Mohon tunggu...
darmoko bimanugroho
darmoko bimanugroho Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

suka olahraga

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Tantangan guru dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka

31 Desember 2024   13:04 Diperbarui: 31 Desember 2024   13:03 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Adanya perubahan kurikulum pendidikan yang diterapkan sekarang ini tentu saja membawa pengaruh besar dalam kegiatan belajar mengajar. Baik dari sisi siswa maupun guru sebagai tenaga pengajar. Lantas, apa saja tantangan dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka bagi guru?

Sebagai tenaga pendidik, sudah pasti terdapat sejumlah persiapan yang harus dilakukan agar bisa menerapkan kurikulum baru tersebut. Dengan begitu, maka kegiatan belajar mengajar bisa berjalan dengan lebih lancar.

Apa Saja Tantangan dalam Mengimplementasikan Kurikulum Merdeka bagi Guru?

Mengutip dari buku Perencanaan Pembelajaran Geografi (Dilengkapi Kurikulum Merdeka), Hadi Soekamto dan Budi Handoyo (2022:112), Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum berbasis kompetensi dengan paradigma baru yang berbasis pembelajaran berbeda dan projek penguatan karakter Pancasila.

Adapun berbagai tantangan dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka bagi guru adalah sebagai berikut.

1. Keluar dari Zona Nyaman dalam Sistem Pembelajaran

Tantangan pertama adalah banyak guru yang sulit keluar dari zona nyaman dengan sistem pembelajaran yang selama ini sudah dilakukan. Umumnya, sistem pembelajaran dilakukan dengan memberikan materi sebanyak 60% dari total waktu pembelajaran di kelas. Hal inilah yang membuat siswa cenderung pasif di kelas karena mereka hanya mendengarkan dan mencatat materi yang disampaikan. Berbeda halnya dengan Kurikulum Merdeka yang mengharuskan siswa untuk aktif berdiskusi dan memecahkan masalah bersama.

2. Tidak Memiliki Pengalaman Program Merdeka Belajar

Dalam Kurikulum Merdeka, terdapat sebuah program bernama Merdeka Belajar. Kebanyakan guru justru tidak memiliki pengalaman mengajar dengan program tersebut. Hal inilah yang kemudian menjadi tantangan bagi para guru.

Selain tidak memiliki pengalaman mengajar, siswa juga sudah terbiasa mendengarkan penjelasan dari guru ketika di sekolah atau kuliah. Artinya, pengalaman yang minim dari guru ini dapat memengaruhi cara mengajar mereka di kelas.

3. Keterbatasan Referensi

Belum banyaknya referensi terkait metode penyampaian materi juga membuat guru merasa kesulitan saat mengajar. Hal ini karena belum banyaknya teks pelajaran yang diterbitkan oleh pusat perbukuan maupun penerbit swasta. Akibatnya, fasilitas pembelajaran yang diberikan kepada siswa menjadi kurang efektif. Apalagi kualitas buku edaran yang digunakan siswa maupun guru masih memiliki kualitas yang rendah. .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun