Mohon tunggu...
Darrel Prasetia
Darrel Prasetia Mohon Tunggu... Mahasiswa - murid

---------------------------

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bahaya AI dalam Mengerjakan Tugas

22 Mei 2024   14:24 Diperbarui: 22 Mei 2024   14:59 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artificial Intelligence (AI) semakin berkembang pesat dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dunia pendidikan. Kehadiran AI menawarkan kemudahan dan terobosan baru. Namun, di sisi lain, penggunaan AI dalam mengerjakan tugas juga menyimpan bahaya terpendam.

Ketergantungan pada AI dalam pendidikan bisa menurunkan kemampuan belajar siswa. Mencontek jawaban atau menggunakan AI untuk mengerjakan tugas secara otomatis menghindarkan pelajar dari proses belajar yang sebenarnya. Proses belajar yang efektif melibatkan pemahaman konsep, analisis informasi, dan pengembangan kemampuan berpikir kritis. Jika hal ini diabaikan, pelajar akan kesulitan menghadapi tantangan yang lebih kompleks di masa depan.

Selain itu, AI saat ini belum mampu menggantikan kreativitas dan inovasi manusia. Tugas yang dikerjakan dengan bantuan AI cenderung mengikuti pola yang sudah ada, sehingga mengurangi kesempatan pelajar untuk mengembangkan ide-ide orisinal. Kekurangan ini bisa berdampak pada kurangnya kreativitas dan inovasi di kalangan pelajar.

Plagiarisme juga menjadi masalah yang muncul dengan penggunaan AI. Beberapa alat AI mungkin saja menghasilkan konten yang mengandung duplikasi atau plagiarisme. Pelajar yang tidak cermat bisa saja terjebak menyerahkan tugas hasil copy-paste tanpa proses kurasi yang baik. Ini tidak hanya merugikan pelajar dari segi akademis, tetapi juga menimbulkan masalah etika.

Ketergantungan berlebihan pada AI dapat menimbulkan kebiasaan yang tidak sehat. Kebiasaan ini bisa menyebabkan pelajar kehilangan kemampuan untuk belajar secara mandiri dan menyelesaikan masalah dengan inisiatif sendiri. Pelajar yang terlalu bergantung pada AI mungkin kesulitan saat harus menghadapi situasi di mana teknologi tersebut tidak tersedia.

Namun, AI tidak selamanya membawa dampak negatif. Dengan pendekatan yang tepat, AI dapat menjadi alat bantu yang efektif untuk meningkatkan kualitas belajar. AI sebaiknya dilihat sebagai alat bantu, bukan pengganti proses belajar. Misalnya, AI dapat digunakan untuk mencari sumber referensi, meringkas informasi, atau membuat mind map. Manfaatkan AI sebagai sarana latihan, seperti untuk mengerjakan soal latihan dengan tingkat kesulitan yang berbeda. Setelah menggunakan AI, penting bagi pelajar untuk memahami konsep yang dibahas dan mengerjakan ulang tugas secara mandiri.

Dengan kesadaran untuk tetap mengedepankan proses belajar yang aktif, kreatif, dan menjunjung tinggi integritas, kehadiran AI dapat dioptimalkan dalam dunia pendidikan. Pelajar perlu memahami bahwa AI adalah alat bantu yang dapat meningkatkan proses belajar jika digunakan dengan bijak. Ini akan membantu mereka mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan kemampuan menyelesaikan masalah yang esensial untuk kesuksesan di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun