Mohon tunggu...
Saiful Anas
Saiful Anas Mohon Tunggu... -

Memang sebaiknya banyak membaca dan menulis supaya fikiran tidak buntu

Selanjutnya

Tutup

Politik

Adnan Buyung Nasution : "Marzuki Alie Itu Lancang!"

31 Juli 2011   01:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:13 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Marzuki Alie memang tidak kapok-kapoknya memproduksi pernyataan-pernyataan yang membuat banyak orang menjadi geram! Ingat pernyataannya tentang Tsunami mentawai ”Kalau takut ombak jangan tinggal dipinggir pantai.” Pernyataan seperti ini dianggap sangat tidak beretika ditengah kesengsaraan rakayat yang sedang menderita akibat Tsunami.

Mungkinkesal karena banyaknya orang atau masyarakat yang mengritik pembangunan gedung baru DPR, Marzuki berkomentar; “hanya orang pintar yang bisa diajak bicara soal pembangunan gedung DPR, rakyat kebanyakan kalau sudah terpenuhi kebutuhannya mereka akan diam. Pernyataan ini juga menuai kecaman dari berbagai pihak.”

Tapi yang mendapat tanggapan yang paling sengit adalah pernyataan yang terakhir. Kata Marzuki, “Kalau tidak bisa mencari orang kredibel bubarkan saja KPK.” Pernyataan ini kontan mengundang reaksi keras dari berbagai pihak. Prof JE Sahetapi dalam suatu wawancara di Metro TV mengatakan; “Ini pernyataan yang bernilai sampah!” Sementara pernyataan Marzukiagar para koruptor yang sudah kabur keluar negeri dimaafkan, dan hasil korupsinya diserahkan kepada negara berikut bunganya, disambut oleh Sahetapy dengan menyatakan; “ini adalah pernyataan orang yang baru keluar dari rumah sakit jiwa.”

Adnan Buyung Nasutionpun memberikan reaksi yang tidak kalah kerasanya.Kata Buyung; “Marzuki sangat lancang.” Sementara Hifdzil Halim dari UGM kepada Detik menyatakan “itu ide bodoh!”

Marzuki Alisebelum masuk dunia politik dikenal sebagai Direktur Komersial sebuah perusahaan BUMN di Sumsel. Pernah diperiksa Kejaksaan Agung dalam kasus korupsi sebesar enam ratus milyar di perusahaan tersebut, tapi kemudian perkaranya di SP3kan.

Entah bagaimana ceritanya Marzuki lalu nongol sebagai pimpinan partai demokrat, kemudian dalam pemilu legislatif dia terpilih sebagai anggota DPR, puncak kariernya di bidang politik adalah ketika diangkat sebagai Ketua DPR. Sebagai Ketua DPR Marzukipun sering menuai kontroversi.

Mungkin pernyataan Marzuki tentang bubarkan KPK akibat dari persoalan-persoalan yang sedang dialami oleh Partai Demokrat karena nyanyian dari seorang kader yang mbalelo bernama Nazaruddin. Pernyataan-pernyataan Nazaruddin betul-betul telah menelanjangi partai demokrat yang boleh jadi membuat para pemimpinya seperti kehilangan akal. Maka saat orang sedang mengalami situasi seperti itu, salah seorang kader terbaik mereka bernama Marzuki Alie menjadi kehilangan kontrol sehingga mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang menurut Prof. JE Sahetapy bernilai sampah!

Dalam salah satu wawancaranya dengan Metro TV Marzuki juga meminta agar pimpinan KPK yang nama-namanya disebut Nazaruddin di non aktifkan. Pernyataan ini benar-benar asal “nyeplak” sebab Nazaruddin tidak hanya menyebut nama pimpinan KPK melainkan juga nama-nama petinggi partai Demokrat. Maka kalau Marzuki konsisten, dia harus melihat kedalam partainya terlebih dahulu. Mungkin akan lain ceritanya kalau himbauan non aktif itu pertama-tama ditujukan kepada para kader Partai Demokrat sendiri yang nama-namanya juga telah disebutkan oleh Nazaruddin.

Para Koruptor di maafkan?

Marzuki mungkin mengira bahwa koruptor itu hanya orang-orang yang sudah melarikan diri ke Singapura dengan membawa semua hasil jarahannya, padahal,koruptor ada diberbagai instansi dan “ndilalahnya” instansi Marzuki termasuk instansi terkorup di Indonesia. Mungkin hanya di Indonesia atau bahkan di dunia, orang yang “berbondong-bondong” masuk penjara berasal dari satu instansi, yaitu instansi Marzuki.

Memaafkan koruptor kan tidak berarti hanya memaafkan koruptor yang lari ke luar negeri saja tapi tentu juga harus memafkan koruptor-koruptor lainnya, termasuk yang sedang di adili dan yang bakal diadili yang mungkin saja berasal dari partainya. Ini betul-betul tidak sesuai dengan semangat pemberantasan korupsi yang juga menjadi jargonnya partai Marzuki Alie.

Bahasa lisan Marzuki Alie ini memang sangat buruk dan nilainya seperti merendahkan dirinya sendiri karena dianggap tidak berkualitas, tapi bahasa tulisan Marzuki cukup bagus, santun dan tertata rapi, mencerminkan kualitas orangnya. Jadi kalau Marzuki ingin melemparkan suatu gagasan, jangan melalui bahasa lisan sebab kacau! Ungkapkanlah dengan tulisan, Melaluitulisan semua gagasan bisa disampaikan dengan jernih. Boleh melalui Kompasiana, boleh juga melalui Kompas. Melalui media manapun kalau gagasan kita bagus pasti dibaca dan dicari orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun