Mohon tunggu...
Darsono
Darsono Mohon Tunggu... Guru - Guru SMK Negeri 6 Surakarta

Guru SMK Negeri 6 Surakarta sejak Th. 1998 bidang mengajar Multimedia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aksi Nyata Modul 3.3 Gelar Pentas Lintas Budaya

17 Juni 2022   23:01 Diperbarui: 17 Juni 2022   23:19 1911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dokpri

PERASAAN (FEELING)

Saya merasa bersyukur, bangga, termotivasi dan terinspirasi untuk selalu menetapkan semua program atau kegiatan berorientasi pada pembelajaran berbasis murid, berorientasi pada keberpihakan dan kebermaknaan untuk pendewasaan murid untuk bekal masa depan. Melalui aksi nyata modul Student Agency ini diharapkan dapat menjadi solusi terbaik semua program sekolah atau komunitas praktisi mengedepankan keterdampakan murid melalui aspek suara (voice) , pilihan (choice) dan kepemilikan (ownership) di dalam ruang lingkup kegiatan baik intra, ko dan ekstra kurikuler di sekolah.

Modal aset ketujuh dari guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, murid, sosial, fisik, lingkungan, politik, agama dan budaya serta finansial diberdayakan sebesar-besarkan untuk mendongkrak mensukseskan program-program yang berdampak pada murid. Seperti musik, seni tarik, seni vocal, mural, grafiti, dan lain-lain yang melibatkan murid baik dari pra, proses maupun pasca produksi sehigga benar-benar menjadi ajang kreativitas murid.

PEMBELAJARAN

Pembelajaran yang bisa kita ambil dalam aksi nyata pengelolaan program berdampak pada murid adalah adanya kolaborasi, gotong royong, keberpihakan pada murid, penyaluran suara, kebebasan memilih kegiatan dan peran, serta partisipasi murid totalitas untuk kepemilikan program secara utuh sehingga muncul rasa handabeni (memiliki), rasa tanggung jawab. Melalui aksi nyata pengelolaan program berdampak pada murid dapat ditarik pelajaran penting bahwa sebuah kegiatan semakin diberikan kepada murid (dipercaya) maka akan membekas kuat di benak murid dalam jangka yang lama. Terlebih kegiatan itu merupakan ajang kesukaan mereka seperti menari, bernyanyi, berjoget, menggambar sebagai ekspresi kebebasannya.

PENERAPAN MASA DEPAN

Pemetaan sekolah sangat penting dilakukan untuk mendapatkan data terkait aset atau kekuatan yang dimiliki sekolah. Kekuatan yang dimiliki sekolah dijadikan sebagai modal dalam membantu sekolah menjalankan program-program yang berdampak pada murid. Proses pemetaan yang dilakukan sebagai salah satu upaya sekolah dalam menerapkan inkuiri apresiatif tahapan BAGJA.

Program berdampak pada murid akan menjadi proyek berkelanjutan diterapkan di sekolah dengan langkah konkrit menerapkan BAGJA (paradigma inkuiri) yakni :

  1. Menyusun rencana perubahan
  2. Memahami kekuatan yang ada di sekolah, sebagai dasar untuk melakukan perubahan positif
  3. Mengevaluasi hal-hal positif yang ada di sekolah
  4. Berkolaborasi dengan stakeholders dan rekan sejawat
  5. Dukungan dan motivasi dari seluruh stakeholders
  6. Pendekatan psikologi positif.

Semua langkah yang kita susun kita upayakan untuk menemukenali hal yang positif untuk dikembangkan bukan hal yang negatif, artinya menggunakan pendekatan berbasis aset bukan pendekatan berbasis kelemahan sampai pada akhirnya menyelaraskan kekuatan dengan pemetaan tujuh aset untuk dikelola menjadi kekuatan dukungan pengembangan program berdampak pada murid yang disinkronkan dengan Visi Misi sekolah utamanya menuju Profil Pelajar Pancasila.

2. Penerapan MELR (Monitoring, Evaluation, Learning and Reporting).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun