[caption caption="Soto Ayam Nanang Selalu Dipadati Pembeli / dap"][/caption]
Saya tipikal orang suka hidangan berkuah, terutama di malam hari. Entahlah, nyeruput kuah panas bisa membuat badan terasa hangat. Diawali dari mulut turun ke kerongkongan hingga jatuh di perut. Cocok buat mengusir dinginnya malam. Hidangan soto ayam salah satunya.
Bicara soal soto ayam, saya punya tempat langganan di kota Denpasar. Soto Nanang namanya. Tempatnya memang gerobak pinggir jalan, tapi soal rasa ? Boleh diadu dengan restoran kelas mewah.
Soto Nanang terletak di jalan HOS Cokroaminoto sebelum Terminal  Ubung, dekat lampu persimpangan jalan, sebelah kiri jalan kalau datang dari Gatot Subroto. Berada di area parkir kantor Kisel, bersebelahan persis dengan Toko Horison elektronik. Menurut pengakuan Nanang, ia sudah berjualan sejak tahun 1999.
[caption caption="Porsinya Melimpah / dap"]
Yang membuat soto ini enak adalah kuahnya yang kental sekaligus gurih. Racikan bumbu-bumbunya pun terasa pas. Lidah ini seakan dibuatnya 'bergoyang' tiap kali memasukkan sesendok nasi ke dalam mulut. Jika diperhatikan lebih seksama, tak ada minyak yang 'ngambang gak jelas' pada permukaan kuahnya.
Soal harga tak perlu cemas. Seporsi soto dibanderol Rp 12 ribu. Bagi yang doyan jeroan, kulit maupun ceker juga tersedia di sini. Tidak hanya itu saja, porsi nasinya pun tergolong melimpah. Pas banget bagi kamu yang biasa makan 'porsi kuli'. Kalau nasinya kelewat banyak dan tak sanggup menghabiskannya bisa pesan separuhnya.
Lantaran harganya terjangkau maka tak heran jika Soto Nanang selalu dipenuhi para penikmat soto. Yang datang mulai dari pakai sepeda gayung / onthel, motor, mobil sampai truk sekalipun !
Jika meja gerobaknya telah terisi penuh, tak perlu berkecil hati karena di sana juga disediakan kursi plastik. Mereka yang duduk di kursi plastik bisa tetap menikmati soto tanpa harus takut tangannya kepanasan karena di bawah mangkok akan diberi lepek.
[caption caption="Nanang Sedang Melayani Pembeli / dap"]
Menariknya, soto Nanang hanya buka malam hari saja -pagi sampai sore tempatnya dibuat lahan parkir kantor-. Buka mulai pk 18.00 - 23.00 Wita. Sewaktu saya tanya hari apa liburnya, pria asal Lumajang ini menjawab enteng, "Gak pernah tutup Mas, tiap hari buka. Tutup kalau pas lagi dapet orderan khusus atau ada urusan keluarga aja."
Meski saya tinggal di daerah Sanur, tapi kalau sudah kepengen makan soto, larinya selalu ke Ubung. Tak mengapa jaraknya lumayan jauh asal bisa makan di sana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H