Mohon tunggu...
Darsono
Darsono Mohon Tunggu... Guru - Guru SMK Negeri 6 Surakarta

Guru SMK Negeri 6 Surakarta sejak Th. 1998 bidang mengajar Multimedia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Minggu Ke 22 Modual 3.2 Pemimpin Dalam Pengelolaan Potensi Daerah dan Potensi Perpustakaan Digital

4 Juni 2022   08:05 Diperbarui: 4 Juni 2022   08:10 1034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jurnal Refleksi Minggu Ke-22

Modul 3.2 Pemimpin Dalam Pengelolaan Potensi Daerah dan Aset Perpustakaan

Oleh : Darsono - CGP Angkatan 4 SMK Negeri 6 Surakarta

Dalam membuat jurnal refleksi minggu 22, kali ini menggunakan model 4C. Model 4C terdiri dari Connection, challenge, concept, change. Model ini dikembangkan oleh Ritchhart, Church dan Morrison (2011). 

Connection 

  • Apa keterkaitan materi yang didapat dengan peran Anda sebagai Calon Guru Penggerak?

 

Pada hari Sabtu 28 Mei 2022 kami melakukan Lokakarya 5 di SwissBell Hotel Solo,, selama lokakarya didampingi 3 Guru PP acara berjalan sangat lancar, meriah dan bermanfaat. Semakin terjelaskan bahwa CGP berkomitmen melanjutkan pelatihan dan aksi nyata berikutnya hingga tuntas. Di Loka 5 diberikan penugasan sebanyak 2 aksi nyata yang terkait dengan pengelolaan aset. Saya mengajukan Aksi Digital Library dan Aksi KBM Happy (KBM diferensiasi, ice breaking, teknik STOP, pemetaan kebutuhan, profil murid dan minat). Dalam hal semakin membuka wawasan saya tentang pentingnya Aset Based Thinking sebagai salah satu pendekatan untuk mengembangkan potensi. Saya mendapatkan informasi lanjutan lewat WAG dan selalu berdiskusi dengan rekan guru terkait untuk pengembangan aksi nyata karena dengan kolaborasi inilah aksi nyata saya dapat dijalankan, karena hanya guru biasa yang tidak punya power menggerakkan unit kerja maka saya lakukan konsolidasi, koordinasi, kerjasama dan kolaborasi dengan rekan terkait (seperti WAKA, Kapro dan Ka,Pus)

 

Pada Senin -- Minggu (23-28 Mei 2022) saya menyelesakan Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya yaitu Aksi Nyata Penerapan Pengelolaan Aset (Perpustakaan Digital dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa). Diawali dengan diskusi dengan Kepala Perpustakaan SMK Negeri 6 Surakarta saya memberi masukan beberapa hal terkait bagaimana tahapan memberikan warna pada peningkatan minat baca siswa setelah Ka.Pus mengusulkan menerapkan Digital Library dengan nama Bookless PerpusViska. Adapun tahapan yang saya usulkan adalah membuat pertanyaan BAGJa berupa survey ke kelas atau penyebaran link Google Form untuk diisi harapan, usulan dan keinginan siswa atas kemajuan Perpustakaan. Setelah diisi kita olah dan kita petakan harapan tersebut dan kita ambil kesimpulan untuk ditindaklanjuti.

 

 

dokpri
dokpri

Challenge 

  • Adakah ide, materi atau pendapat dari narasumber yang berbeda dari praktik yang Anda jalankan selama ini? 

 

Selanjutnya saya berkolaborasi dengan Ka Pus mengembangkan Digital Library bertajuk Bookless yang diawali dengan penyebaran angket, konsolidasi dengan kepala Sekolah, pemasangan Poster di depan perpustakaan dan di lobby sekolah serta pemasangan aplikasi Elfan Digital pada server sekolah dengan penerapan barcode setiap buku yang diupload serta terakhir mengumpulkan guru-guru admin dari unsur wali kelas X untuk sosialisasi penggunaan Bookless menggunakan HP.

 

Selama memahami Modul 3.2 saya merasa tertantang dan termotivasi untuk terus menggali potensi diri, potensi dalam dan potensi luar sebagai sumber kekuatan untuk mendukung kemajuan sekolah. SDM guru yang tinggi, Staff yang siap, manajemen sekolah yang efektif, murid yang siap semangat belajar, lingkungan yang mendukung dan 7 potensi lain di luar sekolah yang sangat penting diperhatikan yakni Modal Manusia, Sosial, Fisik, Finasial, Lingkungan alam, Agama dan budaya serta Politik. Semua terpikirkan untuk digerakkan untuk progres pengembangan sekolah.

Jiwa penggerak, nalur kolaborasi, naluri leadership saya semakin terasah seiring berjalannya waktu untuk menganalisis dan memetakan aset-aset tersebut yang belum semuanya bisa saya kerjakan sendiri karena tentunya saya harus bertanya atau berdiskusi langsung dengan pihak-pihak terkait terutama dengan pihak-pihak yang bisa membantu saya melakukan aksi nyata sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya. Hal itu sangat tidak mudah, dimana tidak semua orang, tidak semua guru rela berkolaborasi terkait aksi nyata, saya dikira mendompleng, membonceng dan mengambil keuntungan sendiri untuk dijadikan tugas CGP, padahal sekolah ini adalah SMK PK yang sudah tentunya aksi kolaborasi, aksi pengembangan sekolah, kurikulum merdeka atau PK telah dikuasai bersama sehingga ketika ada CGP yang masuk untuk melengkapi seharusnya dengan serta merta dapat diterima diprasangka baik bahwa ini untuk kepentingan bersama. Itulah tantangan tersendiri sehingga saya tidak masuk di tim kerja Perpustakaan padahal sudah mengusulkan diri untuk membantu memperkuat aksi kolaborasi pengembangan perpus tidak dimasukkan di tim kerja. Saya dianggap hanya akan "nebeng" nama untuk kepentingan tuga CGP, padahal tidak seperti itu, di hati yang paling dalam jiwa penggerak, jiwa enterpreneurship dan jiwa leadership telah tumbuh untuk siap membantu siapa saja yang ingin bergerak dan menggerakkan.

 

Concept 

  • Ceritakan konsep-konsep utama yang Anda pelajari dan menurut Anda penting untuk terus dibawa selama menjadi Calon Guru Penggerak atau bahkan setelah menjadi Guru Penggerak?

Materi Asset Based Thinking adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Dr.Kathryn Cramer yang meyakini kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri merupakan cara praktis menemukenali hal-hal yang positi untuk dikembangkan bukan menggunakan kelemahan dan kekurangan atau manajemen berbasis masalah.

Berfikir positif merupakan sikap yang diperlukan untuk mengelola hati agar hidup menjadi tenang, tenteram dan ikhlas menjalani kehidupan. Dikutip dari Gramedia.com, tentang berfikir positif menyebutkan bahwa Positif thinking dalam Bahasa Indonesia yang artinya berpikir positif dengan cara melihat sesuatu tanpa melihat sisi negatif, dan mengambil hikmah dibalik masalah yang menimpa.

Adapun menurut Susetyo (1998), berpikir positif adalah kemampuan berpikir seseorang untuk memusatkan perhatian pada sisi positif dari keadaan diri, orang lain dan situasi yang dihadapi. Berpikir positif tidak akan datang dengan sendirinya melainkan sebuah keterampilan yang harus dipelajari.

Siapa yang tidak ingin mendapatkan karir yang cemerlang? Bukankah semua orang sebenarnya ingin sekali mendapatkan karir cemerlang? Betul sekali. Hanya saja bagaimana sikap kita untuk menjembatani karir tersebut dengan cara yang memang tidaklah mudah.

Diperlukan pengetahuan, pengalaman, bekerja keras dan kerja cerdas, mengembangkan kreativitas/imajinasi menjadi prestasi, menjaga tingkah laku sesama rekan kerja dan semua itu jika kamu sadar terdapat dari dalam sikap positif kita yang harus selalu diasah (dilatih).

 

dokpri
dokpri

Change

  • Apa perubahan dalam diri Anda yang ingin Anda lakukan setelah mendapatkan materi pada hari ini?

Berdasarkan teori tersebut di atas, saya belajar menganalisis dan memetakan 7 modal aset yang dimiliki lingkungan di luar sekolah yakni Kelurahan sondakan Kecamatan Laweyan Kota Surakarta dipadukan dengan kebermanfaatan pihak sekolah menggunakannya. Jika selama ini yang dipikirkan dan dikelola adalah potensi dari dalam sekolah saja maka lewat elaborasi kelompok dilakukan penggalian potensi aset kelurahan Sondakan agar dapat difokuskan untuk menemukan kelemahan/kelebihan pada kelurahan tersebut supaya mendukung semua program sekolah.

 

Setelah mendapatkan materi Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya, maka dalam pengelolaan sumber daya saya akan lebih memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan (modal/aset) serta fokus pada potensi yang positif. Saya akan berpikir positif berbasis aset (potensi) bukan berbasis masalah (kelemahan) sehingga mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ekosistem sekolah, mengelola sumber daya yang ada di sekolah maupun sumber daya yang ada di luar sekolah seperti kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota dengan menggunakan pendekatan Pengembangan Komunitas berbasis Aset (Asset Based Community Development/ABCD) sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang berpihak pada murid sehingga mampu memberikan kebermanfaatan bagi kemajuan dan peningkatan mutu pembelajaran di sekolah. Aset daerah bisa digunakan untuk praktek lapangan, praktek luar sekolah, kerjasama antar lembaga, belajar kewirausahaan, belajar di lapangan tentang pengolahan industri batik, sangkar burung, perawatan museum,, koleksi benda bersejarah dan lain-lain.

 

Referensi :

 https://www.infogurumaju.my.id/2022/06/blog-post.html#gsc.tab=0

https://barometernews.id/manajemen-hati-berfikir-positif/

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun