Â
Lantai dua tidak seperti lantai satu. Tata ruangnya cenderung lebih terbuka. Di sana terdapat area khusus untuk pertunjukan live music.
Â
Tak banyak hal menarik di lantai dua sehingga saya lanjut ke lantai tiga.
 [caption caption="Saya dan Tian (kanan)"]
Sewaktu berjalan itu saya menjumpai seorang teman lama, Tian. Pemuda yang kini rambutnya dibiarkan gondrong itu adalah seorang jurnalis. Dulu semasa saya masih bekerja sebagai wartawan, kami menempati pos yang sama yaitu Rumah Sakit Sanglah. Saya dari Radar Bali, sementara Tian dari Nusa Bali. Kala itu, pas lagi santai karena tidak ada berita yang bisa diliput, kami biasa kongkow di depan ruang instalasi jenazah bersama rekan media lain.
Seusai berbincang singkat, saya langsung menuju lantai tiga.
Tidak seperti lantai satu dan dua, di lantai tiga penuh sesak kalangan anak muda. Sepertinya di lantai inilah tempat paling cocok buat saya.
Usut punya usut, saya baru tau kalau di lantai ini ada performa DJ-nya. Selain itu ada pula pertunjukan Belly Dance yang dibawakan oleh dua orang penari. Pantas saja muda-mudi berkerumun di area ini.
Penonton diminta mundur sedikit oleh MC. Meminta ruang yang cukup. Tak lama kemudian dua penari berusia 20’an tampil secara bersamaan.
 [caption caption="Pertunjukan Belly Dance / dap"]