Mohon tunggu...
Darren 12135012
Darren 12135012 Mohon Tunggu... Editor - XIPS 1 / 10 SMAK 6 PENABUR

halo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penggunaan SARA sebagai Bahan Candaan

4 Maret 2022   18:23 Diperbarui: 4 Maret 2022   23:37 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di tengah berkembangnya teknologi di zaman ini yang sangat cepat tidaklah mungkin kita tidak memiliki smartphone dengan aplikasi social media seperti instagram, tiktok, twitter, maupun facebook yang dipenuhi dengan orang tua yang sudah mau memiliki cucu.

Di kalangan anak muda di zaman sekarang ini banyak yang menggunakan aplikasi tiktok untuk mencari hiburan.Kita boleh saja membuat candaan tentang apa saja tetapi sebaiknya hindari candaan tentang SARA, kasar, dan cacat fisik.

Arti dari SARA adalah akronim dari Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan. Yang jika digunakan dalam candaan pada golongan tertentu mungkin saja tidak dapat diterima dengan baik. Apa yang dimaksud dengan membuat candaan tentang SARA dan kehidupan yatim piatu ?

Penggunaan SARA yang jika dibiasakan ini melalui aplikasi sosial media seperti TikTok ini dapat berdampak negatif terhadap generasi muda penerus kita di masa depan nanti.

Yang dimaksud disini adalah banyak sekali orang orang di aplikasi social media bernama tiktok yang mengupload dan berkomentar seperti "Mie Ayam aja komplit masa orang tua kamu nggak" , "Kenapa Allah tidak memiliki tubuh? Karena dia insecure sama Yesus."  

Dan anehnya lagi banyak orang yang menganggap "candaan" ini adalah suatunya yang benar dan sangat lucu yang dapat mengocok perut, dan membuat mereka terawa terbahak bahak.

Sehingga banyak orang orang yang masih dibawah umur yang seharusnya belum boleh menggunakan aplikasi social media mengikuti tren ini dan membuat jokes SARA juga,

dan hal seperti ini dapat membuat kita di cap sebagai orang yang tidak mempunyai sopan santun karena kita membuat candaan berdasarkan agama, kondisi fisik, dan lain lain.

Di saat ada orang yang berani stand up karena masih peduli dengan akal sehat mereka dengan memberikan mereka nasihat untuk membuat candaan yang lebih baiklagi mereka malah memberikan nasihat lagi terhadap orang tersebut bahwa dia tidak mengerti "dark jokes".

"Dark Jokes" ini sebaiknya digunakan dengan bijak seperti digunakan dalam "circle" anda yang mengerti apa konteks yang ada dalam candaan ini,

tetapi lebih baik lagi jika  "dark jokes" ini tidak digunakan sebagai bahan candaan karena orang bisa saja tersindir dan
membuat mereka marah, dan mungkin saja pembuat jokes ini bisa di "cancel" di twitter bahkan bisa saja di jerumuskan kedalam penjara sebagai pencemaran nama baik dan penistaan agama ataupun di somasi.

untuk menghindarkan generasi penerus kita dalam melakukan hal yang serupa di masa depan nanti kita sebaiknya bisa menjadi orang tua yang bisa membimbing anak kita dengan bijak menggunakan social media sehingga penggunaan SARA untuk candaan bisa dikurangi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun