Tatkala matahari menaikkan temperaturnya. Kami mulai bersiap-siap untuk pergi berwisata ke pulau Mitita. Biasanya, di waktu libur kami pergi berwisata ke salah satu pulau yang ada di pulau Morotai. Kami menghabiskan waktu berlibur di pantai. Di malam hari kami memancing ikan dan sotong sebagai lauk sarapan pagi.
Pagi yang cerah dan matahari yang bersinar menambah keindahan pulau Mitita. Pulau ini sangat memikat hati bagi orang yang pernah menziarahinya. Kala sore menjelang tampak laut bersahabat dengan hamparan pasir putih. Lambaian daun bidara pantai tertiup angin, membuat kami ingin berlama-lama di pulau ini. Â Buah bidara pantai yang sedikit manis kecut menambah nutrisi bagi tubuh.
Waktu sore kami manfaatkan untuk memasak dan sebagian mencari kayu bakar. Sebagian lagi memancing ikan dan sotong, karena ketika arus pasang atau surut adalah waktu yang tepat untuk memancing.
Untuk berlibur ke pulau ini membutuhkan biaya yang terbilang murah. Pulau Mitita adalah pulau yang sangat indah. Pulau ini berada di wilayah kabupaten pulau Morotai. Pasirnya yang putih dan pohon-pohon sekitar pantai tumbuh dengan lebat.
Di antara pohon yang tumbuh di pinggir pantai adalah pohon bidara pantai. Daunnya sedikit lebar dari pohon bidara biasa. Di bagian dalam pantai terdapat pohon lain dan juga pohon kelapa.
Tak heran, jika ada investor yang berani membangun tempat wisata di pulau ini. Beberapa rumah untuk wisatawan telah dibangun. Akan tetapi biayanya cukup mahal bila menginap satu malam. Kami mengambil tempat dibagian jembatan yang sudah rusak. Tidak jauh dari bibir pantai ada rumah untuk tempat peristirahatan.
Konon katanya, pulau ini pernah dihuni oleh penduduk Morotai. Pulau ini, sangat eksotik. Pulau ini jarang dikunjungi oleh wisatawan, mungkin karena arusnya deras. Pulau Mitita terkenal dengan arus yang kuat. Di bulan tertentu arusnya sangat kuat. Pernah sekali kami berangkat ke sana, dari jauh terlihat ombak dan arusnya biasa. Setelah mendekat ke pulau Mitita arus dan ombaknya semakin kuat. Â
Pernah sekali kami terjebak ombak. Tidak bisa keluar dari pulau ini, bahkan speedboat yang membawa kami tidak berani mengambil resiko. Akhirnya kami bermalam sampai subuh tiba. Saat subuh, kami semua bangun seperti tentara sekutu yang akan mendarat. Sebagian memegang speedboat agqr tidak terbawa ke tepi pantai karena kuatnya ombak. #doc Jay
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H