mengenai sudut mata yang mengembara pada laut
duduk di sepotong kayu yang telah mati merengas terbakar
di bibir kolam berair payau, hitam berminyak
di antara ruas mencoba ingin tergulung ombak yang berkelana
ada ikan yang menggelepar kesakitan
bersama kepiting yang telah membawa tongkat
di sebelahku kerang terhenyak pada hisapan terakhir nafas hidupnya, mati
belum ada rasa sayang di setiap hati
berlalu lalang para robot untuk mengais rezeki
aku menyaksikan setiap waktu, bulan tak tak terlihat sedang panasnya teramat menyengat
ada rasa hina yang tersimpan pada hidup
rasa gemetar pada cinta
tidak tersimpan rasa bahagia
terhenyak sesaat, aku bertindak untuk pergi
dari kegalauan laut itu
tepi laut marunda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H