Liga Sepakbola Indonesia pernah berada di peringkat 8 dalam pemeringkatan liga-liga di Asia, tetapi saya meragukannya karena verifikasi dari PSSI yang terkesan ala kadarnya kepada tim-tim sepakbola di Indonesia. Mengapa saya sebut tim? Karena tim-tim ini belum pantas disebut "klub" karena tidak memiliki aset-aset layaknya sebuah klub sepakbola. Tidak memiliki lapangan latihan, asuransi, asuransi pemain, stadion, sponsor, dll. yang anda bisa bandingkan sendiri dengan klub sepakbola sesungguhnya. Liga kita (ISL) belum bisa menjadi industri, karena kebanyakan tim-tim tersebut hanya mengandalkan gengsi, dimana menghabiskan milyaran rupiah uang dari manajemen timnya tanpa ada pemasukan, tak jarang ini yang membuat tim-tim tersebut mengalami krisis keuangan di tengah musim, menunggak gaji pemain, sampai-sampai banyak pemain yang mengemis, jualan apa saja, bekerja sebagai tukang cuci, bahkan sakit hingga meninggal karena tidak ada pemasukan. Hanya sedikit tim yang bisa mengatur keuangannya, dan layak disebut sebagai klub. Ini karena pemikiran sepakbola Indonesia belum masuk pada sebuah industri sepakbola, belum mencangkup sebuah bisnis.
Mari kita melirik ke liga tetangga kita, Thailand. Klub-klub Thailand sudah menjadi langganan tetap Liga Champions Asia (LCA), dimana Indonesia terakhir kali mengikuti ajang tersebut pada tahun 2007 yang diwakili Persik Kediri dan Arema Malang, setelah berganti menjadi Indonesian Super League, Indonesia tidak pernah lagi mengirimkan wakilnya untuk bermain di LCA, paling hanya diberikan spot play-off oleh AFC (Sekarang sudah tidak), karena poin liganya tidak mencukupi standar yang telah ditetapkan oleh AFC.
Liga Thailand berdiri sejak 1996, dan mulai berkembang di tahun 2007, klub-klub yang mendominasi di Liga Thailand adalah Chonburi, Muangthong United, dan Buriram United.
[caption id="attachment_332847" align="aligncenter" width="560" caption="Peringkat liga berdasarkan AFC, ISL tidak masuk dalam list"]
Stadion-stadion yang ada di Thailand juga terlihat sangat profesional dan beraroma Liga Inggris. Klub-klub Thailand pun juga sangat baik di LCA, mereka tidak menjadi tim penggembira saja, terbukti pada LCA 2013 Buriram United berhasil menembus Perempat Final sebelum dikalahkan oleh klub dari Iran 1-3, sebuah prestasi yang belum bisa disaingi oleh tim dari Indonesia. Selain itu klub-klub sepakbola Thailand mampu mengelola sepakbolanya menjadi sepakbola industri, memiliki sponsor, pengecekan kesehatan yang baik, gym, penjualan tiket musiman, memiliki TV sendiri, lapangan latihan yang sangat baik dll. Fitness Centre sungguh sangat baik, ini terbukti di lapangan ketika pemain menggunakan jersey ketat, badan mereka besar dan berotot sangat berbeda dengan Timnas sepakbola kita, dimana terlihat kerempeng, yang bisa dibilang disenggol dikit jatuh.
[caption id="attachment_332855" align="aligncenter" width="600" caption="Bus Klub"]
[caption id="attachment_332856" align="aligncenter" width="599" caption="Bus klub Chonburi"]
[caption id="attachment_332858" align="aligncenter" width="600" caption="Cek Medis"]
[caption id="attachment_332859" align="aligncenter" width="598" caption="Kandang Muanthong United"]
[caption id="attachment_332860" align="aligncenter" width="600" caption="Memiliki Channel TV Sendiri"]
[caption id="attachment_332861" align="aligncenter" width="599" caption="Bangku Cadangan "]
[caption id="attachment_332862" align="aligncenter" width="599" caption="Jersey Signing"]
[caption id="attachment_332863" align="aligncenter" width="600" caption="Hotel Pribadi Buriram Utd"]
[caption id="attachment_332864" align="aligncenter" width="599" caption="Kandang Bangkok Glass"]
[caption id="attachment_332865" align="aligncenter" width="600" caption="Antri Masuk Stadion"]
[caption id="attachment_332866" align="aligncenter" width="599" caption="Training Ground"]
[caption id="attachment_332867" align="aligncenter" width="600" caption="Rumput Stadion"]
[caption id="attachment_332868" align="aligncenter" width="600" caption="Teknologi Peliputan"]
[caption id="attachment_332869" align="aligncenter" width="599" caption="Lahan Parkir"]
[caption id="attachment_332870" align="aligncenter" width="599" caption="Pengenalan Jersey"]
[caption id="attachment_332871" align="aligncenter" width="600" caption="Partai Tandang"]
[caption id="attachment_332872" align="aligncenter" width="600" caption="Official Store"]
[caption id="attachment_332873" align="aligncenter" width="600" caption="Museum"]
Terlihat jelas profesionalisme yanga da di liga Thailand. Sepertinya masih sangat banyak pekerjaan rumah yang dimiliki oleh PSSI, Thailand saja sudah bisa menjadi industri sepakbola, kita yang memiliki sangat banyak sumber daya manusia yang gila bola seharusnya memiliki keuntungan untuk sepakbola industri. Kita bisa belajar dari Thailand. Masalahnya apakah PSSI mau belajar?
Disadur dari berbagai sumber, terutama Riza Fahdli
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H