Mohon tunggu...
Darrel Geoffrey
Darrel Geoffrey Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Penulis dan Pelajar

Peminat Teologi dan Apologetika Kristen dan Penggemar Sejarah. Mungkin terkadang menulis diluar kedua hal tersebut.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perlukah Apologetika?

11 April 2021   11:36 Diperbarui: 13 April 2021   08:08 1196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa itu apologetika? Dikutip dari Wikipedia, apologetika adalah ilmu sistematis yang mempertahankan dan menjelaskan iman dan kepercayaan Kristen. Jadi, apologetika adalah ilmu yang mempelajari mengenai pembelaan iman dan ajaran Kristiani. Kebanyakan orang Kristen sepertinya masih asing dengan istilah ini. Namun, bukan itu yang akan kita bahas pada kesempatan ini. Yang akan kita bahas adalah perlukah kita memahami akan alasan yang jelas dan konkret mengenai mengapa kita mempercayai Yesus sebagai Allah dan Juruselamat? Nyatanya, masih banyak orang yang menganggap hal ini tidak perlu. Tetapi sebenarnya, hal ini sangatlah diperlukan oleh para pengikut Kristus, terutama dalam hal pemberitaan Injil.

Sebelum masuk lebih jauh ke topik pembahasan, perhatikanlah grafik berikut yang dibuat berdasarkan hasil survey nyata. Perlu diketahui, survey ini diadakan di antara kalangan Kristen. Hal ini membuktikan praduga bahwa masih banyak orang yang menganggap mempelajari alasan iman Kristen sebenarnya tidak perlu. Jika Anda berpikiran demikian, tidak apa-apa, karena kita semua sama-sama belajar agar semakin memahami isi hati Tuhan. Kemudian, mari kita masuk kepada topik pembahasan kita kali ini. Dilansir dari halaman situs ehots.org, ada beberapa alasan mengapa kita semua (tanpa terkecuali) perlu berapologetika.

Sumber: Survey Pribadi
Sumber: Survey Pribadi
Pertama, berapologetika merupakan perintah Firman Tuhan kepada semua orang percaya tanpa terkecuali. Rasul Petrus mengatakan dalam 1 Petrus 3:15 (TB LAI), “Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat.” Rasul Paulus pun mengajarkan hal yang sama. Ia mengatakan dalam suratnya kepada Timotius demikian, “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.” (2 Timotius 4:2 TB LAI).

Alasan kedua, adalah karena apologetika dapat menjadi sarana pemberitaan Injil, karena melalui apologetika, seseorang dapat diyakinkan akan kebenaran Injil sejati sehingga membuka pikirannya untuk dapat menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dan memperoleh hidup yang kekal lewat pengampunan dosa melalui pengorbanan Yesus di atas kayu salib.

Alasan ketiga, adalah karena apologetika menjadi sarana melawan ajaran-ajaran sesat atau penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam keyakinan ortodoksi iman Kekristenan. Karena munculnya pengajaran-pengajaran yang keluar dari ortodoksi Kekristenan, guru-guru palsu yang mengajarkan Injil untuk memenuhi nafsu kedagingan duniawi, nabi-nabi palsu yang membawa orang-orang berfokus kepada allah-allah yang lain seperti harta kekayaan dunia (keinginan mata), kedudukan dan kehormatan yang membawa kepada keangkuhan hidup, telah menyusup ke dalam pengajaran-pengajaran Kekristenan yang sejati. Apologetika akan menolong umat Tuhan untuk berfokus pada Kristus dan kemuliaan-Nya. Rasul Yohanes mengatakan dalam suratnya demikian, “Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.” (1 Yohanes 2:16 TB LAI). Demikian pula Rasul Paulus, yang mengatakan dalam suratnya kepada jemaat di Korintus demikian, “Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.” (2 Korintus 4:18 TB LAI).

Lantas, apakah Yesus sendiri pernah mengajarkan agar kita mendalami ilmu Kristiani seperti apologetika? Rasul Markus mencatat perkataan Tuhan Yesus dalam Injil Markus 12:30 (TB LAI), “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.” Dalam konteks ini, mari kita garis bawahi kata-kata “dan dengan segenap akal budimu.” Kata-kata Yesus di bagian yang kita garis bawahi tersebut memiliki makna bahwa selain kita harus mengasihi dan beriman kepada-Nya dengan segenap hati dan ketulusan kita, kita juga harus mengasihi-Nya dengan terus mau mempelajari dan mendalami isi hati-Nya dan kebenaran Firman-Nya.

Intinya, apologetika atau ilmu pembelaan iman Kristen adalah sesuatu yang sangat penting. Kita memang harus beriman teguh kepada Tuhan dengan tulus dan sungguh-sungguh. Namun, selain memercayai dengan tulus, kita juga harus mau mempelajari kebenaran dari perkataan-Nya, dan mengapa iman kita layak untuk dipercayai. Sekian pembahasan dari saya, mohon maaf bila ada kesalahan. Segala kemuliaan hanya bagi Allah Tritunggal dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. Kiranya berkat terindah dari Allah Bapa, dan di dalam cinta kasih yang sempurna dari Tuhan kita Yesus Kristus, dan di dalam persekutuan yang manis dengan Allah Roh Kudus, menyertai hidup kita selalu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun