Penantian rakyat terhadap sosok calon wakil presiden yang akan mendampingi Prabowo Subianto sebagai calon Presiden RI periode 2024-2029 telah terjawab yaitu Gibran Rakabuming. Pengumuman resmi ini disampaikan secara langsung oleh Prabowo Subianto di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan pada hari Minggu tanggal 22 Oktober 2023.
Hadir pula dalam pengumuman para Ketua Umum Partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju yaitu Airlangga Hartato (Ketum Partai Golkar), Zulkifli Hasan (Ketua PAN), Agus Harimurti Yudhoyono (Ketum Partai Demokrat), Yusril Ihza Mahendra (Ketum PBB), Anis Mata (Ketum Partai Gelora), Ahmad Ridha Sabanam (Ketum Partai Garuda).
Setelah ketiga kandidat mengumumkan wakilnya masing-masing mulai dari Anies-Cak Imin, lalu disusul Ganjar-Mahfud, dan terakhir Prabowo-Gibran. Semua Paslon akan memperebutkan suara rakyat sebanyak 204,8 juta suara demi mendapatkan jabatan Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029.
Peta politik nasional berubah drastis terhadap penempatan Gibran sebagai calon Wakil Presiden mendampingi Prabowo, diperkirakan akan menguntungkan bagi PDIP dan Jokowi demi mempertahankan kekuasaannya agar tidak jatuh pada pasangan yang berseberangan cara berpikirnya sebut saja pasangan Anies-Cak Imin.
Prediksi ini didasarkan pada hasil survey simulasi dari Lembaga Survey Indonesia (LSI) yang dilakukan pada tanggal 2-8 Oktober 2023 terhadap 1.620 responden. Menunjukan hasil pada putaran kedua dengan simulasi 1 Ganjar (47,1%) menang lawan Anies (37,5%) dan simulasi 2 Prabowo (52,6%) menang lawan Anies (33%) dan simulasi 3 Prabowo menang (49,2%) melawan Ganjar (37,8%).
Sampai tulisan ini diterbitkan tidak ada satupun lembaga survey yang menjagokan Anies-Cak Imin untuk menjadi pemenang dalam Pilres 2024. Terlepas dari dugaan permainan opini yang digiring oleh lembaga survey tetapi Anies seakan kecil peluang untuk menang baik pada putaran pertama maupun putaran kedua.
Disinilah PDIP berselancar di panggung politik, baik Ganjar yang menang sebagai kader PDIP maupun Gibran yang menang sebagai kader PDIP juga, tetaplah permainan hanya berputar-putar dilingkaran yang sama yaitu PDIP masih langgeng memegang kekuasaannya dengan perolehan suara mayoritas.
Saya sempat menulis artikel dengan judul "PDI Perjuangan Tumbang 2024" karena dalam sejarah politik nasional tidak pernah ada 1 partai mendorong kadernya di dua paslon yang berbeda karena potensi kekalahan akan terbuka lebar, tetapi baru kali ini PDIP berhasil mendorong kadernya bertarung saling bersaing demi mendapatkan kursi Presiden (Ganjar) atau Wakil Presiden (Gibran).
Pada dasarnya baik Ganjar-Mahfud maupun Prabowo-Gibran sama-sama koalisi pendukung Jokowi. Jokowi efek masih tetap sangat tinggi pengaruhnya dalam Pilres 2024 apalagi tingkat kepuasan kinerja Jokowi tahun 2023 sebesar 81,9% versi LSI. Jika Ganjar-Mahfud kalah diputaran pertama, maka massa Ganjar-Mahfud akan lari kepaslon Prabowo-Gibran, sebaliknya jika Prabowo-Gibran kalah, maka massa mereka akan lari ke Paslon Ganjar-Mahfud, begitu pula jika Anies-Cak Imin kalah diputaran pertama, maka akan lari ke Paslon Prabowo-Gibran.
Kesimpulannya PDIP tetap mendapatkan keuntungan dalam pertarungan ini, kecuali Anies-Cak Imin mau tidak mau harus mengubah strategi politiknya pada putaran pertama dan kedua sama halnya permainan pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 dengan membuat isu-isu Sara, politik identitas, atau membuat narasi penderitaan rakyat akibat kebijakan yang tidak pro rakyat. Jika Anies-Cak Imin gagal mengelola isu-isu nasional dapat dipastikan akan kalah dalam Pilpres 2024.