Mohon tunggu...
Muhamad Nur Alim
Muhamad Nur Alim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi PGSD UM Kuningan

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kenapa Malas?

17 April 2024   20:57 Diperbarui: 18 Juni 2024   20:35 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Malas"

Seringkali produktivitas kita terganggu dengan datangnya kemalasan. Biasanya jika kemalasan sudah melanda, maka Kegiatan-kegiatan yang sudah biasa kita lakukan akan tersendat dan berpotensi terjadinya penumpukan tugas. Sehingga mengakibatkan kita menjadi gelisah, stres bahkan prustasi.

Nah, sebelum kita membahas kenapa sih kita bisa malas?

Kita cari tahu dulu nih malas itu apa sih? Kok bisa ya, yang biasanya kita rajin, tiba-tiba malas. Tapi nanti biasanya malas itu bisa hilang lagi. Jadi seakan-akan malas itu hanya sebatas selingan. Atau barangkali ada dari kalian yang malas terus? Jadi malas itu penyakit, atau apa?

Banyak orang bertanya-tanya mengenai kemalasan. Dalam artikelnya Tasya Gemilang mengatakan bahwa menurut etimologi beberapa teori menghubungkan asal kata "malas" dengan kata-kata dalam bahasa Sanskerta seperti "malinasa" yang berarti "penyakit" atau "malairudha" yang berarti "tidak bergerak". Teori ini menunjukkan bahwa kata "malas" memiliki akar kata dari bahasa Sanskerta yang kemudian diadopsi ke dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia.

Pengertian malas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tidak mau bekerja atau mengerjakan sesuatu. Malas juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana seseorang menghindari pekerjaan yang seharusnya dapat dikerjakan dengan potensi dan energi yang dimiliki.

Dari beberapa pendapat diatas dapat saya tarik kesimpulan bahwa malas adalah sikap manusia dimana seseorang kurang bersemangat sehingga menunda-nunda pekerjaan yang seharusnya dilakukan.

Contohnya menggunakan waktu luang secara tidak produktif seperti halnya menghabiskan waktu berjam-jam untuk rebahan di kamar, menghindari melakukan aktivitas yang lebih bermanfaat dengan duduk-duduk dan berbaring sambil scrolling sosial media, Padahal dibalik semua itu ada banyak kewajiban-kewajiban yang harus dikerjakan misalnya.

Lalu kalo kita malas kita salah atau tidak?

Sebetulnya tidak sepenuhnya salah, karena saya yakin semua orang pasti pernah merasakan yang namanya "Malas" Yang tentunya hal itu membawa masalah buat si pemalas itu sendiri, entah itu menjadi overthinking, capek, ganggu produktivitas tentunya. Dan harus kita ketahui bersama bahwa jika kita terus bersahabat dengan kemalasan maka produktivitas kita akan terganggu, kemajuan kita akan terhambat, juga dapat berdampak negatif pada kinerja akademik,  karier dan hubungan sosial kita.

Lalu bagaimana jika kita malas?

"Harus punya motivasi"

Menurut Winardi (2016:02) dalam artikelnya menyebutkan bahwa "Motivasi merupakan hasil sejumlah proses yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi dalam melaksanakan kegiatankegiatan tertentu". Sinungan (2016:134) juga menegaskan bahwa "Motivasi adalah keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan atau gerakan dan mengarah atau menyalurkan perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi ketidak seimbangan".

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan.

Berdasarkan menurut para ahli maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu dorongan yang ada pada diri seorang individu yang menyebabkan individu tersebut melakukan aktivitas atau kegiatan dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

2 jenis motivasi yang harus dimiliki semua orang

1. Motivasi eksternal

Motivasi eksternal adalah motivasi yang datang dari luar diri kita atau biasa kita sebut "Support System", seperti halnya orang tua, lingkungan, sahabat atau motivasi apapun yang menjadi sistem pendukung sehingga membuat kita enggan untuk bermalas-malasan.

2. Motivasi internal

Motivasi internal adalah motivasi yang berasal dari dalam diri atau biasa kita sebut dengan "prinsip". Sebagai manusia pembelajar yang berkembang tentunya harus mempunyai prinsip hidup. Karena prinsip ini akan menjadi motivasi atau dorongan kita untuk senantiasa terus menguatkan diri dalam rel perjalanan  menuju tujuan disaat tidak ada lagi motivasi dari luar diri atau eksternal. Maka saya katakan bahwa kedua motivasi ini sangat penting untuk keberlangsungan produktivitas kita sehari-hari. Sehingga akan membantu tercapainya tujuan dan cita-cita kita kedepan.

Nah, jadi malas itu biasa, tapi jangan dibiasakan. Ga salah ko kalo kita malas, yang salah itu kalo kita malas-malasan, hehe.

Penulis : Muhamad Nur'alim (Mahasantri Ar-Fachruddin STKIP Muhammadiyah Kuningan) Aktif juga di Lembaga Dakwah Kampus ISC STKIP.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun