Kecerdasan buatan (AI) telah menjadi bagian integral dari kehidupan kita, mempengaruhi berbagai aspek mulai dari cara kita bekerja hingga bagaimana kita berinteraksi dengan teknologi. Namun, di balik manfaat yang ditawarkannya, terdapat dampak sosial yang signifikan, khususnya terkait dengan pengangguran dan disparitas. Artikel ini akan membahas isu-isu tersebut dengan bahasa yang sederhana dan jelas, serta memberikan pemahaman tentang pentingnya menyikapi perkembangan AI secara bijak.
Mari kita pahami terlebih dahulu apa itu AI. Kecerdasan buatan adalah teknologi yang memungkinkan mesin untuk meniru fungsi kognitif manusia, seperti belajar, berpikir, dan mengambil keputusan. Bayangkan AI seperti asisten pribadi yang sangat cerdas, ia bisa membantu kita menyelesaikan tugas-tugas rutin dengan cepat dan efisien. Namun, seiring dengan kemajuan ini, muncul pertanyaan, Â Apakah kehadiran AI akan menggantikan peran manusia di tempat kerja?
Menurut laporan dari Lembaga Dana Moneter Internasional (IMF), diperkirakan bahwa 40 persen pekerjaan dapat hilang akibat otomatisasi yang dilakukan oleh AI. Pekerjaan-pekerjaan yang paling rentan adalah yang membutuhkan keterampilan rendah, seperti di sektor jasa dan manufaktur. Misalnya, pekerjaan sebagai petugas parkir atau kasir kini semakin banyak digantikan oleh mesin otomatis. Apakah Anda pernah berpikir tentang bagaimana pekerjaan-pekerjaan ini akan berubah di masa depan?
Ketika kita berbicara tentang 40 persen pekerjaan yang mungkin hilang, kita mengacu pada kemungkinan bahwa banyak pekerjaan yang saat ini dilakukan oleh manusia akan digantikan oleh mesin atau program komputer yang cerdas. Bayangkan Anda memiliki sebuah pabrik roti. Jika Anda menggunakan mesin otomatis untuk menguleni adonan dan memanggang roti, Anda mungkin tidak lagi membutuhkan sebanyak mungkin karyawan untuk melakukan tugas-tugas tersebut. Ini adalah contoh nyata dari bagaimana AI dan otomatisasi dapat menggantikan pekerjaan manusia.
AI dirancang untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu dengan lebih cepat dan efisien dibandingkan manusia. Misalnya, mesin dapat bekerja tanpa lelah selama 24 jam sehari, sementara manusia membutuhkan istirahat. Selain itu, AI dapat melakukan pekerjaan yang bersifat rutin dan repetitif dengan tingkat akurasi yang tinggi. Namun, dampak dari perubahan ini bisa sangat besar, terutama bagi mereka yang bekerja di sektor-sektor yang rentan terhadap otomatisasi.
Apa saja yang paling mungkin tergantikan? Ini adalah list 10 pekerjaan yang paling mungkin tergantikan (10 contoh pekerjaan yang berisiko tinggi untuk tergantikan oleh AI) Profesi Anda ada disini?Â
- Kasir. Banyak toko kini menggunakan mesin kasir otomatis yang dapat menghitung total belanja tanpa bantuan manusia.
- Petugas Parkir. Sistem parkir pintar dapat mengatur tempat parkir tanpa memerlukan petugas.
- Pekerja Pabrik. Robot industri sudah banyak digunakan untuk merakit produk di pabrik.
- Penerjemah. Aplikasi penerjemahan berbasis AI semakin akurat dan cepat dalam menerjemahkan teks.
- Customer Service. Chatbot AI dapat menjawab pertanyaan pelanggan tanpa perlu melibatkan manusia.
- Agen Perjalanan. Banyak orang kini menggunakan aplikasi untuk merencanakan perjalanan mereka sendiri tanpa bantuan agen.
- Pengemudi Taksi. Mobil otonom (tanpa pengemudi) mulai diuji coba di beberapa kota besar.
- Penulis Konten Sederhana. AI dapat menghasilkan artikel atau konten dasar secara otomatis.
- Analis Data Rutin. Program AI dapat menganalisis data dalam jumlah besar dengan cepat dan akurat.
- Pekerja Gudang: Robot pengantar barang sudah mulai digunakan di banyak gudang untuk mengambil dan mengantarkan barang.
Dampak dari hilangnya pekerjaan ini bisa sangat luas. Bagi banyak orang, kehilangan pekerjaan berarti kehilangan sumber pendapatan, yang dapat menyebabkan kesulitan ekonomi. Selain itu, jika hanya sebagian orang yang memiliki keterampilan untuk bekerja dengan teknologi baru, maka akan terjadi ketimpangan sosial antara mereka yang memiliki keterampilan tinggi dan mereka yang tidak.
Meskipun banyak pekerjaan yang hilang akibat otomatisasi dan kecerdasan buatan (AI), penting untuk diingat bahwa teknologi ini juga menciptakan peluang baru. Menurut laporan dari World Economic Forum (WEF), diperkirakan sekitar 69 juta pekerjaan baru akan tercipta pada tahun 2027, terutama di bidang teknologi informasi dan analisis data. Mari kita jelaskan lebih rinci tentang hal ini dengan bahasa yang sederhana agar lebih mudah dipahami.
Ketika teknologi berkembang, kebutuhan akan keterampilan baru juga meningkat. Bayangkan sebuah pabrik yang sebelumnya hanya menggunakan tenaga manusia untuk semua prosesnya. Ketika mereka mulai menggunakan mesin otomatis, mereka tidak hanya mengurangi jumlah pekerja, tetapi juga membutuhkan orang-orang yang dapat mengoperasikan dan memelihara mesin tersebut. Ini adalah contoh bagaimana AI dapat menciptakan pekerjaan baru meskipun beberapa pekerjaan lama hilang.
Apa saja? Berikut adalah 10 contoh pekerjaan baru yang diperkirakan akan muncul akibat perkembangan AI dan teknologi informasi:
- Spesialis Kecerdasan Buatan (AI). Profesional yang merancang dan mengembangkan algoritma AI untuk berbagai aplikasi, dari chatbots hingga sistem rekomendasi.
- Analis Data: Orang yang menganalisis data besar untuk membantu perusahaan membuat keputusan berdasarkan informasi yang akurat.
- Insinyur Machine Learning. Mereka yang mengembangkan model pembelajaran mesin yang memungkinkan komputer belajar dari data tanpa diprogram secara eksplisit.
- Analis Keamanan Siber. Spesialis yang melindungi sistem komputer dari serangan dan ancaman keamanan.
- Pengembang Aplikasi Mobile. Profesional yang menciptakan aplikasi untuk perangkat seluler, terutama dalam konteks e-commerce dan layanan berbasis AI.
- Spesialis Keberlanjutan (Sustainability Specialist). Pekerja yang fokus pada pengembangan solusi ramah lingkungan menggunakan teknologi modern.
- Manajer Proyek Digital. Orang yang mengelola proyek-proyek terkait teknologi, memastikan bahwa semua aspek proyek berjalan lancar.
- Desainer Pengalaman Pengguna (UX Designer): Profesional yang merancang antarmuka pengguna agar lebih intuitif dan mudah digunakan, terutama dalam aplikasi berbasis AI.
- Konsultan Transformasi Digital: Mereka membantu perusahaan beradaptasi dengan perubahan teknologi dan mengimplementasikan solusi digital.
- Pakar Big Data: Spesialis yang menangani analisis data besar untuk membantu organisasi memahami tren dan pola dalam data mereka.
Dengan munculnya pekerjaan-pekerjaan baru ini, masyarakat perlu bersiap untuk beradaptasi dengan perubahan di pasar tenaga kerja. Ini berarti bahwa pendidikan dan pelatihan menjadi sangat penting agar orang-orang dapat memperoleh keterampilan yang diperlukan untuk posisi-posisi baru ini
Salah satu isu utama adalah kesenjangan keterampilan antara pekerja dengan latar belakang pendidikan rendah dan mereka yang memiliki pendidikan tinggi. Pekerja dengan keterampilan rendah lebih rentan terhadap kehilangan pekerjaan akibat otomatisasi. Misalnya, jika Anda seorang lulusan SMA yang bekerja di pabrik tanpa keterampilan teknis tambahan, bagaimana Anda bisa bersaing dengan pekerja lain yang memiliki gelar sarjana di bidang teknologi?
Penggunaan AI juga dapat memperburuk ketimpangan ekonomi antara perusahaan besar dan usaha kecil. Perusahaan besar memiliki sumber daya untuk mengadopsi teknologi AI, sementara usaha kecil sering kali tertinggal. Ini menciptakan jurang antara mereka yang mampu beradaptasi dengan teknologi dan mereka yang tidak. Apakah kita siap menghadapi kenyataan bahwa kesenjangan ini bisa semakin lebar?
Untuk menghadapi tantangan ini, pendidikan dan pelatihan ulang menjadi sangat penting. Masyarakat perlu disiapkan untuk menghadapi perubahan dalam dunia kerja dengan memberikan akses ke pelatihan keterampilan baru. Program pelatihan ulang dapat membantu pekerja yang terkena dampak untuk mendapatkan keterampilan baru2. Bagaimana jika setiap orang memiliki kesempatan untuk belajar keterampilan baru agar tetap relevan di pasar kerja?
Pemerintah juga memiliki peran kunci dalam mengatur penggunaan AI agar tidak menciptakan ketidakadilan sosial. Kebijakan yang mendukung pelatihan tenaga kerja dan perlindungan bagi pekerja harus diperkuat1. Apakah kita sudah cukup mendiskusikan langkah-langkah konkret untuk melindungi pekerja dari dampak negatif AI?
AI membawa dampak sosial yang signifikan, baik positif maupun negatif. Di satu sisi, AI dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas; di sisi lain, ia juga dapat menyebabkan pengangguran dan memperburuk ketimpangan sosial jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan AI sambil memastikan bahwa teknologi ini digunakan secara etis dan bertanggung jawab.
Memahami dampak kecerdasan buatan sangatlah penting bagi setiap individu di era digital ini. Dengan pengetahuan yang tepat, kita dapat berkontribusi dalam menciptakan solusi yang adil bagi semua pihak terlibat dalam perubahan ini. Mari berdiskusi! Apa pendapat Anda tentang bagaimana kita bisa memanfaatkan AI sambil melindungi hak-hak pekerja? Infografis atau gambar relevan dapat ditambahkan untuk memperjelas data atau fakta-fakta penting dalam artikel ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H