Mohon tunggu...
Darul Azis
Darul Azis Mohon Tunggu... Administrasi - Wirausahawan

Wirausahawan yang terkadang menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Satu Jam Hujan, Jogja Banjir

15 November 2014   02:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:47 1837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Sumber Gambar : Harian Jogja)

Hujan lebat yang mengguyur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama kurang lebih satu jam pada Jum'at sore (14/11) mengakibatkan sebagian wilayah di Jogja tergenang banjir. Banjir menggenangi wilayah Seturan, Sleman, tepatnya di belakang kampus UPN, dan Bulak Sumur, tepatnya di gedung Pasca Sarjana UGM. Ketinggian genangan air di kedua wilayah tersebut bahkan mencapai satu lutut orang dewasa. Kondisi ini mengakibatkan arus lalu lintas di wilayah tersebut menjadi terganggu dan menimbulkan kemacetan.

Banjir yang menimpa kedua wilayah ini bukan yang pertama terjadi. Pada tahun-tahun sebelumnya, di daerah yang sama juga telah menjadi langganan banjir setiap kali musim hujan tiba. Bedanya dengan tahun ini, meski hujan baru turun beberapa hari ini, banjir lebih cepat terjadi, menimpa masyarakat di sekitar wilayah ini. Hal ini menandakan bahwa kerentanan Jogja terhadap banjir semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Berdasarkan pantauan penulis, banjir yang menggenang wilayah ini tak lain karena minimnya resapan air dan tersumbatnya saluran air. Meskipun sudah ada Selokan Mataram yang melintas di kedua wilayah ini, namun nyatanya tidak mampu menampung debit air yang tinggi. Hampir sebagian besar halaman juga sudah tertutup pupping block, aspal dan semen. Sedangkan saluran air yang sedianya berfungsi dengan baik saat musim hujan tiba, justru tersumbat tanah dan sampah.

Kondisi ini memerlukan tindakan dari pemerintah daerah maupun warga sekitar, pasalnya hujan lebat masih akan sering terjadi dalam beberapa bulan ke depan. Jika hal ini terus dibiarkan, maka bukan tidak mungkin wilayah rentan banjir di Jogja akan semakin meluas.

Upaya yang dapat dilakukan dalam waktu dekat baik oleh pemerintah maupun masyarakat adalah optimalisasi saluran air (parit) di sekitar pemukinan dan Selokan Mataram. Selain itu masyarakat juga dapat menambah atau membuat lubang resapan air atau lubang biopori. Teknologi tepat guna dan ramah lingkungan ini sangat efektif untuk mengatasi banjir dengan cara meningkatkan daya resapan air, mengubah sampah organik menjadi kompos dan mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan). Cara membuatnya cukup mudah, kita cukup membuat lubang di tanah dengan menggunakan bor tanah. Diameternya cukup 10 cm dengan panjang kira-kira sebesar 100 cm. Semakin banyak lubang biopori di halaman rumah, kita semakin aman dari bahaya banjir.

Mendesak bagi masyarakat Yogyakarta, agar segera mengadakan gotong royong menanggulangi bencana banjir yang lebih besar. Sebagaimana semangat Segoro Amarto (Semangat Gotong Royong Agawe Majune Ngayogyokarto). (DA)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun