PENERAPAN MASA DEPAN
Pemetaan sekolah sangat penting dilakukan untuk mendapatkan data terkait aset atau kekuatan yang dimiliki sekolah. Kekuatan yang dimiliki sekolah dijadikan sebagai modal dalam membantu sekolah menjalankan program-program yang berdampak pada murid. Proses pemetaan yang dilakukan sebagai salah satu upaya sekolah dalam menerapkan inkuiri apresiatif tahapan BAGJA.
Program berdampak pada murid akan menjadi proyek berkelanjutan diterapkan di sekolah dengan langkah konkrit menerapkan BAGJA (paradigma inkuiri) yakni :
Menyusun rencana perubahan
Memahami kekuatan yang ada di sekolah, sebagai dasar untuk melakukan perubahan positif
Mengevaluasi hal-hal positif yang ada di sekolah
Berkolaborasi dengan stakeholders dan rekan sejawat
Dukungan dan motivasi dari seluruh stakeholders
- Pendekatan psikologi positif.
Semua langkah yang kita susun kita upayakan untuk menemukenali hal yang positif untuk dikembangkan bukan hal yang negatif, artinya menggunakan pendekatan berbasis aset bukan pendekatan berbasis kelemahan sampai pada akhirnya menyelaraskan kekuatan dengan pemetaan tujuh aset untuk dikelola menjadi kekuatan dukungan pengembangan program berdampak pada murid yang disinkronkan dengan Visi Misi sekolah utamanya menuju Profil Pelajar Pancasila.
2. Tindak Lanjut
Tidak hanya sampai di situ acara ini berlanjut ke CFD Solo di Flash Mob bersama Pak Gubernor Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama seni tari SMK Negeri 6 Surakarta Berikut dokumentasinya !
3. Monitoring dan Evaluasi
- Monitoring dan evaluasi direncanakan menggunakan MELR lewat format-format khusus seperti format rantai hasil (input-activity-output-outcome dan impact), format kerangka Monev (pertanyaan kunci evaluasi, fokus monitoring, metode yang digunakan dan strategi pengolahan data), serta format manajemen risiko (kemungkinan yang terjadi, ukuran risiko dan strategi pengendalian).
- Saya mohon maaf belum bisa menyajikan laporan Monev karena terkendala siswa sudah liburan sekolah dan materi monev ini baru saja disampaikan Pengajar Praktik (PP) pada loka 6 sedangkan demi mengejar momentum aksi nyata saya dapatkan satu hari sebelum Loka 6. Sebagai refleksi diri saya sebelum datang sub tugas Aksi Nyata Modul 3.3 saya sudah mencari-cari referensi mengenai program berdampak pada murid pada web, blog, youtube, FB dan lain-lain.Saya dapati banyak aksi nyata yang melibatkan murid skala besar praktis saya harus gerak cepat berkoordinasi dengan waka kesiswaan dan jajarannya untuk mengkondisikan, mengelaborasi, membantu mewarnai serta menebengi aksi ini agar bisa menjadi aksi bersama baik sekolah dan CGP, sebab jika semua kegiatan ini dari pribadi tentu ini sebuah kemustahilan karena CGP tidak punya akses cukup kuat di sekolah oleh karenanya waka kesiswaan membantu untuk mengemas kegiatan ini menjadi kegiatan aksi nyata modul 3.3 dan kegiatan sekolah berdampak pada murid.
- Refleksi lebih lanjut bahwasannya menjadi CGP dalam memenuhi tugas-tugas yang padat harus dapat mengambil momentum dengan gerak cepat sebab momentum datangnya hanya sekali, dan akan datang lagi pun tidak cukup waktu. Sehingga koordinasi, kolaborasi, kerjasama, konsolidasi dengan jajaran, teman guru, waka dan kepala sekolah sangat-sangat penting agar tugas-tugas CGP dipaksa atau tidak disadari menjadi tugas sekolah, tugas bersama yang saling melengkapi.
Salam Guru Penggerak !!!
Referensi :