E-rokok, juga dikenal sebagai vaping, telah mendapatkan popularitas dalam beberapa tahun terakhir. Rokok elektrik, menurut beberapa orang, lebih populer dan lebih aman daripada rokok tradisional. Namun, masih belum jelas bagaimana vaping dianggap aman bagi kesehatan.
Vaping dianggap lebih aman karena diketahui tidak mengandung suntikan. Namun, vaping masih mengandung beberapa komponen yang bisa berbahaya bagi kesehatan. Efek negatif dari vape ini juga dipengaruhi oleh zat yang digunakan dan intensitas penggunaannya.
1. Dapat Menyebabkan Kanker
Toksisitas pada produk vape meningkatkan risiko kanker. Faktanya, efek berbahaya dari bahan kimia yang digunakan untuk membuat rokok elektrik dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena kanker.
Formaldehida dapat diproduksi dengan memanaskan propilen glikol dan gliserol dalam rokok elektrik. Formaldehyde adalah agen penyebab kanker kelas 1 yang berpotensi menyebabkan pertumbuhan ganas, terutama pada remaja yang menggunakan rokok elektrik.
2. Â Gangguan Kehamilan
Janin dalam kandungan dapat dirugikan oleh vaping aktif atau pasif (paparan asap vaping dari orang lain) selama kehamilan. Hal ini dikarenakan adanya potensi terhambatnya perkembangan janin akibat ditemukannya nikotin dan zat berbahaya lainnya di dalam vape. Di sisi lain, vaping terbukti merusak memori dan perkembangan otak anak-anak.
3. Mengganggu Kesehatan Gigi dan Mulut
Bahaya cairan vaping berdampak tidak hanya pada kesehatan paru-paru dan jantung tetapi juga pada kesehatan gigi dan mulut. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa pod vaping dapat meningkatkan kemungkinan pertumbuhan bakteri pada permukaan gigi.
Rokok elektrik juga dikaitkan dengan radang gusi dan iritasi gusi, tenggorokan, dan mulut. E-rokok yang tidak mengandung nikotin, seperti polong, memiliki risiko yang sama menyebabkan kerusakan pada jaringan dan sel mulut.
4. Dapat Gangguan Otak
Risiko berikutnya yang ditimbulkan oleh nikotin vaping adalah dapat mengubah seberapa baik otak bekerja, terutama pada remaja. Ini karena bagian otak yang mengontrol impuls dan membuat keputusan masih berkembang selama masa remaja, sehingga sangat rentan terhadap kerusakan.
Karena itu, mereka lebih ceroboh dalam mengambil risiko yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan mereka, seperti merokok dan menggunakan obat-obatan terlarang. Orang muda yang terpapar nikotin juga lebih mungkin mengembangkan kecanduan, gangguan mood, dan gangguan belajar.
5. Dapat Keracunan
Cairan komponen ini, yang mengandung penguat rasa, berpotensi meracuni manusia jika tidak sengaja tertelan. Uap cair juga bisa berbahaya jika disentuh atau dihirup jika diserap melalui kulit atau mata. Karena berbeda dengan rokok biasa, vaping memiliki resiko yang cukup tinggi untuk menimbulkan kerugian bagi kesehatan pelanggan atau orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H