"Hah? Penyimpangan sosial? Apasih itu?" pasti beberapa dari kita pernah memikirkan hal itu. Padahal, penyimpangan sering sekali kita lihat dan terjadi di depan mata kita. Misalnya di lingkungan sekolah, kita banyak menemukan murid yang terlambat. Penyimpangan sosial ini tentunya bisa dilakukan oleh siapa saja.
Penyimpangan sendiri diambil dari kata simpang. Dalam KBBI, simpang memiliki arti sebagai sesuatu yang memisah (membelok, bercabang, melencong, dan sebagainya) dari yang lurus (induknya). Jika digabungkan dengan kata sosial maka bisa diambil artinya sebagai sesuatu aktivitas / perbuatan yang dianggap tidak baik oleh masyarakat. Menurut James W. Van der Zanden, perilaku menyimpang merupakan tindakan yang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi sebagian besar masyarakat. Bagi Zanden, penyimpangan diukur dari nilai dan norma serta budaya suatu masyarakat. Tentunya, dengan melakukan penyimpangan pelaku akan mendapatkan sanksi-sanksi tertentu.
Nilai dan norma sendiri memiliki arti yang berbeda. Suatu hal bisa dikatakan bernilai jika memiliki manfaat. Nilai dalam hal sosial memiliki arti sebagai pemikiran abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggak baik dan buruk. Dengan itu, di dalam masing-masing masyarakat pasti memiliki nilai-nilainya sendiri.
Sedangkan itu, norma merupakan aturan yang mengikat masyarakat tersebut. Dalam masyarakat, norma dianggap sebagai panduan bahkan pengendali tingkah laku. Dengan adanya norma masyarakat akan mencapai keteraturan sosial. Norma akan digunakan untuk melihat apakah orang tersebut sejalan dengan nilai yang ada atau tidak.
Dasar dari norma adalah nilai yang ada dimasyarakat. Dengan adanya nilai, norma akan menjadi berguna karena tentunya memiliki manfaat. Tanpa adanya nilai norma tidak akan dianggap berguna karena tidak bernilai. Jadi, nilai dan norma memiliki hubungan diantaranya.
Pada intinya, penyimpangan bisa disimpulkan sebagai tindakan yang tidak / melanggar nilai sosial dan norma sosial. Penyimpangan sosial bisa dibagi kedalam berbagai jenis seperti berdasarkan sifat-sifat perilaku menyimpang dan macam-macam perilaku menyimpang.
Penyimpangan berdasarkan sifat-sifat perilaku menyimpang bisa dibagi menjadi dua, yaitu penyimpangan postif dan penyimpangan negatif. Penyimpangan yang bersifat positif adalah bentuk penyimpangan yang berdampak postif bagi masyarakatnya. Penyimpangan dalam bentuk ini biasanya dapat diterima oleh masyarakat. Contoh yang bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari adalah perempuan yang bekerja dalam profesi yang biasanya dikerjakan oleh para laki-laki.
Tentunya penyimpangan yang bersifat negatif bertolak belakang dengan penyimpangan yang bersifat positif. Penyimpangan ini terjadi karena pelaku mengikuti nilai sosial yang dianggap tidak baik oleh masyarakat. Biasanya, pelaku penyimpangan ini tidak akan diterima oleh masyarakat. Sebagai contoh, kejahatan-kejahatan. Pelaku kejahatan pastinya akan diberikan hukuman seperti penjara ataupun denda.
Penyimpangan sosial ini tentunya memiliki penyebab. Biasanya, penyimpangan disebabkan oleh sosialisasi yang kurang sempurna, proses sosialisasi yang salah, mengikuti kebudayaan yang salah, dan lain-lain.
Sosialisasi yang kurang sempurna bisa terjadi bila seseorang tidak bisa menerapkan nilai dan norma yang baik dalam masyarakat dikarenakan oleh ketidaksepadanan pesan yang disampaikan. Sebagai contoh, seorang remaja melihat suatu himbauan untuk tidak memakai narkoba, tetapi remaja tersebut melihat teman-temannya menggunakan obat-obatan. Dalam hal ini remaja tersebut bisa saja mengikuti perilaku teman-temannya dan berperikalku menyimpang.
Seseorang bisa berperilaku menyimpang jika mengikuti kebudayaan yang salah. Kebudayaan yang salah ini biasanya sering dilihat dari media massa. Sebagai contoh, seorang anak melihat adegan kekerasan dalam suatu film. Bisa saja anak tersebut menganggap kekerasan bisa diterima oleh masyarakat dan ia mengimplementasikannya pada sehari-hari. Tentu saja, jika anak tersebut melakukan kekerasan secara tidak langsung ia akan melakukan salah satu maca penyimpangan sosial. Maka dari itu, proses sosialisasi yang tepat harus dilakukan pada masyarakat.
Sosialisasi adalah proses dimana kepribadian seseorang / individu terbentuk. Proses sosialisasi sangat penting dalam menentukan bagaimana individu tersebut berperan dalam masyarakat. Perilaku-perilaku masyarakat akan ditentukan dalam proses sosialisasinya. Dalam proses ini juga tentunya agen-agen sosialisasi akan menanamkan nilai dan norma yang ada di masyarakat.
Sosialisasi memiliki berbagai agen didalamnya. Agen-agen yang seringkali ditemukan dalam masyarakat adalah keluarga, teman, sekolah, dan media massa. Menurut saya, agen sosialisasi yang berperan paling penting dalam kehidupan seorang individu adalah keluarga.
Keluarga sangat berperan penting dalam proses sosialisasi karena kebanyakan dari kita menghabiskan waktu di rumah. Pada saat kita lahir juga tentunya kita melewati proses sosialisasi oleh orangtua dan keluarga terdekat kita. Melalui agen sosialisasi ini kita ditanamkan nilai dan norma yang ada dalam masyarakat.
Kesimpulannya adalah sosialisasi merupakan bagian yang pasti dilewati oleh setiap individu. Dengan adanya sosialisasi nilai dan norma dari masyarakat akan ditanamkan. Nilai dan norma yang ditanamkan akan menentukan perilaku yang akan dilakukan oleh seseorang. Maka dari itu marilah kita menanamkan serta menerapkan nilai dan norma yang sesuai di dalam masyarakat kita. Â
Daftar Pustaka:
Kun Maryati dan Juju Suryawati. (2016). Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Esis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H