Mohon tunggu...
Darsem
Darsem Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

bukan tkw

Selanjutnya

Tutup

Drama

Duka Sang Ibu

21 April 2012   17:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:18 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bu..masak apa hari ini...?" tanya sang suami sehabis bangun dari tidurnya.

"Kita makan seadanya Pak...kemarin duit yg bapak berikan hanya cukup untuk beli nasi dan sedikit sayuran..." jawab istrinya.

Setelah sarapan berangkatlah sang suami ke kota untuk mencari pekerjaan...Pekerjaan yg didapatkannya tidak tentu...sebagai buruh kerja serabutan yg hanya diperlukan bila ada orang yang membutuhkannya...Uang yg diterima kadang " cukup"  untuk kebutuhan sehari-hari tapi kadang kurang... tergantung dari jenis pekerjaan dan kemurahan hati si pemberi pekerjaan...Begitulah kehidupan sehari-hari satu keluarga di desa terpencil di suatu perbatasan....

Sang istri sebagai ibu rumah tangga sudah direpotkan dengan mengurus  rumah tangga serta ke 9 anak-anaknya...Pekerjaan berat dan membutuhkan tanggung jawab yg besar...Sayang kehidupan ekonomi keluarga tersebut tidak seimbang dengan beban yg harus dipikulnya...Keinginannya untuk memberikan kehidupan yg layak bagi anak2nya...hanyalah tinggal angan-angan saja....

Beruntunglah ada kerabat  yg berkeinginan membantu meringankan beban keluarga tsb....Atas kesepakatan bersama....diambilah salah satu anak laki-lakinya untuk diasuh dan disekolahkan di ibukota . Walaupun dg berat hati...sang ibu merelakan anaknya diasuh oleh keluarga tsb dg harapan bisa mendapat kehidupan yg lebih baik....Kebaikan hati dari kerabat ini bagi keluarganya sangat besar dan mungkin tidak bakal terlupakan...Selain telah turut serta membesarkan salah satu anaknya...rumah yg ditinggali sekarang inipun milik kerabat tsb...Mereka boleh menempatinya dan tanpa dipungut uang sepeserpun....

Singkat cerita...si Berlambang...nama anak laki-laki tsb berhasil menamatkan sekolahnya sampai SMA....Kabar ini sangat menggembirakan bagi ayah ibunya..maklum hanya dia yg bisa sekolah setinggi itu dibanding dg saudara2nya yg lain...Sang ibupun punya harapan besar agar Berlambang bisa membantu untuk meringankan beban ekonomi keluarga...Dengan berbekal ijasah SMA...mulailah Berlambang mencari pekerjaan...Sang ibupun tdk berhenti berdoa sepanjang hari untuk keberhasilan sang anak...Setelah mengalami ditolak berkali-kali akhirnya didapatkan jg suatu pekerjaan...Walaupun pekerjaan tsb tidak sesuai dg yg diinginkannya...dijalani jg beberapa tahun...Sayang hasilnya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan belum bisa untuk membantu keluarganya....

Dengan kesadaran bahwa bila cuma kerja disini tidak bakal meningkatkan taraf hidupnya...maka dicobalah ia melamar pekerjaan ke negeri yg jauh di gurun sana...Hidup susah dan kekurangan telah menjadikan Berlambang benci dan dendam dg kemiskinan...dalam pikirannya hanyalah uang dan uang yg bisa membalaskan dendamnya tsb...Dengan uang segalanya bisa dibeli dan akan membuat hidupnya lebih bahagia jg dihormati...begitulah yg ada dalam bayangannya....Siang malam bekerja keras untuk mewujudkan keinginan...bahkan hari liburpun digunakan untuk mencari kerja sampingan...

Dengan bekerja yg tak kenal waktu dan telah berjalan belasan tahun...menjadikan dia lupa akan kebutuhan diri sendiri...Walaupun sudah  berumur...Berlambang belum pernah punya hubungan dengan seorang perempuan....apalagi punya angan-angan untuk menikah....Keluarga di desa jg jarang ditengoknya...hanya kadang dia mengirimkan sedikit uang untuk mereka...itupun tidak tentu...

Kehidupan keluarga di desapun tidak lebih baik dari semula...dan suatu ketika sang ibu mendapat kabar yg membuatnya menjadi beban pikiran yg teramat berat...Kerabat yg jg sebagai pemilik rumah ingin menjual rumah yg ditempatinya...Walaupun harga yg ditawarkan tergolong murah tapi karena keadaan yg tidak memungkinkan...sang ibu tidak bisa membelinya...Berlambang sebagai satu2nya anak yg bisa diharapkan...sepertinya tidak ada perhatian untuk itu....

Karena beban pikiran yg berat...lambat laun sang ibupun jatuh sakit...Seluruh keluarga berusaha merawatnya sebaik mungkin...Berlambang jg dikabari akan sakitnya sang ibu....tapi karena lebih berat dengan urusan pekerjaannya...dia tidak bisa datang....Setelah beberapa hari kondisi sang ibu tidak semakin baik tapi malah memburuk....dan takdirpun terjadi...beliau dipanggil kembali oleh Sang Khalik...

Duka ibu yg malang....anak yg dibanggakan,didoakan setiap hari dan diharapkan untuk membantu keluarga ternyata telah mengecewakan dan di saat-saat sakit sampai meninggalnyapun tidak sempat untuk menengoknya....hiks....

Selamat Hari Kartini.....

Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun