Mohon tunggu...
Darto Rokhim
Darto Rokhim Mohon Tunggu... -

menulis bukan untuk membaut situasi menjadi semakin panas.. menulis untuk menyalurkan ide sekaligus menyejukan situasi sosial masyarakat.. pekerja swasta, pendidikan tidak seberapa..

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ini Bukan Negeri Dongeng, Mas Agus

14 Januari 2017   10:38 Diperbarui: 14 Januari 2017   10:47 3937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Debat malam tadi lumayan bikin mata melek juga.. Mungkin ngga kalah seru dengan derby Manchester.. Masing – masing paslon sudah memperseiapkan diri baik mental dan juga materi untuk disampaikan dalam debat tersebut.

Saya sendiri merasa sudah cukup puas dengan paslon 2 dan 3 karna bagi saya mereka sudah cukup memberikan banyak gambaran program yang solutif dan memang ada kelogisan untuk dikerjakan. Kedua paslon tersebut sudah dengan gaya mereka masing – masing menyampaikan program dan keunggulan – keunggulan mereka dan saya akui mereka bagus. Artian bagus disini adalah sudah berusaha memberikan program yang solutif untuk masyarakat tetapi juga menjelaskan sedikit detil – detil logika bagaimana program tersebut bisa berjalan di lapangan dan sukses.

Terlepas dari anggapan banyak orang bahwa paslon 3 teoritis bagi saya tidak maslah, karna emang belum pernah jabat ya memang harus meberikan gambaran teoritisnya toh? Yang penting logikanya bisa diterima akal sehat. Kalau paslon 2 mah emang udah lumayan itu, soalnya dia untung juga sih sebagai petahana jadi secara gambaran data dan logika pelaksanaan programnya udah ajib.

Kedua paslon tersebut sudah benar memposisikan bahwa debat disini bukan tentang bagus – bagusan dan tegas – tegasan komunikasi, tetapi berbicara bagaimana masyarakat dapat mengerti dengan jelas bagaimana program mereka bisa berjalan di DKI jika diberikan Amanah memimpin DKI.

Yang bikin saya geleng – geleng dan bingung justru melihat paslon 1 ini. Adedeh, setiap ngomong udah saya pentegin pengin denger gimana spesifiknya programnya dan bagaimana logikanya ketika berjalan tetapi sampai selesai tidak ada satupun saya dapatkan itu. Malah retorika tentang hati, kemanusiaan, otak curigaan dll yang muncul.

Ini bukan negeri dongeng mas Agus, ini kenyataan. Di negeri dongeng mungkin dengan berbicara yang umum – umum saja seperti itu bisa maju entah dari magic atau ada kekuatan apa gitu. Dalam kenyataan semua tidak hanya berupa niat baik dan hal umum saja, ini juga tentang bagaimana program bisa berjalan di dalam dinamia DKI yang sangat kompleks. Kalau sampean mau keluarkan uang 1M per rt/rw dan diawasi oleh warga sendiri, trus gimana cara pengawasanya? Saya ngga maslah denga nprogram itu dan bahkan seneng juga, tapi kalau ngga jelas arahnya kemana kemudian manajemen kontrolnya gimana akhirnya mikir saya “wah no sense ini”.

Mas Agus loh udah ada modal keunggulan di banyak servei mas. Kalo sampean gini maka yang menjadi kekhawatiran awal semua pihak bahwa sampean ngga siap semakin kuat mas. Kekhawatiran bahwa sampean tidak ikhlas mencalonkan diri juga bisa semakin kuat. Jadi saya pikir sudah sebaiknya diperbaiki lagi untuk kedepanya. Jujur saya ngga pernah merasa klimaks sama sekali pas denger omongan sampean di debat tersebut.

Bagi pendukung paslon 1 ini saya benar – benar tidak ada tujuan jelek. Justru ingin memberikan saran yang mungkin bisa membangun biar paslon 1 jadi lebih oke lagi. Dan tentunya saya sangat berharap pilkada ini bisa jadi pilkada yang cerdas juga dan melahirkan pemimpin yang kapabel dalam menjalankan misi membangun masyarakat DKI.

Perjalanan Masih Panjang, Masih Belum Pasti Apa Yang Akan Terjadi Kedepanya. Semua Paslon Masih Kandidat Kuat!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun