Mohon tunggu...
Darul Azis
Darul Azis Mohon Tunggu... Administrasi - Wirausahawan

Wirausahawan yang terkadang menulis

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Dengan Penuh Gairah, Kami Berburu Buku (Murah)

16 September 2016   06:49 Diperbarui: 16 September 2016   07:17 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antrean kloter pertama pukul 08.30 pagi

Beberapa pengunjung yang juga kecele/Dok. Pribadi
Beberapa pengunjung yang juga kecele/Dok. Pribadi
img-20160913-080515-57db31c51497733d5b997180.jpg
img-20160913-080515-57db31c51497733d5b997180.jpg
Alhasil, pagi itu lagi-lagi kami kecewa dan semakin gemas dengan keadaan dan perjuangan untuk mendapatkan buku-buku murah tersebut. Duh, gini amat ya perjuangannya.

Dan tadi pagi, bersama seorang kawan, saya berangkat mruput lagi ke lokasi bazar. Kami datang pukul 07.30, dan anehnya di lokasi sudah ada banyak orang yang menunggu. Padahal bazar buku baru akan dimulai pada pukul 09.00. Artinya kami harus menunggu selama satu jam tiga puluh menit.

Antrean kloter pertama pukul 08.30 pagi
Antrean kloter pertama pukul 08.30 pagi
Waktu tersebut kemudian saya pergunakan untuk bercakap-cakap dengan pengunjung lain. Dari hasil bincang-bincang kami, saya mendapatkan cerita-cerita dramatis dari mereka untuk beroleh kesempatan masuk ke area bazar. Ada yang rela sampai tidak tidur, karena biasa bangun siang. Ada yang rela jauh-jauh dari Wonogiri khusus untuk berburu buku di sini. Ada yang tidak sempat mandi dan berbagai macam cerita lain yang membuat saya hati saya serasa berdesir. Haru.

Saya yakin, antusias masyarakat untuk mendatangi bazar buku ini adalah karena buku-buku tersebut dijual dengan sangat murah. Buku biasa lima ribu, komik dua ribu lima ratus rupiah. Padahal buku-bukunya masih terbilang sangat bagus. Seperti buku-buku berikut ini misalnya.

Hasil buruan/Dok.Pribadi
Hasil buruan/Dok.Pribadi
Beberapa pengunjung yang sempat saya tanya, mengaku memang demikian halnya. Terlebih bagi saya sendiri, karena (harga yang murah) itulah yang membuat antusias saya menjadi lebih tinggi dari biasanya.

Namun terlepas dari hal di atas, akan terlihat betapa masih tingginya antusiasme masyarakat kita (termasuk generasi muda) terhadap buku. Sebab tujuan membeli buku pasti untuk dibaca, bukan? Okelah kalaupun ada yang untuk dijual, sekadar buat koleksi, atau hanya untuk postingan di media sosial sekalipun, pasti suatu saat nanti --seiring hadirnya hidayah pada yang bersangkutan--, buku-buku tersebut akan dibaca juga. Atau setidaknya, jika kalimat di atas masih dirasa kurang pas, minimal bisa kita katakan bahwa interaksi masyarakat terhadap buku masihlah terbilang tinggi—di tengah gegap gempita kemajuan teknologi digital yang disinyalir semakin menjauhkan kita dengan buku.  

Anda tertarik berburu buku (murah)? Sini ke Jogja aja. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun