Di dalam budaya Nias Selatan, pendidikan tidak hanya disampaikan melalui lembaga formal, tetapi juga melalui tradisi, seni, dan tarian. Tari Baluse merupakan media yang efektif dalam mentransmisikan nilai-nilai sosial dan kearifan lokal.Â
Tarian ini mengajarkan kepada masyarakat, khususnya generasi muda, tentang pentingnya persatuan, kebersamaan, dan penghormatan terhadap tradisi. Gerakan-gerakan dalam Tari Baluse menggambarkan prinsip-prinsip hidup yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Nias, seperti keberanian, kehormatan, dan rasa tanggung jawab terhadap sesama.
Lebih dari itu, Tari Baluse berfungsi sebagai sarana untuk mengajarkan nilai pendidikan moral yang terkait dengan integritas pribadi dan masyarakat. Melalui partisipasi dalam tarian ini, individu belajar tentang disiplin, kerja keras, dan ketekunan dalam mempertahankan tradisi.Â
Hal ini menjadikan Tari Baluse sebagai alat untuk memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai pendidikan non-formal yang sangat penting dalam membentuk karakter masyarakat Nias Selatan, terutama dalam konteks mempertahankan identitas budaya mereka di tengah arus globalisasi yang semakin kuat.
2. Tari Baluse sebagai Bentuk Perlawanan terhadap Kekuasaan
Tari Baluse bukan sekadar simbol budaya, tetapi juga menjadi alat perlawanan terhadap kekuasaan yang dapat menindas atau mengubah tatanan sosial dan budaya masyarakat Nias. Dalam sejarahnya, masyarakat Nias seringkali berhadapan dengan berbagai bentuk kekuasaan eksternal, baik dari kolonialisme, penjajahan, hingga upaya-upaya modernisasi yang dapat mengancam kelestarian nilai-nilai tradisional.Â
Tari Baluse, dengan gerakan-gerakan yang kuat dan penuh makna, mencerminkan semangat perlawanan terhadap upaya-upaya yang berusaha menghapus atau menggantikan kearifan lokal tersebut. Secara simbolis, gerakan Tari Baluse yang berirama cepat dan energik dapat dimaknai sebagai bentuk keteguhan dan keberanian dalam menghadapi kekuasaan yang menindas.Â
Tarian ini menunjukkan bahwa meskipun dalam situasi yang sulit, masyarakat Nias Selatan tetap teguh pada tradisi dan nilai-nilai yang diwariskan oleh leluhur mereka. Dalam hal ini, Tari Baluse menjadi simbol bahwa kearifan lokal, sebagai bagian dari identitas budaya, harus dipertahankan dan diperjuangkan melawan segala bentuk kekuasaan yang mencoba untuk merusaknya.
3. Tari Baluse sebagai Identitas Kultural dan Resitensi terhadap Globalisasi
Selain sebagai bentuk perlawanan terhadap kekuasaan, Tari Baluse juga berfungsi sebagai benteng bagi identitas budaya Nias Selatan di tengah derasnya arus globalisasi. Di era modern ini, budaya lokal sering kali terpinggirkan oleh budaya global yang lebih dominan. Namun, Tari Baluse tetap mempertahankan relevansinya dengan menjadi simbol dari ketahanan budaya yang tidak bisa begitu saja diubah atau dilupakan.Â