Mohon tunggu...
Darmin Hasirun
Darmin Hasirun Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis Agar Menjaga Nalar Sehat

Saya hobi menulis, menganalisis, membaca, dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Ambiguitas Simbol Tiga Jari Versi Ganjar

22 November 2023   09:07 Diperbarui: 22 November 2023   09:21 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lihat Foto Three finger salute, salam tiga jari ala The Hunger Games yang digunakan Ganjar Pranowo (X/@ganjarpranowo)

Beredar video viral di media sosial yang memperlihatkan Ganjar Pranowo berpakaian hitam sedang berada di tengah-tengah ribuan pendukungnya yang berseragam hitam, semua yang hadir secara serentak mengangkat tangan kanan yang diikat dengan bendera merah putih dengan mengusung simbol salut tiga jari. Di dalam video tersebut bertuliskan "Ini bukan tentang Ganjar, ini bukan tentang Kekuasaan, Ini tentang Indonesia".

Simbol Salut Tiga Jari yang diusung oleh Ganjar sebagai kode Paslon nomor urut 3 telah menimbulkan makna ambiguitas, satu sisi simbol ini dimaknai sebagai bentuk perlawanan terhadap penguasa karena merasa dikhianati, tetapi disisi lain malah mengaburkan gerakan pemenangan Ganjar-Mahfud karena banyak menteri Joko Widodo masih berstatus kader PDIP artinya PDIP masih menjadi bagian dari partai penguasa bahkan calon wakil Presiden, Prof. Mahfud, MD masih memegang jabatan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia.

Lebih jelasnya saya akan menguraikan ambiguitas simbol salut tiga jari yang menjadi cikal bakal gerakan pemenangan pasangan Ganjar-Mahfud pada PEMILU 2024.

Banyak publik menilai simbol yang dimunculkan merupakan perlawanan kubu Ganjar terhadap Pemerintah yang sedang berkuasa, seperti halnya simbol Salut Tiga Jari dalam film Hunger Games yang menceritakan perlawanan anak muda bernama Primrose Everdeen, Katniss Everdeen dan Peeta Mellark. Katniss dan rekannya melakukan pemberontakan terhadap penguasa karena berbagai masalah yang dihadapi yaitu kemiskinan, kelaparan, penindasan, dampak peperangan, serta penyalahgunaan kekuasaan.

Layaknya sebuah drama yang memberikan kesan bahwa kekuasaan di bawah kepemimpinan Joko Widodo telah disalahgunakan dan sosok Ganjar tampil seperti superhero dalam film-film pahlawan yang akan menegakan kebenaran dan menumpas kejahatan. Posisi Ganjar dan rekan-rekannya diibaratkan sebagai korban yang hendak bangkit melawan demi mendapatkan kemenangan.

Memang drama pemilihan presiden dan wakil presiden 2024 sangatlah menarik karena pecahkan kubu PDIP akibat tindakan Joko Widodo yang tidak lagi mengkuti arahan ketua partai, Megawati Soekarnoputri. Joko Widodo merasa mempunyai kekuasaan sebagai Presiden RI yang bisa mengendalikan organisasi-organisasi pemerintah dengan arahannya. Tampilnya Gibran sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto merupakan bukti nyata bahwa Joko Widodo sedang bermanuver diam-diam melawan perintah Megawati demi memenangkan pasangan Prabowo Subianto-Gibran dalam PEMILU 2024.

Pengurus PDIP banyak yang kecewa dan merasa heran dengan gerak-gerik Presiden, Joko Widodo karena sudah tidak searah lagi dengan keputusan PDIP, akhirnya masing-masing mengambil jalan sendiri yaitu PDIP mengusung Ganjar-Mahfud dan Jokowi mensupport Prabowo dan memberikan restu Gibran sebagai calon wakil presiden.

Pengurus PDIP termasuk Ganjar merasa dikhianati sehingga mau tidak mau harus semakin tajam mengkritisi kinerja pemerintah yang menurut Ganjar masih banyak permasalahan belum dibereskan oleh penguasa sekarang salah satunya penegakan hukum di Indonesia masih lemah. Megawati dan Ganjar juga sempat menyinggung dugaan ketidaknetralan atau kecurangan Pemerintah dalam PEMILU 2024.

Tidak heran jika Ganjar berani mengunggah video "Salut Tiga Jari" sebagai simbol perlawanan meskipun Ganjar Pranowo memaknai tiga jari sebagai 3 janji yaitu taat kepada Tuhan, taat kepada hukum dan setia kepada Rakyat seperti yang tertulis pada akun media sosialnya menyebutkan "tiga jari tiga janji: Taat kepada Tuhan, patuh pada hukum, dan setia pada rakyat". (Senin,20/11/2023).

Di sisi lain, masih ada 7 Menteri kader PDIP yang masih masuk dalam jajaran kabinet Presiden Joko Widodo yaitu Yasonna Laoly sebagai Menteri Hukum dan HAM, Tri Rismaharini sebagai Menteri Sosial, Basuki Hadimuljono sebagai Menteri PUPR, Bintang Puspayoga sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Teten Masduki sebagai Menteri Koperasi dan UKM, Azwar Anas sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan Pramono Anung sebagai Sekretaris Kabinet Indonesia.

Simbol "Salut Tiga Jari" yang diduga kuat sebagai  bentuk perlawanan terhadap penguasa menjadi blunder bagi Paslon Ganjar-Mahfud karena banyak kader PDIP yang masih berstatus menteri, artinya jika mengkritisi kebijakan masa Pemerintahan Joko Widodo sama halnya mengkritisi kinerja kader PDIP sendiri. Publik akan menilai Ganjar setengah hati melawan karena masih ada kawan-kawannya dalam jajaran menteri.

Pada video yang beredar nampak hanya Ganjar dan pengikutnya saja yang menggunakan simbol salut tiga jari, sedangkan calon wakil presiden, Mahfud.MD tidak terlihat. Boleh jadi Mahfud todak seiya sekata dengan Ganjar karena Mahfud sedang bekerja keras memperbaiki kinerjanya dalam bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia malah dikritis oleh Ganjar sendiri. Ini sama halnya 01 lawan 02.

Makna perlawanan lebih cocok disematkan kepada Paslon Anies-Cak Imin karena nyata mereka sedang berada di luar jajaran penguasa, dan isu-isu kemiskinan, penindasan, penyalahgunaan kewenangan sangat tepat diusung oleh Anies-Cak Imin.

Jadi Paslon Ganjar-Mahfud sedang kehilangan arah karena hanya ada 2 kubu yang saling berlawanan dengan jelas yaitu Prabowo-Gibran sebagai Pro Pemerintah mengusung isu melanjutkan kinerja pemerintahan demi kemajuan Indonesia dan Anies-Cak Imin sebagai Kontra Pemerintah mengusung isu perubahan untuk perbaikan pemerintahan.

Pada akhirnya simbol "Salut Tiga Jari" hanyalah isu Drakor yang dibuat-buat demi meraih kekuasaan melalui simpati rakyat tetapi semua akan kembali pada sudut pandang dan selera masing-masing karena rakyat Indonesia sudah pandai menilai calon pemimpin yang layak menduduki kursi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia 2024-2029.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun