Jadi seperti ini rasanya jadi Abang gojek”, sebuah kalimat yang terngiang di kepala saya saat bermain Ojol The Game. Belum lama ini developer indie asal tanah air kita, CodeXplore merilis game terbarunya, yaitu Ojol The Game, sebuah game berkonsepkan simulator yang mengambil tema ojek online. Game tersebut sudah mendapat 10 juta kali download dan mendapat rating 4,⅘ di Google Play Store. Pada awalnya saya tidak mengetahui ada game lokal bertemakan ojek online ini, tetapi karena melihat salah satu teman memainkannya dengan serius, saya menjadi sedikit tertarik ingin memainkannya. Surprise surprise, game ini lumayan memikat hati saya sebagai gamer PC, memang saya tidak banyak bermain game mobile, paling tidak hanya mobile legend saja, namun Ojol The Game berhasil memikat hati saya dengan gamenya yang unik, oleh karena itu pada kesempatan kali ini saya akan mengulas Ojol The Game dengan pengalaman saya yang kurang lebih 3 minggu bermain game ini.
Pengimplementasian pekerjaan ojek online ke game ini sudah cukup bagus dan realistik, dimana kita mendapat bar energi dan bensin yang sewaktu-waktu bisa habis karena pemakaian motor. Kita juga mendapatkan rumah sendiri yang dimana kita bisa memasuki rumah itu dan beristirahat. Sebenarnya fitur rumah ini lumayan membuat saya terkejut karena game yang masih dibilang “kecil” ini terdapat fitur yang cukup modern. Kita juga bisa menerima maupun menolak orderan ojek yang ada di smartphone kita sehingga bisa menyeleksi orderan yang worth it atau tidak. Fitur switch point of view yang kita bisa ubah menjadi first person, third peson, dan free camera juga membuat implementasi ojek online semakin bagus lagi.
Bagian UI atau user interface nya terbagi dalam dua nilai, positif dan negatif. Pada satu sisi, UI di Ojol The Game terbilang oke, semua tombol-tombolnya didesain dengan simpel dan terlihat jelas, beberapa ikon di gamenya juga cukup relevan. Pada sisi lain, satu hal yang membuat saya jengkel adalah bagian map dan tombol menaiki motor, jika saya membuka map saat tidak di motor, menu map akan menutupi tombol menaiki motor, satu hal ini membuat saya gregetan karena harus bolak balik memencet tombol sehingga menjadi tidak efektif.
Tentu tidak ada yang sempurna di dunia ini, sebuah kata-kata yang tepat untuk menggambarkan game ini. Menurut saya pribadi masih banyak kekurangan yang ada di game ini, namun semua kekurangan tersebut masih bisa saya wajarkan karena mengingat game ini di belum lama dirilis dan berasal dari developer indie lokal, justru game-game seperti inilah yang harus kita bantu support agar game-game lokal tidak monoton dan semakin berkembang lagi karena sejujurnya, Ojol The Game mempunyai potensi yang besar dengan memperbaiki dan menambahkan fitur-fitur baru, seperti opsi SPBU dengan berbagai jenis bahan bakarnya, menambah fitur chat dengan customer, fitur beri rating oleh customer, dan beberapa fitur keren lainnya. Oleh karena itu, mari kita sebagai rakyat Indonesia membantu developer-developer game lokal untuk terus meningkatkan kualitas game-game yang mereka punya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H