Mohon tunggu...
Daro Eko Wahab
Daro Eko Wahab Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuluh Kehutanan Pada Dinas Kehutanan Provinsi Lampung

Berbagi Informasi Seputar Lingkungan, Hutan, Dinamika Sosial dan Opo Wae...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perspektif Lain Penyuluh Kehutanan dalam Mengabdi untuk Negeri

20 Desember 2022   17:00 Diperbarui: 21 Desember 2022   00:07 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyuluh kehutanan sebagai salah satu profesi yang berada di ujung negeri, rasanya sebutan itu tidaklah berlebihan karena memang wilayah di negeri ini yang jauh dari perkampungan apalagi perkotaan.

Penyuluh kehutanan bekerja dan mengabdi di perkampungan, desa dan juga tidak jarang ada di tengah hutan. Seiring dengan pergeseran paradigma pengelolaan hutan berbasis masyarakat, maka mau tidak mau penyuluh kehutanan hadir untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat yang mengelola hutan.

Penyuluh kehutanan memang profesi yang tidak banyak diminati oleh sebagian orangtua yang mengharapkan anaknya bekerja di ruangan yang nyaman dan ber AC.

Hal ini karena penyuluh kehutanan memang kesehariannya bersama masyarakat petani yang mengelola hutan, memberikan pemahaman kesadaran akan pentingnya hutan dan pengelolaan hutan yang tetap memperhatikan kelestarian hutan tidak hanya untuk kehidupan sekarang tetapi juga untuk masa yang akan datang bahkan generasi yang akan datang.

Penyuluh kehutanan hadir di tengah masyarakat pengelola hutan untuk menjawab bahwa negara hadir untuk masyarakat pinggiran yang di tengah hutan sekalipun.

Banyak kegiatan yang dilakukan oleh seorang penyuluh kehutanan baik terkait dengan kelembagaan kelompok tani hutan, terkait dengan pengelolaan kawasan hutan atau pemanfaatannya maupun mendampingi masyarakat dalam mengolah hasil panen sampai dengan memasarkannya.

Tugas Penyuluh kehutanan ini tidaklah mudah dan sederhana. Bila diibaratkan penyuluh kehutanan ini adalah tak ada bedanya dengan seorang dokter umum yang mesti tahu segala macam penyakit dan dapat memberikan resep obat yang sesuai untuk penyakit pasien.

Demikian juga seorang penyuluh mesti memahami tentang kondisi hutan dan pengelolaan hutan tetapi juga memahami kondisi sosial masyarakat, kondisi ekonomi masyarakat, lingkungan bahkan ilmu-ilmu ekonomi untuk pemasaran hasil hutan.

Kegiatan Penyuluhan Kehutanan (Dokumentasi pribadi)
Kegiatan Penyuluhan Kehutanan (Dokumentasi pribadi)

Sehingga dapat dibayangkan seorang penyuluh perlu membekali kapasitas diri sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Untuk memahami tentang pengelolaan hutan saja seorang sarjana kehutanan perlu belajar selama 5 tahun dalam studi strata 1 satu, jadi untuk dapat memahami berbagai bidang pekerjaan itu diperlukan waktu berapa lama.

Di sisi lain Penyuluh kehutanan yang ada dan telah bekerja sebagian memiliki pendidikan sarjana S1 Kehutanan, S1 Pertanian tetapi sebagian lain sarjana non kehutanan dan pertanian bahkan SLTA. Sementara itu perkembangan dan dinamika pengeloaan hutan mengalami pergeseran yang pesat.

Menghadapi kondisi tantangan yang besar tersebut memang telah dilakukan upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui berbagai lembaga maupun Pemerintah Provinsi lampung melalui Balai Pengembangan Sumber Daya Manuisa (BPSDM). 

Namun upaya ini masih jauh dari kebutuhan sehingga diperlukan upaya lain dari setiap penyuluh untuk mengembangkan diri masing-masing melewati kanal yang ada baik dunia maya maupun upaya lain.

Bila melihat kondisi penyuluh kehutanan yang ada di lapangan rasanya juga patut mendapat perhatian lebih banyak. Dengan kegiatan yang sebagian besar berada di tengah hutan atau di pinggir hutan, penyuluh kehutanan belum didukung dengan sarana yang memadai karena kondisi topografi wilayah yang perbukitan dan pegunungan. 

Risiko medan yang tinggi bahkan tidak jarang mengalami jatuh dari kendaraan yang tidak layak. Berbagai kondisi keterbatasan ini penyuluh kehutanan tetap bekerja untuk mendampingi masyarakat yang ada tanpa mengenal menyerah.

Tidak jarang penyuluh kehutanan mendampingi kelompok tani hutan sehingga mendapat berbagai prestasi dalam penghargaan Kalpataru maupun Wana Lestari. 

Prestasi itu begitu membanggakan bagi seorang penyuluh sebagai wujud apresiasi tidak hanya kepada masyarakat kelompok tani hutan, tetapi juga bagi penyuluh kehutanan itu sendiri. 

Berbagai penghargaan itu merupakan penghibur dan penyemangat setelah bekerja sehingga mendorong untuk terus mendampingi masyarakat menuju tujuan sebenarnya yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan hutan yang lestari. 

Dengan masyarakat sejahtera maka tujuan pembangunan kehutanan akan tercapai sehingga kemakmuran negeri yang dicita-citakan akan terwujud.

Penyuluh Kehutanan memang sebagian kecil dari profesi anak bangsa tetapi penyuluh kehutanan adalah profesi yang mulia, profesi yang besar perannya tidak hanya untuk masyarakat tetapi juga untuk alam. 

Alam semesta yang ditempati makhluk hidup tidak hanya manusia tetapi segala ciptaan Allah Yang maha Esa. Memelihara alam semesta merupakan wujud syukur manusia kepada Tuhannya yang merupakan sebagian dari pengabdian kepada sang pencipta, sehingga menjadi Penyuluh adalah pada hakikatnya merupakan ibadah apabila juga disertai dengan keikhlasan. 

Semoga Penyuluh kehutanan tetap semangat dalam menjalankan tugas pengabdiannya kepada masyarakat, bangsa dan negara.

Itulah sebagai gambaran atau perspektif lain penyuluh kehutanan dalam melakukan tugas pengabdiannya kepada masyarakat dalam mengelola hutan dan memanfaatkan hutan agar dapat mengembalikan fungsinya, menuju hutan yang lestari dan masyarakat sejahtera.

Semoga memberikan tambahan pengetahuan dan pandangan bagi pembaca dan para pihak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun