Mohon tunggu...
A Darto Iwan S
A Darto Iwan S Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis bukan karena tahu banyak, tapi ingin tahu lebih banyak.

Menulis sebagai salah satu cara untuk healing :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Revolusi Guru Virtual Mengubah Wajah Pendidikan Indonesia

6 Januari 2025   08:37 Diperbarui: 6 Januari 2025   08:37 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa perbedaan guru virtual dengan guru manusia? Penting untuk dipahami bahwa guru virtual bukanlah pengganti guru manusia. Guru manusia memiliki peran yang unik dan tak tergantikan, seperti memberikan inspirasi, motivasi, bimbingan moral, dan interaksi sosial yang mendalam. Guru virtual lebih berperan sebagai alat bantu atau asisten yang memperkaya pengalaman belajar dan memberikan dukungan tambahan. Berikut tabel perbedaannya :

Tabel Perbedaan Guru Virtual (image by Darto + Tool AI)
Tabel Perbedaan Guru Virtual (image by Darto + Tool AI)

Ada banyak manfaat guru virtual, seperti, aksesibilitas, fleksibilitas waktu dan tempat, personalisasi pembelajaran, efisiensi biaya, peningkatan motivasi dan keterlibatan, peningkatan motivasi dan keterlibatan.

Guru virtual memungkinkan akses pendidikan bagi siswa di daerah terpencil atau yang memiliki keterbatasan fisik. Bayangkan kamu tinggal di sebuah desa yang jauh dari kota, di mana sekolah hanya ada satu dan fasilitasnya terbatas. Atau, bayangkan kamu memiliki keterbatasan fisik yang membuatmu sulit untuk pergi ke sekolah setiap hari. Dulu, situasi seperti ini seringkali berarti sulit atau bahkan tidak mungkin untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Di daerah terpencil, seringkali kekurangan guru yang berkualitas. Guru Virtual bisa "mengirimkan" guru-guru terbaik dari mana saja ke hadapan siswa melalui teknologi. Seorang ahli matematika dari Jakarta, misalnya, bisa mengajar siswa di Papua melalui video conference. Dengan Guru Virtual, siswa di daerah terpencil bisa mendapatkan akses ke materi pelajaran yang sama dengan siswa di kota besar. Mereka bisa belajar dari buku digital, video pembelajaran, dan sumber-sumber online lainnya. Ini seperti memiliki perpustakaan lengkap di ujung jari. Guru Virtual memungkinkan pembelajaran yang fleksibel. Siswa bisa belajar kapan saja dan di mana saja, asalkan ada koneksi internet. Ini sangat membantu bagi siswa yang memiliki kegiatan lain atau kesulitan untuk datang ke sekolah setiap hari.

Belum lagi efisiensi biaya, potensi pengurangan biaya operasional dibandingkan dengan sistem pembelajaran konvensional. Salah satu keuntungan besar dari Guru Virtual adalah potensi penghematan biaya dibandingkan dengan sistem pembelajaran konvensional (tatap muka di kelas). Kok bisa? Mari kita lihat beberapa poin penting.

Sekolah konvensional membutuhkan gedung, ruang kelas, meja, kursi, papan tulis, dan berbagai fasilitas fisik lainnya. Semua ini membutuhkan biaya pembangunan, perawatan, dan operasional yang tidak sedikit. Dengan Guru Virtual, kebutuhan akan infrastruktur fisik bisa dikurangi secara signifikan. Pembelajaran bisa dilakukan secara online, sehingga tidak perlu membangun banyak ruang kelas atau bahkan gedung sekolah yang besar. Ini seperti memindahkan sebagian besar kegiatan belajar ke "dunia digital".

Bayangkan kamu ingin membuka toko. Toko konvensional membutuhkan tempat fisik, etalase, rak, dan lain-lain. Sedangkan toko online hanya membutuhkan website atau aplikasi. Tentu saja, biaya membuka toko online jauh lebih murah dibandingkan toko konvensional. Begitu juga dengan Guru Virtual, lebih hemat dibandingkan sekolah konvensional.

Sekolah konvensional membutuhkan banyak guru untuk mengajar berbagai mata pelajaran. Gaji guru merupakan salah satu komponen biaya operasional terbesar.  Dengan Guru Virtual, satu guru bisa mengajar ratusan atau bahkan ribuan siswa secara online. Selain itu, beberapa tugas guru, seperti penilaian tugas atau pemberian materi, bisa diotomatiskan dengan bantuan AI, sehingga mengurangi beban kerja guru dan potensi kebutuhan jumlah guru.

Bayangkan kamu memiliki sebuah restoran. Restoran konvensional membutuhkan banyak pelayan untuk melayani pelanggan. Sedangkan restoran dengan sistem pemesanan online bisa mengurangi jumlah pelayan karena pelanggan bisa memesan sendiri melalui aplikasi. Hal serupa juga terjadi pada Guru Virtual, mengurangi kebutuhan guru secara fisik di setiap kelas.

Buku pelajaran dan materi cetak lainnya membutuhkan biaya produksi dan distribusi yang besar. Dengan Guru Virtual, materi pelajaran bisa disajikan dalam format digital, seperti e-book, video, dan presentasi online. Ini menghilangkan biaya cetak dan distribusi, serta memudahkan pembaruan materi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun