Jalan-jalan adalah salah satu cara bertafakur akan indahnya ciptaan Sang Maha Kuasa, bersyukur atas segala nikmat yang diperoleh, menambah wawasan alam, menambah kawan, dan me-refresh pikiran dari hiruk pikuknya dunia kerja, maka sebisa mungkin disela-sela kesibukan kerja, dalam setahun saya selalu membuat rencana tempat jalan-jalan yang bagus dan seru.
Jalan-jalan kali ini saya memilih Dataran Tinggi Dieng, letaknya di Wonosobo, Jawa Tengah. Saya mengajak teman yang juga hobi jalan-jalan, biar makin seru. Nah, biasanya saya sama kawan saya ini setiap kali jalan-jalan selalu backpackeran, namun kali ini kami ingin mencoba ikutan opentrip karena penasaran dan biar lebih tahu bedanya solo backpackeran sama full opentrip ada Event Organizer nya yang ngurusin itu kayak gimana sih, dari segi budget, fasilitas, kenyamanan, dll.
Tibalah saatnya kami berangkat, meeting point di Plaza Semanggi, Jakarta, jam 21.00 wib. Total peserta 24 orang yang ternyata banyak juga, lalu saling berkenalan, bercanda, mulai mengakrabkan diri. Dengan menggunakan mobil ELF, perjalanan ditempuh kurang lebih 10-11 jam dari Jakarta ke Wonosobo. Karena perjalanan dilakukan pada malam hari, maka minim macet, dan lancar.Â
Pada jam 08.00 wib keesokan harinya, kami akhirnya tiba Wonosobo, Dieng. Di kawasan Dieng  ini view-nya cantik dan udaranya segar banget. Jadi walaupun siang hari jalan kaki tapi adem. Tripnya juga enak banget karena dalam waktu 2 Day 1 Night saja kita sudah bisa menikmati banyak spot dengan pemandangan yang beda-beda, mulai dari Kompleks Candi Arjuna, Batu Pandang, nonton sejarah terbentuknya Dieng di Dieng Plateau Theater,  kemudian ke Telaga Warna, Kawah Sikidang, dan pada dini harinya mendaki ke gunung Sikunir 2.263 mdpl. Seru!
Kemudian jam 22.00 wib, saya dan kawan saya yang ternyata juga gak bisa tidur karena kedinginan, kami menyerah untuk tiduran, kemudian duduk, sembari saya mengeluarkan senjata pamungkas Geliga Krim yang selalu saya bawa kemana-mana. Sepertinya pengaruh badan dan kaki pegal karena jalan kaki seharian yang membuat gak bisa tidur juga selain karena kedinginan. Kemudian dimulailah ritual memakai Geliga Krim ini, berasa kayak memakai lotion, dipakai hampir diseluruh badan, lalu semenit kemudian rasanya nyesss enak banget, badan jadi hangat, pegal-pegal hampir tidak terasa lagi. Setelah itu, berbincang sejenak dengan teman saya, ngobrol macam-macam, merenung, curhat, barulah bisa tidur dengan nyaman.
Saya sangat merekomendasikan Dataran Tinggi Dieng untuk dimasukkan kedalam bucket list jalan-jalan, karena beneran bagus banget! Pemandangannya yang hijau, asri, udaranya yang adem, view lautan awan di puncak Sikunir, juara!
Dan jangan lupa selain jaket, kupluk, syal, kaus kaki, sendal/sepatu tracking, dan perlengkapan lain yang bisa menghangatkan diri, selalu siapakn Geliga Krim di tas P3K, karena dengan Geliga Krim, bebas pegal, bebas kemana aja, okesip!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H