Mohon tunggu...
Darul Azis
Darul Azis Mohon Tunggu... Administrasi - Wirausahawan

Wirausahawan yang terkadang menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Surat Speechless untuk yang Mulia Ketua DPR RI

16 November 2016   02:09 Diperbarui: 16 November 2016   17:09 1136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamu’alaikum Pak Ketua DPR yang mulia

Sebelumnya perkenalkan, saya adalah rakyat Anda. Maaf, karena saya telah berani mengaku-ngaku sebagai rakyat Anda. Sebenarnya saya merasa tak pantas melakukan ini.

Oh iya, bagaimana kabar Anda hari ini? Sangat baik bukan? 

Saya berharap Anda selalu dalam keadaan baik dan sehat, sehingga tetap bisa bekerja melayani rakyat Indonesia. Semoga Tuhan senantiasa melindungi Anda berikut keluarga, teman, sahabat, dan partai Anda. Aamiin.

Pak Ketua DPR yang muli

Sebelum menulis surat ini, sebenarnya saya berencana untuk tidur karena malam sudah semakin larut. Namun entah mengapa, sebagaimana mungkin rakyat Indonesia lainnya, ketika tiduran saya kok ya masih menyempatkan diri mengecek linimasa akun Fesbuk saya. Hingga pada akhirnya saya menemukan sebuah postingan berita dari akun fesbuk resmi DPR RI soal Anda. Berita tentang Anda, keruan saja bagi saya akan sangat menarik. Sebab bagaimanapun, Anda adalah ketua DPR dan saya adalah rakyat. Sekali lagi, Anda adalah Ketua DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)

Isi berita tersebut, kurang lebih memuat komentar Anda terkait gambar palu dan arit yang ada pada logo BI uang seratus ribu rupiah cetakan tahun 2014.

"Meskipun saya belum melihat secara langsung wujud gambar palu dan arit tersebut, namun kalau memang benar ada dan terlihat jells gambar tersebut, maka saya meminta BI untuk segera mencabut uang tersebut dari peredaran. Dan saya akan meminta komisi 11 untuk mempertanyakan ke BI." Demikian ujar Anda dalam berita tersebut.

Tak hanya sampai di situ, masih di berita yang sama Anda juga mengatakan, BI jangan main-main. Ini sebuah kecerobohan. Yang begini sensitive. Urusan komunsime sama dengan urusan agama. Palu arit kan simbol komunis. Komunis itu kan tidak punya agama. Jadi saya minta uang yang sudah tercetak itu dicabut dari peredaran. NKRI harga mati. Tegas Anda kemudian. 

Selesai membaca berita tersebut, terus saya langsung spicles dan melek pak Ketua DPR. Saya merasa sangat bangga karena Indonesia memiliki ketua DPR seperti Anda. Anda sangat peduli terhadap persoalan bangsa. Anda sangat kritis, cerdas, visioner, dan nasionalis serta gemar bertabayun. Sebagai warga Negara yang sesekali pernah membayar pajak, saya merasa bahwa apa yang saya bayarkan itu ternyata tidak sia-sia. Saya mendapatkan imbalan yang setimpal dengan apa yang telah saya bayarkan; yakni punya ketua DPR sekaliber Anda.

Oh iya, untuk mengabarkan kegembiraan saya itu saya kemudian membagikan berita termaksud di akun Fesbuk saya seraya tak lupa membubuhkan puja-puji untuk Anda. Ya walaupun sebenarnya saya berpotensi ditertawakan orang, karena beberapa hari sebelumnya Bank Indonesia sudah memberi penjelasan terkait isu gambar palu dan arit dalam logo BI uang pecahan seratus ribuan tersebut di akun resmi Fesbuk BI pada 12 November pukul 08. 49 WIB.

Penjelasan tersebut kurang lebih sama dengan kalimat yang dikutipkan oleh jurnalis situs dpr.go.id pada akhir berita tadi. Begini kutipannya.

Untuk melindungi dari pemalsuan, setiap uang kertas Rupiah yang masih berlaku dilengkapi dengan berbagai unsur pengaman. Masyarakat dapat mengenali keaslian uang melalui ciri-ciri yang khas, baik dari bahan yang digunakan, desain dan warna, maupun teknik pencetakan uang. Salah satu ciri uang Rupiah adalah gambar saling isi, atau biasa disebut Rectoverso.

Rectoverso adalah suatu teknik cetak khusus pada uang kertas yang membuat sebuah gambar berada di posisi yang sama dan saling membelakangi di bagian depan dan belakang. Apabila dilihat tanpa diterawang, gambar akan terlihat seperti ornamen yang tidak beraturan. Namun apabila diterawang, rectoverso akan membentuk sebuah gambar yang utuh.

Jika diterawang, rectoverso pada uang Rupiah akan membentuk lambang BI (singkatan dari Bank Indonesia). Rectoverso tidak dirancang untuk membentuk atau dimaknai sebagai gambar atau simbol lain, selain lambang BI.

Dengan memahami unsur-unsur keamanan dalam uang, masyarakat dapat lebih mudah mengenali keaslian Rupiah. Yuk, kenali Rupiahmu!” (Sumber : Akun Fesbuk resmi BI)

Pak Ketua DPR Yang mulia

Karena saya sangat spicles, maka tentu tak akan logis jika kemudian saya terlalu banyak berucap kalimat. Kecuali kalimat penutup berikut ini.

Lanjutkan perjuangan Anda, Pak. Karena rakyat Indonesia membutuhkan orang-orang seperti Anda. Tetaplah menjadi wakil rakyat, bila perlu sampai akhir hayat.

Karena Anda sudah cukup berhasil merepresentasikan saya sebagai rakyat Indonesia. Perlu Anda ketahui, saya ini orangnya terlalu gampang termakan provokasi dan berita-berita yang tidak jelas serta kurang bertabayun tapi maunya selalu terdepan dalam berkomentar.

Demikian Pak, surat spicles dari saya.

Ttd

Darul Azis
Rakyat Anda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun