Mohon tunggu...
Riyadi Agus S.Sos M.M
Riyadi Agus S.Sos M.M Mohon Tunggu... -

Dosen, Peneliti dan Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penyebab Gempa Bumi : Budaya Riba

19 Desember 2017   19:19 Diperbarui: 19 Desember 2017   19:39 2568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengaku Islam pakai peci, pakai jilbab tapi suka memakan hal orang lain. Merugikan orang lain.

Mengaku Islam tapi tidak pernah peduli sama Fakir Miskin

Mengaku Islam tapi sering menyinggung hal pribadi orang lain. Mengejek orang yang belum nikah, atau yang belum punya keturunan Padahal nikah atau punya keturunan itu ketetapan dari Allah. Mengejeknya sama dengan mengejek Allah

DAN

Yang cukup parah adalah :

Mengaku Islam tapi masih suka RIBA. Nah ini lumayan serius. Karena RIBA dosanya sangat besar di sisi Allah dan jadi syarat turunnya azab dari Allah

Bahkan ada sebuah hadist :

Jika ZINA dan RIBA sudah menyebar di suatu kampung, maka sesungguhnya mereka telah menghalalkan AZAB Allah atas diri mereka sendiri". (HR al-Hakim, al-Baihaqi dan ath-Thabrani).

Hadist yang bunyinya jelas, terang dan tegas. Tapi dalam kenyataanya banyak dari kita orang Islam yang menganggap remeh soal RIBA. Ia dipandang sebagai hal biasa dan menjadi gaya hidup masyarakat. Bagi kita sepele tapi di sisi Allah adalah dosa yang BESAR.

Ingatkah kita kenapa Adam sampai diusir dari surga dan dipisahkan dengan Siti Hawa sampai ratusan tahun?

Gara-garanya adalah "makan buah khuldi". Lho kok Kenapa Allah sampai segitunya mengusir Adam cuman sepele karena makan buah saja? Bukankah Allah itu maha pencipta, khan bisa dengan mudah menciptakan lagi buahnya? Ribet amat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun