Mohon tunggu...
Muhamad Nur Alim
Muhamad Nur Alim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi PGSD STKIP Muhammadiyah Kuningan

Your future depends on what you do today

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jangan Batasi Mimpimu!

20 Juli 2024   19:02 Diperbarui: 20 Juli 2024   19:39 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sabtu/20-07-2024/Dokpri.

Menjadi guru adalah cita-citaku dari kecil. Sejak SMA saya sudah mulai mengajar. Saat itu ketika saya masih di pesantren dan masih menduduki bangku Kelas 5 atau biasa kita sebut kelas 2 SMA. 

Saya diamanahi oleh guru saya untuk membantu mengajar kursus di kelas 2 dan 3 SMP dengan pelajaran Al-Qur'an dan Ilmu Shorof, saya sangat senang sekali karena akan mendapatkan pengalaman mengajar walaupun saya masih siswa.

Saya mengajar kursus sampai saya lulus SMA yaitu kurang lebih selama 2 tahun. Hingga singkat cerita lulus SMA saya mendapatkan undangan untuk membantu mengajar di Sekolah Dasar yang kebetulan pemilik sekolah tersebut adalah teman saya ketika di pesantren.

Sebetulnya saya ingin melanjutkan studi saya di Perguruan tinggi, namun saya masih bingung ingin kuliah dimana sehingga saya ambil kesempatan tersebut tentunya hasil daripada diskusi saya dengan orang tua. 

Di sana saya mengajar bahasa Inggris dari kelas 1 sampai dengan kelas 6, tidak hanya itu saya juga mengajar Seni Budaya dan Prakarya (SBDP) dari kelas 1 sampai dengan kelas 6, ditambah mengajar kursus hadroh, kaligrafi, lettering dan Al-Qur'an. 

Kegiatan yang luarbiasa produktif saat itu tidak membuat saya lelah, karena aktivitas tersebut adalah cita-cita saya, dan saya senang karena cita-cita saya sudah tercapai. Singkat cerita hingga saya kuliah di perguruan tinggi. Saya mendapatkan pemahaman baru yang menjadikan saya merubah cita-cita saya. 

"Menjadi guru adalah cita-cita, lalu apalah jadinya jika cita-cita tersebut sudah tercapai?" Pertanyaan yang muncul dari dosen saya saat itu. 

Saya bingung, karena saya pikir jika cita-cita sudah tercapai, ya saya tinggal menikmatinya. Namun beliau mengatakan;

"Kalau cita-cita sudah tercapai, berarti anda tidak punya cita-cita lagi, tidak ada lagi yang harus diperjuangkan. Anda harus tahu bahwa hidup tanpa cita-cita, artinya hidup tanpa tujuan, anda akan bosan dan kehilangan arah. Maka anda harus punya cita-cita baru, karena jika tidak, anda akan stuck dengan ilmu, pengalaman dan kualitas anda yang segitu-gitunya".

Dari sana saya berpikir ternyata mimpi saya terlalu rendah, dan saya harus punya cita-cita baru. Sejak saat itulah saya memberanikan diri mengambil resiko untuk keluar dari zona nyaman. Perlahan saya amati bagaimana cara mendirikan sekolah, mulai dari administrasi, sumber daya manusia (SDM), sarana prasarana hingga kurikulum dan bahan ajar yang harus disiapkan. Setelah itu saya berhenti untuk mengajar di sekolah lain, dan InsyaAllah saya akan buka sekolah sendiri diawali dengan membuka tempat kursus. 

Pelajaran yang luar biasa Dosen saya ajarkan, seketika mindset saya berubah yang tadinya saya mengajar di sekolah orang lain, justru sekarang saya ingin membuka sekolah dan membuka peluang bagi siapapun yang ingin mengajar di sekolah saya. Cita-cita saya saat ini adalah saya ingin menjadi gurunya para guru yaitu dosen dan membuka peluang bagi siapapun yang mempunyai cita-cita menjadi guru.

Cerita diatas memberikan kita pelajaran bahwa jangan sampai kita membatasi mimpi kita, bermimpilah setinggi-tingginya, dan jika sudah tercapai, kita harus ciptakan mimpi kita yang baru, tentunya lebih tinggi dari mimpi kita sebelumnya. 

Penulis: Muhamad Nur'alim (Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kuningan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun