Mohon tunggu...
Daron AlfaAgustinusRahardianto
Daron AlfaAgustinusRahardianto Mohon Tunggu... Administrasi - Pendidik

Sejarah itu bapaknya ilmu-ilmu; suaminya Filsafat; saudaranya Seni dan Bahasa; temannya Matematika; dan anaknya Agama.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hari Nusantara, Deklarasi Djuanda, dan Karimunjawa

13 Desember 2015   12:50 Diperbarui: 13 Desember 2015   12:58 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para Kompasianer yang telah berkunjung ke Kepulauan Karimun Jawa pasti setuju bila keindahan di wilayah itu tak kalah dengan keindahan di pulau-pulau lainnya di negara kita. Dalam tulisan ini saya tidak akan banyak mengulas mengenai tata perjalanan menuju Karimun Jawa. Namun saya akan mengulas Karimun Jawa dari sisi geopolitik Indonesia secara singkat.

Saya dan keenam teman saya yakni Prestiana Rahayuningsih, Silfy Erdania Achtar, Hani Maharani, Ranti Engelia Zelantica, Fajar Rifqi Permeidi, dan Gatot Sugiri Asmoro untuk pertama kalinya mengunjungi Kepulauan Karimun Jawa pada 3-5 April lalu. Beruntung kami dapat menikmati cuaca terik yang hangat, cerah, dan makin terik di siang bolong pada hari Sabtu dan Minggu. Padahal awal keberangkatan kami pada hari Jum’at tanggal 3 April dari pelabuhan di Jepara, cuaca sungguh tidak mendukung. Kami dirundung mendung dan h

ujan lebat selama berlayar di Perairan Laut Jawa. Tak ada matahari pada Jum’at siang menuju Kepulauan Karimun. Namun pada esok harinya, biru, hijau, dingin, dan jernihnya air laut Kepulauan Karimun Jawa sungguh membuat hati kami puas. Pikir saya ini seperti berada di Kepulauan Maldivas (Maladewa).

Pertama tiba di Kepulauan Karimun Jawa, saya sempat melihat peta wilayah Karimun Jawa di pelabuhan. Masya Allah, banyak sekali pulau-pulau kecil di sekitar pulau utama. Akankah kita mengarungi semua pulau di gugusan kepulauan ini? Tentu tidak, kami hanya mampir ke Pulau Karimun dan Pulau Cemara Kecil serta singgah di Wisma Apung untuk bermalam. Walau perjalanan singkat, kami sungguh puas.

Ketika bermalam minggu di Wisma Apung saya sempat merenung saat hendak tidur. Ada banyak sekali pulau kecil di Indonesia. Namun menurut kondisi geografisnya, Kepulauan Karimun berada di wilayah Laut Pedalaman Indonesia. Pikiran saya langsung teringat dengan Deklarasi Djuanda yang dicanangkan pada 13 Desember 1957 silam. Jikalau Perdana Menteri Djuanda saat itu tidak mendeklarasikan konsep Negara Kepulauan (Archipelago State), bisakah kami generasi muda saat ini menikmati Laut Bebas diantara Pulau Jawa dan Kalimantan ini? Paling-paling kini kami masih dapat berlibur ke Karimunjawa tapi dengan melihat banyaknya kapal nelayan asing yang lalu lalang menangkap kekayaan laut di Perairan Laut Jawa. Bayangkan saja, jika hukum Laut Bebas warisan kolonial Hindia Belanda (Territorial Zee Maritime Kringen Ordonantie tahun 1939) masih diterapkan sampai sekarang ini.
Sekarang kita sungguh beruntung. Di era Reformasi ini, setiap tanggal 13 Desember, pemerintah menetapkannya sebagai Hari Nusantara.

 

                 Pantai Cemara Kecil
                 Sumber: Dokumen Pribadi

Walaupun saya yakin banyak generasi muda yang belum tahu. Kalaupun sudah banyak yang tahu apakah mereka memahami makna Hari Nusantara?
Dengan adanya Hari Nusantara, bangsa ini (termasuk saya) tidak hanya dapat menikmati keindahan dan sumber daya alam di pulau-pulau seperti di Kepulauan Karimunjawa, Kepulauan Riau, Kepulauan Seribu, Kepulauan Halmahera, dan masih banyak lagi pulau-pulau di laut pedalaman dan gugusan kepulauan terluar Indonesia. Melainkan kita dapat mengetahui sejauh mana batas-batas wilayah kepulauan kita. Lalu kita dapat mengetahui kapal-kapal asing yang lalu-lalang dalam Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).
Saya yakin para pembaca dapat memahami kembali pentingnya Deklarasi Djuanda serta hasil keputusan Konvesi Hukum Laut Internasional (UNCLOS) tahun 1982.
Jika saya merujuk pada pesan Prof. Dorodjatun Kuncorojakti dalam General Studium di FISIP UI tahun 2013 lalu bahwa generasi muda Indonesia saat ini harus memahami wilayah geopolitik Kepulauan Indonesia dengan baik.
Dengan demikian, generasi muda masa kini harus peka dengan kondisi pulau-pulau kecil di Indonesia. Bukalah peta-peta digital atau atlas Indonesia. Jangan hanya bisa menikmati liburan saja tetapi perlu disertai dengan pemahaman dan mendukung kebijakan-kebijakan pemerintah yang pro- kepada kedaulatan wilayah Republik Indonesia sebagai satu-kesatuan.
Bila para pembaca sedang piknik di Kepulauan Karimunjawa atau kepulauan lain di negeri ini, saya haturkan SELAMAT HARI NUSANTARA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun