Mohon tunggu...
Darmayanti
Darmayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

IT

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penerapan Basis Data di Bidang Manufaktur

12 September 2024   22:18 Diperbarui: 12 September 2024   22:23 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pendahuluan

Dalam era digital saat ini, industri manufaktur menghadapi tantangan yang semakin kompleks terkait dengan pengelolaan data dan informasi. Basis data memainkan peran krusial dalam menangani volume data yang besar dan beragam, serta dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional. Basis data adalah kumpulan data yang dikelola dengan aturan tertentu dan dihubungkan sedemikian rupa sehingga memudahkan pengelolaan dan pemahaman informasi yang tersimpan.Sejarah penerapan basis data dalam bidang manufaktur dimulai dengan pengembangan sistem MRP (Material Requirement Planning) pada akhir 1960-an. Sistem ini, yang awalnya dikembangkan untuk mengelola persediaan bahan baku, telah berkembang menjadi MRP II (Manufacturing Resource Planning) dan lebih lanjut menjadi ERP (Enterprise Resource Planning). ERP, sebagai evolusi dari MRP dan MRP II, mengintegrasikan berbagai fungsi bisnis dalam satu sistem yang komprehensif, mencakup aspek keuangan, sumber daya manusia, dan logistik. Penerapan basis data dalam manufaktur telah membawa perubahan signifikan dalam cara perusahaan mengelola proses produksi, dari perencanaan hingga pengiriman produk akhir. Sistem basis data memungkinkan integrasi yang lebih baik antara berbagai tahap produksi, pelacakan kualitas, dan pengambilan keputusan yang lebih berbasis data. Dengan demikian, basis data tidak hanya mendukung operasional sehari-hari tetapi juga berkontribusi pada strategi jangka panjang perusahaan dengan memberikan wawasan yang mendalam dan mendukung otomatisasi proses.

Penerapan yang efektif dari sistem basis data dalam manufaktur melibatkan beberapa aspek kunci, termasuk pengelolaan inventaris, integrasi proses produksi, pelacakan produk, dan otomatisasi produksi. Melalui implementasi yang terencana dan strategis, perusahaan manufaktur dapat memanfaatkan data untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan memastikan kualitas produk yang tinggi

Apa Itu Basis Data

Basis data atau database merupakan kumpulan berupa data yang dikelola dengan aturan tertentu dan dihubungkan bersama sesuai demikian rupa sehingga memudahkan untuk memahami cara mengelolanya (Gusti, 2023). 

Salah Satu Pendahulu Basis Data di Bidang Manufacturing

MRP (Material Requirement Planning) adalah sistem yang menjadi dasar bagi MRP II (Manufacturing Resource Planning) dan ERP (Enterprise Resource Planning). MRP pertama kali dikembangkan pada akhir 1960-an melalui kolaborasi antara J.I. Case, sebuah produsen traktor dan mesin konstruksi, dengan IBM.

Tujuan utama MRP adalah untuk mengelola persediaan bahan baku dan memastikan bahwa material yang diperlukan untuk proses produksi tersedia pada waktu yang tepat, dalam jumlah yang tepat. Ini penting untuk menghindari kelebihan stok atau kekurangan bahan baku yang bisa menghambat produksi. Kemudian, MRP berkembang menjadi MRP II, yang tidak hanya mengelola material tetapi juga sumber daya lainnya seperti tenaga kerja dan mesin. Pada akhirnya, sistem ini terus berevolusi menjadi ERP, yang mengintegrasikan seluruh fungsi bisnis, termasuk keuangan, sumber daya manusia, logistik, dan lain-lain ke dalam satu sistem terpadu. ERP menjadi solusi yang lebih komprehensif bagi perusahaan-perusahaan untuk mengelola berbagai aspek operasional secara efisien.

MRP bekerja berdasarkan tiga input utama:

  • Jadwal produksi utama (Master Production Schedule, MPS), yang mengidentifikasi produk akhir yang akan diproduksi.
  • BOM (Bill of Materials), yang merupakan daftar rinci bahan baku dan komponen yang diperlukan untuk membuat produk akhir.
  • Catatan inventaris, yang menyimpan informasi tentang persediaan yang ada dan status pemesanan bahan.

            Melalui algoritma yang kompleks, MRP menghitung kapan dan berapa banyak material yang harus dipesan atau diproduksi, serta memetakan jalur produksi berdasarkan kebutuhan yang ada. Keberhasilan penerapan MRP dalam pengelolaan material pada akhirnya mendorong perkembangan sistem yang lebih maju, yaitu MRP II.

            MRP II adalah versi lanjutan dari MRP yang tidak hanya mengelola material, tetapi juga mencakup pengelolaan sumber daya lainnya, seperti tenaga kerja, mesin, dan peralatan produksi. Dengan MRP II, perusahaan bisa merencanakan dan menjadwalkan seluruh sumber daya yang terlibat dalam proses produksi, sehingga sistem ini menawarkan kemampuan perencanaan yang lebih komprehensif. Selain itu, MRP II juga memperhitungkan aspek keuangan dalam perencanaan produksi, dengan mengintegrasikan informasi tentang biaya produksi dan sumber daya ke dalam sistem perencanaan. Ini membantu perusahaan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya dan mengendalikan biaya dengan lebih efektif.

Penerapan Basis Data Dalam Sistem Manufacturing

Sistem basis data memainkan peran penting dalam industri manufaktur modern. Basis data digunakan untuk menyimpan, mengelola, dan memproses informasi penting yang berhubungan dengan berbagai tahap proses produksi, dari perencanaan, pengadaan bahan baku, pengelolaan inventaris, hingga pengiriman produk akhir (Ardiyansyah, R., 2022). Berikut adalah beberapa aspek penerapan basis data dalam sistem manufaktur:

  • Pengelolaan Inventaris

Basis data memungkinkan perusahaan untuk memantau persediaan secara real-time. Sistem basis data menyimpan informasi tentang jumlah bahan baku, barang setengah jadi, dan produk jadi, sehingga meminimalkan risiko kelebihan atau kekurangan stok. Dengan basis data yang terintegrasi, perusahaan dapat memprediksi kebutuhan inventaris berdasarkan tren produksi dan permintaan pelanggan.

  • Integrasi Proses Produksi

Dalam sistem manufaktur yang kompleks, berbagai mesin dan unit produksi dapat diintegrasikan melalui basis data. Hal ini memastikan bahwa setiap proses berjalan secara sinkron, memungkinkan aliran informasi yang lancar antara berbagai tahapan produksi. Sistem ini membantu mengurangi kesalahan manusia dan meningkatkan efisiensi operasional dengan memastikan informasi desain, spesifikasi produk, dan jadwal produksi disampaikan secara tepat.

  • Pelacakan Produk dan Kualitas

Basis data memungkinkan pelacakan produk di sepanjang rantai produksi. Informasi tentang kondisi produk, dari bahan baku hingga produk jadi, dapat direkam dan dilacak melalui sistem basis data. Hal ini memudahkan perusahaan untuk menjaga kontrol kualitas, mendeteksi cacat pada tahap awal, dan melakukan recall produk dengan cepat jika diperlukan.

  • Pengambilan Keputusan Berbasis Data

Sistem basis data memungkinkan pengumpulan dan analisis data yang lebih baik, yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan strategis. Manajer manufaktur dapat menggunakan informasi dari basis data untuk mengidentifikasi pola, memprediksi kebutuhan masa depan, dan merancang strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi biaya.

  • Otomatisasi Produksi

Dalam manufaktur modern, otomatisasi memainkan peran kunci, dan basis data merupakan fondasi dari sistem otomatisasi ini. Sistem ini dapat memantau dan mengontrol operasi mesin, memastikan bahwa setiap tahap produksi dilakukan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.

Beberapa Cara Penerapan Basis Data di Bidang manufacturing

Penerapan basis data di bidang manufacturing melibatkan berbagai langkah dan teknik untuk meningkatkan efisiensi, kontrol, dan kualitas dalam proses produksi. Berikut adalah cara-cara utama penerapan basis data dalam industri manufaktur:

1. Desain dan Implementasi Sistem Basis Data

Langkah-Langkah:

  • Analisis Kebutuhan: Identifikasi kebutuhan spesifik dari proses manufaktur, seperti jenis data yang harus disimpan (inventaris, produksi, kualitas, dll.).
  • Desain Skema Basis Data: Buat model skema basis data yang mencakup tabel, relasi, dan kunci utama yang relevan dengan kebutuhan manufaktur.
  • Implementasi Database Management System (DBMS): Pilih dan implementasikan DBMS yang sesuai, seperti MySQL, Oracle, atau Microsoft SQL Server, untuk menyimpan dan mengelola data.

2. Pengelolaan Inventaris

Langkah-Langkah:

  • Integrasi Data Stok: Gunakan basis data untuk memantau stok bahan baku, barang setengah jadi, dan produk jadi secara real-time.
  • Pemantauan dan Peramalan: Implementasikan sistem untuk memantau tingkat persediaan dan menggunakan data historis untuk memprediksi kebutuhan di masa depan.

3. Perencanaan dan Penjadwalan Produksi

Langkah-Langkah:

  • Data Kapasitas dan Jadwal: Simpan informasi tentang kapasitas mesin dan jadwal produksi dalam basis data.
  • Optimasi Penjadwalan: Gunakan data untuk mengoptimalkan jadwal produksi, memastikan efisiensi sumber daya dan memenuhi tenggat waktu.

4. Pengendalian Kualitas

Langkah-Langkah:

  • Pencatatan Kualitas: Rekam data hasil uji dan inspeksi kualitas dalam basis data.
  • Analisis Data: Gunakan data untuk menganalisis tren kualitas, mendeteksi cacat, dan mengambil tindakan perbaikan.

5. Manajemen Rantai Pasokan

Langkah-Langkah:

  • Integrasi Pemasok dan Distributor: Simpan informasi tentang pemasok, distributor, dan status pengiriman dalam basis data.
  • Pelacakan dan Koordinasi: Gunakan data untuk melacak pengiriman, memantau status pesanan, dan mengelola hubungan rantai pasokan.

Kesimpulan

Penerapan basis data dalam bidang manufaktur memberikan dampak yang signifikan terhadap efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan. Basis data, sebagai alat untuk mengelola dan memproses informasi, memainkan peran penting dalam berbagai aspek produksi, mulai dari perencanaan dan pengadaan bahan baku hingga pengelolaan inventaris dan pengiriman produk akhir.

Sistem basis data seperti MRP, MRP II, dan ERP telah berkembang dari pengelolaan material menjadi solusi yang lebih menyeluruh, mengintegrasikan berbagai fungsi bisnis dan sumber daya. Dengan adanya sistem ini, perusahaan dapat memantau persediaan secara real-time, mengoptimalkan proses produksi, dan menjaga kontrol kualitas dengan lebih baik.

Implementasi basis data juga memungkinkan perusahaan untuk mengotomatisasi proses, meningkatkan koordinasi antar unit produksi, dan membuat keputusan berbasis data yang lebih informasional dan strategis. Keberhasilan penerapan basis data dalam manufaktur tidak hanya meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya, tetapi juga mendukung pencapaian kualitas produk yang tinggi dan kepuasan pelanggan.

Secara keseluruhan, penerapan basis data dalam industri manufaktur merupakan langkah kunci untuk menghadapi tantangan modern dan memastikan keberhasilan dalam lingkungan bisnis yang kompetitif. Melalui penggunaan sistem basis data yang tepat, perusahaan manufaktur dapat meraih keuntungan kompetitif dan mencapai tujuan operasional yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun