Mohon tunggu...
Darmin Hasirun
Darmin Hasirun Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis Agar Menjaga Nalar Sehat

Saya hobi menulis, menganalisis, membaca, dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menjegal Jalan Partai Ummat, Masa Sih?

21 Desember 2022   06:57 Diperbarui: 21 Desember 2022   07:02 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Darmin Hasirun

Akademisi

Partai Ummat pertama kali dibentuk oleh tokoh politik nasional bernama Amien Rais atas kekecewaannya terhadap para petinggi Partai Amanat Nasional (PAN) yang tidak lagi menempatkan beliau sebagai tokoh yang patut didengarkan petuahnya karena diduga Amien Rais sudah berbeda pandangan politik dengan para elit PAN. Pengurus PAN diarahkan harus menjadi mitra Pemerintah di bawah kekuasaan Presiden Joko Widodo, sedangkan Amien Rais lebih memilih menjadi oposisi bagi penguasa. Jalan berbeda antara petinggi partai dengan beliau inilah yang membuatnya harus hengkang dengan kekecewaan dari PAN yang pernah dia dirikan pada tanggal 23 Agustus 1998 silam.

Sebagai tokoh politik senior, Amien Rais tidak tinggal diam untuk ikutserta berkompetisi dikanca politik nasional, maka didirikanlah Partai Ummat pada tanggal 29 April 2021 dengan basis perjuangan yang diusungnya adalah Islamisme sedangkan Ketua Umumnya adalah Ridho Rahmadi. Partai dengan slogan "Melawan Kezaliman, Tegakkan Keadilan" boleh jadi adalah bentuk ekspresi beliau terhadap berbagai kemelut permasalahan politik dan pemerintahan di Indonesia.

Strategi Amien Rais dalam melawan penguasa telah terbukti saat jatuhnya rezim Soeharto dari tampuk kekuasaannya yang telah memerintah selama 32 tahun lamanya hingga mengakhiri masa Orde Baru dan memasuki babak baru masa Reformasi, atas keberhasilannya dalam memimpin gerakan revolusi tahun 1998 dalam rangka menurunkan Soeharto dari jabatan Presiden RI sehingga dia dijuluki Bapak Reformasi dan mendudukannya sebagai Ketua MPR RI periode 1999 -- 2004. Disamping itu beliau juga adalah seorang professor di bidang politik dengan segudang pengalamannya dalam berbagai gerakan politik nasional. Tentunya hal ini membuat banyak pihak tidak tenang jika beliau melakukan manuver dengan menyerang berbagai kebijakan Pemerintah sekarang.

Kehadiran Partai Ummat yang berbasis ajaran Islam di tengah -- tengah umat yang plural tentunya bukanlah jalan mulus apalagi banyaknya partai islam yang sudah ada sebelumnya diantaranya Partai Kesejahteraan Sosial (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Bulan Bintang (PBB), semua partai ini berbasis agama Islam akan memperebutkan simpati dan dukungan dari warga muslim di Indonesia yang diperkirakan sebanyak 237,56 juta jiwa atau sekitar 87% dari total penduduk Indonesia sebanyak 272,32 juta jiwa, selebihnya pemilih non muslim yang jumlahnya sekitar 34,76 juta jiwa atau sekitar 13%.

Hanya saja di tengah perjalanan Partai Ummat harus menemui jalan buntu yang ternyata pada hari Rabu tanggal 14 Desember 2022, KPU RI mengumumkan hasil verifikasi dan penetapan partai politik calon peserta Pemilu 2024 ada 17 Parpol yang Memenuhi Syarat (MS) dan Partai Ummat Tidak Memenuhi Syarat (TMS). Perjuangan belum berhenti sampai disini, melalui pengacara Denny Indrayana dan timnya ditunjuk oleh petinggi Partai Ummat untuk mengajukan keberatan atas putusan dari KPU tersebut dan hasilnya hari Selasa, 20 Desember 2022 tersiar kabar bahwa Partai Ummat mendapatkan kesempatan kembali untuk melakukan verifikasi faktual ulang.

Amien Rais dan tim mencurigai ada upaya menjegal sepak terjangnya dalam kanca Pemilu 2024 karena dianggap menjadi lawan berat bagi partai -- partai lain. Apa betul ? Boleh jadi asumsi ini hanyalah klaim sepihak yang terlalu percaya diri atas kekuatannya, sekarang mari kita lihat salah satu hasil survei nasional dari lembaga Litbang Kompas menunjukan ada tren popularitas yang mengalami peningkatan pada bulan Oktober 2021 tingkat pengenalannya mencapai 2,2% dan naik pada Juni 2022 sebesar 3,3%. Hasil inilah yang diwanti-wanti bahwa Partai Ummat boleh jadi sebagai partai pendatang baru yang akan mengganggu partai -- partai besar dan telah lama eksis dalam pertarungan politik nasional, meskipun oleh sebagian kalangan menganggap Partai Ummat kurang memiliki kekuatan, belum jelas basis pemilihnya, hanya sekedar meramaikan pesta demokrasi, bahkan dipandang remeh karena belum teruji kemampuan pengurusnya dalam meraih simpati rakyat.

Terlepas dari hasil verifikasi ulang, apakah Partai Ummat akan lolos atau tidak ? semuanya kembali pada ikhtiar dan doa dari para pengurus dan simpatisan partai, hanya saja perjuangan masih jauh karena partai-partai yang lulus verifikasi harus bersungguh-sungguh memperebutkan suara rakyat secara real di lapangan, bukan hanya sekedar mengandalkan hasil survei yang boleh jadi bermain utak atik angka bahkan berkembang opini publik bahwa survei di tanah air banyak pesanan dengan tujuan untuk menggiring opini masyarakat. Partai politik sejatinya lahir dengan mengedepankan berbagai program yang konsisten berpihak kepada rakyat dan membuktikan diri dalam memecahkan masalah bangsa yang kian banyak, bukan hanya manis di lidah lalu janji tinggal kenangan hampa yang menyisahkan duka dan nestapa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun