Sepulang shalat subuh
Aku duduk di teras depan asrama tempat ku bernaung
Ku buang pandanganku kedepan
Ku lihat sisa-sisa embun masih menyapa
Lapangan depan asramaku masih terselimuti kabut
Pucuk-pucuk dedaunan nan jauh belum terlihat nyata
Halimun masih memeluk erat tajuk-tajuk pohon
Sementara rambut ari di sekujur tangan bergidik melihat matahari yang belum terbit
Dingin...
Aku merasa bahwa ini adalah awal yang indah
Takdir yang sudah terukir
Untuk bisa kembali berkompetisi
Membiaskan halusinasi
Mengagungkan ambisi
Untuk berkarya dan berkreasi
Agar tak basi segala intuisi
Agar diksi-diksi kembali dapat dikonsumsi
Berjuang meraih mimpi.
Writer: Muhamad Nur'alim
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!