Mohon tunggu...
A Darto Iwan S
A Darto Iwan S Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis bukan karena tahu banyak, tapi ingin tahu lebih banyak.

Menulis sebagai salah satu cara untuk healing :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Coding Tanpa Komputer Masih Ada Guru Gaptek, Ironi Pendidikan Digital di Indonesia

7 Januari 2025   08:12 Diperbarui: 7 Januari 2025   08:12 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misalnya, seorang guru muda mungkin tahu cara menggunakan aplikasi coding untuk membuat permainan sederhana, tetapi mereka mungkin belum memiliki pengalaman dalam menyusun rencana pelajaran yang baik atau mengelola kelas saat menggunakan teknologi tersebut. Ini mirip dengan seorang pengemudi muda yang sangat mahir dalam mengoperasikan mobil modern tetapi belum pernah menghadapi situasi sulit di jalan raya.

Perbedaan antara guru senior dan guru muda dapat menciptakan kesenjangan dalam kualitas pengajaran. Siswa mungkin mendapatkan pengalaman belajar yang berbeda tergantung pada siapa guru mereka. Jika siswa diajar oleh guru senior yang kurang terbiasa dengan teknologi, mereka mungkin tidak mendapatkan pemahaman yang cukup tentang coding dan AI. Sebaliknya, jika diajar oleh guru muda yang sangat paham teknologi tetapi kurang pengalaman dalam mengajar, siswa mungkin tidak mendapatkan bimbingan yang sistematis.

Apakah kita ingin generasi mendatang hanya belajar dari satu cara pengajaran saja, atau seharusnya kita mencari cara untuk memadukan pengalaman dan pengetahuan dari kedua generasi guru ini demi masa depan pendidikan yang lebih baik? Dengan memahami perbedaan ini, kita dapat mencari solusi untuk meningkatkan kolaborasi antara guru senior dan guru muda.

Disisi lain ada upaya untuk menerapkan Coding dan AI di pendidikan dasar dan menengah di Indonesia.  Menteri Pendidikan Indonesia telah merencanakan untuk memasukkan coding dan AI ke dalam kurikulum sekolah dasar dan menengah. 

Dengan melihat fakta -- fakta diatas, tentunya wajar jika penerapan menerapkan Coding dan AI di pendidikan dasar dan menengah akan menemui tantangan, misalnya kesiapan infrastruktur dan keterbatasan kompetensi guru.  Sekolah-sekolah di daerah terpencil sering kali tidak memiliki infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung pembelajaran berbasis teknologi. Tanpa pelatihan yang tepat, guru tidak akan mampu mengajarkan coding dan AI secara efektif.

Salah satu isu yang sedang hangat dibicarakan adalah kritik terhadap eksklusivitas pembelajaran coding dan AI di sekolah-sekolah tertentu saja. Apakah adil jika hanya sekolah-sekolah unggulan yang mendapatkan akses ke kurikulum ini? Hal ini dapat memperlebar jurang antara siswa dari latar belakang ekonomi berbeda.

Lalu apa yang bisa kita kerjakan untuk mengatasi kesenjangan digital ini ? Ada beberapa hal, contohnya, melakukan pelatihan bagi para guru yang berkelanjutan, tidak hanya sekali latihan, lalu selesai begitu saja. Program pelatihan berkelanjutan sangat penting untuk meningkatkan keterampilan digital guru. Pelatihan ini bisa berupa workshop atau seminar tentang penggunaan teknologi terbaru dalam pendidikan. Misalnya, jika seorang guru diajari cara menggunakan aplikasi pembelajaran interaktif, mereka akan lebih percaya diri dalam mengajarkannya kepada siswa.

Pemerintah perlu memastikan bahwa semua sekolah memiliki akses terhadap perangkat teknologi dan internet. Ini bisa dilakukan dengan membangun jaringan internet yang lebih baik di daerah terpencil atau memberikan bantuan perangkat kepada sekolah-sekolah kurang mampu. Penting untuk menciptakan program pendidikan yang merata agar semua siswa, tanpa memandang latar belakang ekonomi, dapat belajar coding dan AI. Misalnya, program "Coding for All" bisa diluncurkan untuk memberikan pelatihan gratis kepada siswa di daerah kurang beruntung.

Kita juga bisa menggandeng perusahaan teknologi untuk menyediakan perangkat atau pelatihan bagi guru dapat menjadi solusi efektif. Perusahaan-perusahaan ini sering kali memiliki sumber daya dan pengalaman dalam bidang teknologi yang dapat dimanfaatkan oleh institusi pendidikan.

Kesenjangan digital di kalangan guru merupakan masalah serius yang perlu segera ditangani agar penerapan pembelajaran coding dan AI dapat berjalan efektif di seluruh Indonesia. Dengan langkah-langkah konkret dari pemerintah dan lembaga terkait, kita dapat menciptakan pendidikan yang lebih inklusif dan berkualitas.

Penting bagi kita semua untuk memahami bahwa kesenjangan digital bukan hanya masalah teknis, ia menyentuh aspek sosial dan ekonomi masyarakat kita. Mari kita diskusikan bagaimana kita bisa bersama-sama mengatasi masalah ini demi masa depan pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak kita! Apakah Anda setuju bahwa setiap anak berhak mendapatkan akses pendidikan berkualitas? Bagaimana pandangan Anda tentang langkah-langkah yang perlu diambil?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun