Mohon tunggu...
A Darto Iwan S
A Darto Iwan S Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis bukan karena tahu banyak, tapi ingin tahu lebih banyak. (Darto, 22 Oktober 2024)

Menulis sebagai salah satu cara untuk healing :)

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Mengungkap Next AI (AGI), Harapan atau Bencana bagi Kita?

22 November 2024   07:41 Diperbarui: 22 November 2024   07:49 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AGI (karya sendiri dengan tool AI)

AGI adalah kependekan dari Artificial General Intelligence atau dalam bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai Kecerdasan Artifisial Umum. Jika kita bandingkan dengan kecerdasan Artifisial yang kita kenal saat ini, seperti asisten virtual atau mobil self-driving, AGI adalah level selanjutnya.

AGI adalah sebuah sistem kecerdasan Artifisial yang memiliki kemampuan kognitif setara atau bahkan melampaui manusia. Artinya, AGI tidak hanya bisa melakukan tugas-tugas spesifik seperti bermain catur atau menerjemahkan bahasa, tetapi juga mampu berpikir secara mandiri. AGI bisa memecahkan masalah yang kompleks, belajar dari pengalaman, dan bahkan mengembangkan ide-ide baru. Selain itu, bisa memahami konsep-konsep seperti keindahan, cinta, atau keadilan. Hebatnya lagi, bisa belajar dan beradaptasi dengan situasi yang baru dan tidak terduga. Sudah terbayangkan?

Untuk lebih mudah memahami, bayangkan seorang robot yang tidak hanya bisa membersihkan rumah, tetapi juga bias memahami perintah yang kompleks. Misalnya, ketika kita bilang "Bersihkan kamar tamu, tapi jangan sentuh vas bunga kesayanganku", robot tersebut bisa mengerti dan menjalankan perintah dengan tepat. Jika robot tersebut pernah menjatuhkan vas bunga, ia akan belajar untuk lebih berhati-hati saat membersihkan di sekitar benda-benda yang mudah pecah. Jika kita memindahkan furnitur, robot tersebut bisa menyesuaikan rute pembersihannya tanpa perlu diprogram ulang.

Lalu apa beda AGI dengan Kecerdasan Artifisial yang Ada Sekarang ? Kecerdasan Artifisial yang kita kenal saat ini, seperti Siri atau Alexa, hanya bisa melakukan tugas-tugas yang spesifik. Mereka tidak memiliki kemampuan untuk berpikir secara mandiri atau memahami konsep abstrak. Sedangkan Kecerdasan Artifisial Umummemiliki kemampuan yang jauh lebih luas. AGI bisa melakukan berbagai macam tugas, berpikir kreatif, dan bahkan memiliki kesadaran diri.

AGI memiliki potensi untuk mengubah dunia secara drastis. Bayangkan jika kita memiliki mesin yang bisa membantu kita menemukan obat untuk penyakit yang tidak bisa disembuhkan, atau menciptakan energi bersih yang tak terbatas. Namun, di sisi lain, AGI juga membawa risiko yang besar, seperti hilangnya pekerjaan dan bahkan ancaman eksistensi manusia.

Kecerdasan Artifisial Umum adalah konsep yang sangat menarik dan kompleks. Meskipun masih dalam tahap pengembangan, AGI memiliki potensi untuk mengubah dunia kita secara fundamental. Penting bagi kita untuk memahami teknologi ini agar kita bisa mempersiapkan diri untuk masa depan.Bukan sekadar mimpi dalam film-film sains fiksi, AGI kini semakin dekat dengan kenyataan. Kenapa kita harus peduli? Karena AGI berpotensi mengubah dunia kita secara fundamental, dari cara kita bekerja hingga cara kita hidup.

Bayangkan dunia di mana penyakit mematikan bisa disembuhkan dalam sekejap, di mana energi bersih melimpah ruah, dan di mana kita bisa menjelajahi alam semesta. AGI bisa menjadi kunci untuk mewujudkan semua itu. Dengan kemampuannya dalam memproses informasi yang sangat cepat dan akurat, AGI dapat memecahkan masalah global. Mulai dari perubahan iklim hingga kelaparan, AGI bisa memberikan solusi inovatif yang tidak terpikirkan sebelumnya.

Selain itu bisa membantu kita dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan transportasi. Bayangkan memiliki tutor pribadi yang cerdas dan sabar atau dokter yang selalu siap membantu 24 jam setahun penuh. Bisa pula menjadi katalisator bagi perkembangan teknologi baru yang akan mengubah cara kita hidup dan bekerja.

Namun, di balik potensi positifnya, AGI juga membawa sejumlah risiko. Jika tidak dikelola dengan baik, AGI bisa menjadi ancaman bagi kemanusiaan. Beberapa risiko yang perlu kita waspadai adalah kemungkinan orang bisa kehilangan pekerjaan. Otomatisasi yang didorong oleh AGI bisa menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan. Apakah kita siap menghadapi masa depan di mana mesin menggantikan manusia dalam banyak pekerjaan?

Kecerdasan Artifisial Umum bisa memperbesar kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin. Hanya mereka yang memiliki akses ke teknologi ini yang akan menikmati manfaatnya. Dan bisa digunakan untuk tujuan yang jahat, seperti mengembangkan senjata otonom atau menyebarkan informasi palsu. Bayangkan jika AGI jatuh ke tangan orang yang salah, apa yang akan terjadi?

Jika Kecerdasan Artifisial Umum menjadi terlalu cerdas, kita mungkin kesulitan mengendalikannya. Apakah kita siap menghadapi skenario di mana mesin menjadi lebih pintar daripada manusia?

Untuk memaksimalkan manfaat AGI dan meminimalkan risikonya, kita perlu mengambil langkah, seperti, mengembangkan  AGI dengan bertanggung jawab. Kita perlu mengembangkan AGI dengan mempertimbangkan aspek etika dan keamanan. Pemerintah perlu membuat peraturan yang jelas untuk mengatur pengembangan dan penggunaan AGI.

Prioritas utama dalam pengembangan AGI adalah memastikan bahwa teknologi ini memberikan manfaat bagi seluruh umat manusia dan meminimalkan risiko yang mungkin timbul.

Kecerdasan Artifisial Umum bisa menjadi alat yang sangat kuat, baik untuk kebaikan maupun kejahatan. Oleh karena itu, kita perlu mengembangkan sistem keamanan yang kuat untuk mencegah AGI digunakan untuk tujuan yang merusak, seperti mengembangkan senjata otonom atau menyebarkan informasi palsu. AGI dilatih dengan data yang ada, dan jika data tersebut mengandung bias, maka AGI pun akan menghasilkan output yang bias. Kita perlu memastikan bahwa data yang digunakan untuk melatih AGI bersifat representatif dan tidak diskriminatif.

Pengembangan AGI harus selalu mengacu pada nilai-nilai kemanusiaan seperti keadilan, kesetaraan, dan martabat manusia. Pengembang AGI harus bertanggung jawab atas dampak dari teknologi yang mereka ciptakan.

Kita perlu mengembangkan mekanisme yang jelas untuk memahami bagaimana AGI mengambil keputusan. Hal ini penting untuk membangun kepercayaan masyarakat dan memastikan bahwa AGI tidak menjadi "kotak hitam" yang tidak bisa diprediksi.

AGI adalah masalah yang terlalu besar untuk diatasi oleh satu negara atau perusahaan saja. Kita perlu bekerja sama secara global untuk menetapkan standar dan peraturan yang sama. Kita perlu mempersiapkan masyarakat untuk menghadapi masa depan yang didominasi oleh AI. Hal ini termasuk memberikan pendidikan tentang AI dan melatih tenaga kerja untuk pekerjaan baru yang akan muncul.

Dengan memprioritaskan keamanan, etika, dan transparansi, kita bisa meminimalkan risiko yang terkait dengan pengembangan AGI. Dan dengan fokus pada kolaborasi dan kesiapan masyarakat, kita bisa memastikan bahwa manfaat AGI dinikmati oleh semua orang, bukan hanya segelintir orang. Kita bisa membangun kepercayaan masyarakat terhadap teknologi ini dengan menunjukkan bahwa kita serius dalam mengembangkan AGI secara bertanggung jawab.

AGI adalah teknologi yang sangat kompleks dan berdampak besar. Kita semua perlu memahami AGI agar bisa ikut serta dalam membentuk masa depan kita. Jangan takut untuk belajar dan bertanya. Mari kita bersama-sama menciptakan masa depan yang lebih baik dengan memanfaatkan potensi AGI secara bijaksana.

Apakah Anda optimis atau pesimis tentang masa depan AGI? Apakah Anda khawatir bahwa AGI akan mengambil alih pekerjaan manusia? Apa yang bisa kita lakukan untuk mengantisipasi hal ini? Mari kita mulai diskusi yang menarik tentang masa depan AI!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun