Mohon tunggu...
Darsono
Darsono Mohon Tunggu... Guru - Guru SMK Negeri 6 Surakarta

Guru SMK Negeri 6 Surakarta sejak Th. 1998 bidang mengajar Multimedia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Minggu 23 Kepemimpinan Murid dalam Pelepasan Lulusan

13 Juni 2022   06:15 Diperbarui: 13 Juni 2022   06:18 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di bulan ini (Juni 2022) saya mempelajari Modul 3.3 yakni Kepemimpinan Murid sebuah Modul terakhir yang berisi pengelolaan program yang berdampak pada murid. Menurut saya adalah modul yang menarik untuk dipelajari dan diterapkan di kelas dan sekolah masing-masing CGP. 

Untuk mengeksplorasi program/ kegiatan sekolah yang berdampak pada murid, modul ini diarahkan untuk mengidentifikasi suara (Voice), pilihan (choice) dan kepemilikan (ownership) saya menyebutnya VCO dalam program/ kegiatan sekolah. VCO murid perlu diupayakan oleh sekolah sebagai sebuah komunitas. 

Apa yang harus disiapkan oleh sekolah untuk menciptakan VCO / suara, pilihan dan rasa kepemilikan murid ? Bagaimana kita dapat menciptakan sekolah sebagai lingkungan belajar yang memberikan ruang seluas-luasnya kepada murid untuk dapat menciptakan VCO menuju kepemimpinan murid (student agency) ?

Kali ini saya menggunakan Model 4 F  (Facts, Feelings, Findings, Future) 4F merupakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P, dengan pertanyaan sebagai berikut (disesuaikan dengan yang sedang terjadi pada saat penulisan jurnal):

1. Facts (Peristiwa):

Dua minggu ini saya belajar mengenai paket modul 3, subbagian 3.3 yang membahas tentang program/kegiatan sekolah berorientasi dan berpihak pada murid sehingga dapat memberikan makna sebagai bentuk dampak yang dirasakan oleh murid nanti. Adapun peristiwa yang menonjol pada bulan Juni 2022 adalah ujian semester genap (PAT) baik tingkat X, XI maupun XII, kenaikan kelas dan kelulusan siswa, rekruitmen tamatan dan pelepasan siswa.

Pandemi Covid 19 belum sepenuhnya usai walaupun PTM sudah 100% namun Pemerintah Kota Surakarta masih sangat hati-hati untuk membuka penuh kelonggaran, seperti halnya penyelenggaraan kegiatan pelepasa yang masih dibatasi hanya di sekolah, hanya mengenakan baju OSIS dan hanya upacara pelepasan saja untuk menghindari kontak langsung dengan orang lain di luar sekolah. 

Penyelenggaraannya pun sangat sederhana, justru disitulah muncul beberapa ide kreatif dari siswa yang mencerminkan Kepemimpinan Murid (Student Agency).

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Alasan Melakukan Aksi

Hal di atas dijadikan aksi nyata karena murid dilibatkan penuh untuk mengurus dan mengelola sendiri eventnya tanpa campur tangan dari guru/kesiswaan sepenuhnya. 

Dengan harapan murid bisa memahami makna pembatasan, hura-hura, euforia dan kebahagiaan kelulusan 100% itu dengan suka cita yang tidak berlebihan seperti aksi coret-coretan baju, bermotoran tanpa helm dan konvoi serta kebut-kebutan di jalan dan lain-lain. 

Aksi mereka hanya upacara pelepasan, melepas balon, ucapan syukur dan pamitan lewat puisi serta berfoto masal di lapangan tengah dimana panggung tempat berfoto dirakit dari meja kursi kelas yang ditumpuk-tumpuk rapi dijejerkan secara bertingkat untuk tempat foto masal murid.

Berikutnya ini adalah contoh penerapan aksi nyata kepemimpinan murid meliputi aspek suara (voice), pilihan (choice) dan kepemilikan (ownership) (VCO) yang tengah dibahas mendalam pada modul 3.3

Dok Pribadi
Dok Pribadi

2. Feelings (Perasaan):

Memahami, memetik pelajaran dari Modul 3.3 Kepemimpinan Murid, perasaan saya bersyukur, bangga, menyadari, instruspeksi diri, merefleksi diri bahwa murid adalah mitra belajar dan sekolah adalah tempat lingkungan yang baik untuk menumbuhkembangkan potensi dirinya dan kemampuannya. 

Murid bukan obyek dan subyek belajar semata tetapi mereka adalah mitra, pribadi unik, anak dan rekan untuk saling berbagi dan belajar mengenai banyak hal. Di sini saya menyadari rasa, karya, karsa, cipta pada diri murid yang perlu diapresiasi hasil belajarnya. Tugas kita sebagai CGP menuntun, memotivasi, mengarahkan, memupuknya dengan pupuk yang tepat hingga kepemimpinan murid (VCO) berhasil.

3. Findings (Pembelajaran):

Saya menyadari bahwa profil kompetensi Guru Penggerak untuk mencapai modul ini secara umum adalah : menyadari murid sebagai mitra bagi guru dalam pembelajaran., mengupayakan terwujudnya lingkungan sekolah yang mendukung tumbuhnya murid-murid yang mampu menjadi pemimpin dalam proses pembelajarannya sendiri dan menerapkan konsep kepemimpinan murid pada program atau kegiatan sekolah.

Adapun kompetensi CGP secara khusus modul ini diharapkan dapat membantu Calon Guru Penggerak untuk mampu: 1) menunjukkan pemahaman tentang konsep kepemimpinan murid dan kaitannya dengan Profil Pelajar Pancasila. 2) menunjukkan pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan suara, pilihan, dan kepemilikan murid, 3) menganalisis sejauh mana suara, pilihan dan kepemilikan murid dipertimbangkan dalam program intrakurikuler/kokurikuler/ekstrakurikuler sekolah untuk mewujudkan lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid 4) mengidentifikasi strategi pelibatan komunitas dalam program sekolah untuk mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid. Dan 5) menerapkan satu program/kegiatan sekolah yang mendorong kepemimpinan murid dan mempertimbangkan keterkaitannya dengan apa yang telah dipelajari dari modul-modul sebelumnya.

Melalui kolaborasi dengan kesiswaan saya banyak belajar berbagi dan memberi masukan mengenai kepemimpinan murid sebagaimana isi modul ini yakni :

  1. Kepemimpinan murid meliputi suara murid, pilihan murid dan kepemilikan murid dalam prakteknya guru memberi kebebasan murid untuk mengeksplorasi meja kursi menjadi media untuk berfoto masal.
  2. Lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid dalam prakteknya sekolah menyediakan perlengkapan dan mengijinkan untuk digunakan sebagaimana mestinya serta mengembalikan ke tempat semula bila sudah digunakan.
  3. Pelibatan komunitas dalam program sekolah untuk mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid dalam kenyataannya murid diberi kesempatan melibatkan dirinya dalam pelepasan dengan hadir tepat waktu, berbagi bunga, ucapan syukur, doa-doa kesuksesan, tegur sapa salam sopan santun dan sepenuhnya menyelesaikan tugas pengembalian buku perpustakaan yang masih dibawanya.
  4. Program atau kegiatan yang berdampak pada murid dan menumbuhkembangkan kepemimpinan murid dalam prakteknya pelibatan murid melalui kolaborasi dengan OSIS melalui program yang berdampak pada murid seperti diawali dengan proses penerimaan calon tenaga kerja secara klasikal dan mandiri oleh BKK, pembuatan buku kenangan, foto buku kenangan secara klasikal dan individual yang dikelola sendiri dan pelepasan tamatan secara sederhana tanpa biaya namun berkesan.

Dok Pribadi
Dok Pribadi

4. Future (Penerapan)

Kegiatan pelepasan model pelibatan seperti ini akan rutin dikembangkan dengan tentunya memberikan stimulus belajar pada kepemimpinan siswa (aspek suara, pilhan dan kepemilikan) dengan demikian murid diberi kesempatan bersuara (mengajukan ide/gagasan) untuk program yang direncanakan, memberi masukan pada program yang telah berjalan serta memperbaiki program yang akan dilaksanakan.

Murid mengajukan pilihan-pilihan program yang terbaik menurut mereka, pilihan jurusan pekerjaan atau pilihan proyek buku kenangan yang diinginkan dengan observasi, analisis yang baik hingga saling menguntungkan. Pada aspek kepemilikan, murid diberi hak memiliki program dari murid, oleh murid dan untuk murid. Tugas guru memantau, memonitor, mengarahkan dan mendampingi murid agar kegiatan tetap pada jalur yang benar. 

Agar kita dapat menjadikan murid sebagai pemimpin bagi proses pembelajarannya sendiri, maka kita perlu memberikan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri, sehingga potensi kepemimpinannya dapat berkembang dengan baik. Peran kita adalah:1) Mendampingi murid agar pengembangan potensi kepemimpinan mereka tetap sesuai dengan kodrat, konteks dan kebutuhannya.2) Mengurangi kontrol kita terhadap mereka.

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Refleksi:

Saat murid memiliki kontrol atas apa yang terjadi, atau merasa bahwa mereka dapat mempengaruhi sebuah situasi inilah, maka murid akan memiliki apa yang disebut dengan "agency . Murid mendemonstrasikan "student agency" ketika mereka mampu mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil proses belajarnya adalah Kepemimpinan Murid.

Program atau kegiatan diarahkan pada memberikan stimulus, mengajukan usulan, menyerahkan beberapa urusan kepada murid sampai pada gilirannya murid memecahkan sendiri kegiatan apa yang paling mereka harapkan timbul di kelasnya dan di sekolahnya.

(()))

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun