanya telinga yang ‘dihajar’, jantung pun serasa turut ‘dihantam’ dentum suara keras nge-bass.

[caption caption="Suasana di lantai tiga kian memanas / dap"]

[/caption]

Saat DJ memutar lagu Bon Jovi - It’s My Life, dibagian reff-nya, saya kepalkan tangan dan meninju ke atas udara. Ternyata penonton lain juga meniru gerakan saya, wah kereeen !

Hampir 1 jam 30 menit lamanya saya ‘olahraga’ di lantai tiga. Perut mulai terasa lapar. Tenaga pun terkuras habis. Kebetulan kapal sudah kembali sandar ke dermaga. Kini saatnya saya turun melanjutkan sesi berikutnya, yaitu makan malam.

Memasuki usia ke-16, Bounty Cruises adakan pesta besar bertema “Full Moon Birthday Party” di jalan Wahana Tirta Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan, Sabtu (29/8) malam. Acara meriah tersebut dihadiri oleh perwakilan dari Pelindo III Benoa, Angkatan Laut, KP3 Benoa, Pol Air Polda Bali, Kantor Kesehatan Benoa, Kantor Imigrasi, Media Bali Pos, Bank Mandiri Cabang Benoa, BPR Lestari, Artha Graha, BRI Pesanggaran, Tour & Travel Agent dan sejumlah rekan bisnis lain. (dap)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun