Mohon tunggu...
Daru Nurdianna
Daru Nurdianna Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

--

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kopi, Kopi-Kopian, dan Zaman

21 Agustus 2020   07:52 Diperbarui: 21 Agustus 2020   07:41 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada cerita menarik dan paradoksial, tentang kopi dan kopi-kopian. 'Kopi' yang saya maksud adalah kopi asli, dan 'kopi-kopian' adalah kopi sachetan produk industrialis-kapitalis. 

Bermula saat saya hendak membuat kopi asli tipe robusta dari Lombok, yang saya dapat dari pemberian seoarang kawan.

Ketika itu, temanku melihatku yang sedang menghaluskan biji kopi dengan grinder manual Edelmann, berkata:

"Eh, mau buat kopi apaan tuuh? Gaya amat, ribet amat mau ngopi aja... pakai alat-alat begitu segala, mbok ya ngopi yang sachetan itu hlo simpel gak ribet"

Lalu, aku tersenyum dan membalas,

"Yaa, ngopi ini, back to manual, demi kesehatan kok, dah terlanjur suka ngopi soalnya, hehe, ngopi dari biji asli, kalau kopi sachet tu justru yang perlu ditanyakan laah, beneran kopi atau bukaan. Orang dulu kalau ngopi ya begini, dari biji, dan bijinya dihalusin dulu... ini juga bisa untuk mensejahterakan petani kopii..."

Terus, mereka membalas,

"Kopinya pahit tu kan ga pake gula, enak yang sachet tu glo lebih nikmat..."

Saya,

"haha, ah terserah lu dah..."

Pelajaran.

Zaman modern ini, sains dan teknologi telah berkembang sangat pesat. Diantara teknologi yang penting dalam kehidupan ini adalah teknologi makanan. Lalu, teknologi memicu industrialisasi. Karena itulah, muncul produk makanan instan yang beragam, salah satunya adalah munculnya kopi sachet.

Nah, kopi sachet 'instan' ini ternyata sekarang lebih familiar, sehingga orang memahami bahwa kopi sachet itulah kopi, dan kopi asli dari biji 'natural' malah diragukan. Padahal kopi sachet itu bukan kopi.

Produk yang sudah familiar, belum tentu benar, seperti kopi sachet, padahal isinya.... mbrrr.

Menurut Otten Megazine, kenapa kopi sachet dijual sangat murah? Karena ia tidak mengandung 100% kopi. Isinya adalah perasa-perasa saja, Jadi, ia adalah 'minuman rasa kopi'. Pun, ia diolah dengan tidak alami.

"Banyak zat kimia yang terlibat sangat kopi instan diolah. Tak seperti menyeduh kopi segar, kopi instan telah diciptakan sedemikian rumit agar dapat dinikmati dengan waktu yang sesingkat-singkatnya. Kopi instan memakan banyak sekali zat kimia yang jika dipaparkan terdengar sangat mengerikan. Banyak bahan pengawet yang digunakan untuk campuran kopi yang membuat kopi instan tahan lama.", tulis majalah kopi yang cukup bergengsi itu.

Hal demikian, sangat berbahaya jika yang terjadi adalah tentang nilai (value), kebenaran, moralitas, dan realitas. Orang akan membenarkan yang terbiasa, walau itu salah. Karena familiar dan umum digunakan oleh peradaban yang dianggap maju. 

Makna kemajuan dan pembangunan akan lepas dari ruang konsep yang benar menurut Quran dan Sunnah, jika kita menganggap peradaban Barat adalah peradaban yang maju.

Produk-produk pemikiran yang familiar sekarang ini, dalam bentuk ideologi ataupun ilmu pengetahuan, belum tentu benar. Meskipun narasinya adalah untuk kemajuan dan pembangunan. 

Beginilah sekarang ini, dalam arus globalisasi tanpa batas, perlu diwaspadai, bahwa modernitas Barat sekuler-liberal, arus postmodern dan post-truth tak bisa dielakkan, menjadi tantangan peradaban Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun